Bab 1

9.1K 406 11
                                    

Freen berjalan pelan sambil menunduk berusaha menyembunyikan wajahnya karena didepan sana banyak sekali anak anak yang bergerombol.

"Hei bukankah itu si culun?"

Deg.

Langkah kaki Freen terhenti ketika nama pemberian yang disematkan kepadanya mulai terdengar.
Satu..

Dua...

Tiga
Langkah kebelakang Freen lakukan secara perlahan, rasa takut kini menguasai dirinya.

"Mau kemana culun?" Seorang wanita menggenggam tangan Freen agar dia tidak menjauh. "Mau kemana si? Ko buru buru? Sini main main dulu sama kita" Freen semakin menundukkan pandangannya tangannya sudah gemetar. Dengan sekali dorong kini Freen terjatuh kacamatanya lepas entah kemana.

Kreek..

Freen melotot ketika tau kacamata yang baru saja dia beli kini diinjak oleh salah satu dari mereka.

"Kacamataku.."

"Kenapa? Ga suka lo?" Wanita yang menginjak katamatanya itu berjongkok dengan wajah menantang.

Freen tidak berkutik karena dia tau , dia akan kembali babak belur hari ini.

"Angkat dia, berhubung gue lagi kesel banget gara gara si botak yang tadi hukum gue. Gue bakal lampiasin kedia"

Bug

Bug

Bug

Freen terkulai lemas dilantai kampusnya sendiri, pandangannya kabur lalu samar samar dia juga mendengar suara tertawa yang menyebalkan. Hingga tak lama semuanya pun gelap.
.
.
.
.
.

Freen membuka matanya perlahan sakit ditubuhnya kian terasa sekarang, udara dingin menusuk sampai tulang membuat Freen menggigil. Dia melihat sekeliling dan tidak menemukan siapa-siapa selain dirinya.

Dengan lemah dan menggunakan kekuatan yang tersisa Freen mencoba bangkit lalu mengambil kacamatanya.

"Padahal baru saja aku membelinya" Ratap Freen masih mencoba tersenyum. Dia memegangi perutnya yang sakit akibat pukulan cewe yang selalu membullynya.

"Sial, kenapa aku lemah begini?! Aku benci diriku sendiri!"

Akhirnya dengan susah payah Freen kembali ke kosan nya. Kosan yang menurut Freen tempat teraman untuknya saat ini.

"Yaampun Freen!" Seseorang menghampiri Freen yang hampir saja terjatuh karena sudah tidak kuat lagi menahan rasa sakitnya.

"Irin.." Lirih Freen memanggil nama temannya.

"Udah lo gausah banyak ngomong, gue bantu lo ke kamar yaa"

Irin menidurkan Freen perlahan. Diamati wajah Freen yang babak belur.
"Luka kemarin aja belum sembuh, sekarang nambah luka baru" Omel Irin tapi sambil membersihkan luka baru yang berada diwajah Freen.

"Lo kenapa ga ngelawan aja sih Freen? Jangan diem aja, atau lama lama gue laporin si Jim ke kepala kampus biar dia sekalian di keluarin!"

Freen terkekeh geli dengan omelan Irin
"Gue gapapa, biarin aja si Jim belajar disitu, kasian dia"

Irin dengan sengaja menekan luka diwajah Freen

"Aww"

"Mana yang bilang gapapa?! Sakit kan lo? Apa lo ga cape tiap pulang ngampus babak belur mulu?"

Freen tersenyum lebar "makasih udah mau ngobatin gue disaat gue kaya gini"

Irin terdiam tidak percaya, dia tidak habis pikir bagaimana Freen masih bisa tersenyum disaat wajahnya memar seperti ini? Dengan telaten Irin mengobati satu persatu luka diwajah cantik Freen.

Dear B  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang