"Kamu gapapa sayang?" Tanya Freen begitu melihat Becky sedikit lebih tenang. Becky mengangguk.
"Aku tidur disini boleh?"
Dengan senang hati Freen mengangguk mengiyakan, "boleh dong, aku mau ganti baju sekalian mandi dulu yaa.. Kamu kalo udah ngantuk tidur aja" Freen mencubit ujung hidung Becky gemas.
Melihat Freen sudah keluar kamar, Becky memilih untuk membaringkan tubuhnya, pikirannya melayang kesana kemari memikirkan hal hal yang belum terjadi. Dia, hanya takut.
Ancamannya terasa begitu menakutkan, terlebih orang itu mengetahui nomor pribadi Becky, dia juga tahu bahwa Freen adalah orang yang penting untuknya.
'Yang mereka incar, aku atau Freen?'
Dia mengingat bahwa selama dia hidup, dia tidak pernah berurusan dengan orang lain sampai menimbulkan rasa dendam atau iri. Becky sangat menghindari hal itu.
'Apa sebenarnya yang dia incar adalah Freen? Apa ini ada hubungannya dengan masalalunya?'
Becky menutup matanya sambil berpikir langkah apa yang akan dia ambil, apa dia harus menceritakan semuanya kepada Freen atau justru dia harus menyelesaikannya sendiri?
Tak sadar Freen sudah selesai sekarang, dia masuk dan melihat Becky sudah menutup matanya dengan nafas yang teratur. Freen tersenyum tulus, orang yang sangat berharga baginya kini berada dihadapannya.
Freen ingat saat masih berada dirumah ibunya sebelum mereka resmi berpacaran.
Saat itu mereka canggung untuk tidur bersebelahan, bahkan Freen melihat telinga Becky sangat merah membuat Freen malah semakin tidak enak jika harus sekasur dengan Becky."Aku akan tidur disofa atau dibawah juga gapapa, aku ada kasur kecil"
Becky mengangguk setuju walau sebenarnya tidak enak karena Freenlah tuan rumah, akhirnya Freen menggelar kasur dan mematikan lampu kamarnya.
Dia menutup matanya dan mulai menuju alam mimpi sampai dimana dimerasakan sebuah pergerakan dengan sengaja Freen terus menutup matanya.
"Aku ga enak biarin kamu tidur dibawah, aku temenin yaa" Becky berbisik ketika memastikan Freen sudah terlelap.
Deg..deg..deg..
Jantung Freen bereaksi ketika mendengar bisikan Becky yang lembut, membuatnya seakan lupa bahwa Becky adalah anak bosnya yang kebetulan ikut berlibur karena ibunya yang menyuruh.
Lamunannya pecah ketika merasakan tangan Becky menganggamnya erat.
"Mikirin apa?" Tanya Becky
Freen menggeleng, memposisikan dirinya dihadapan Becky. Freen menepuk lengan atasnya pelan mengisyaratkan agar Becky tidur diatas lengannya.
Dengan senyum mengembang Becky menuruti apa kemauan Freen, ini memang yang ia butuhkan, sebuah tindakan kecil yang selalu membuatnya damai.
Freen mengusap rambut Becky pelan "goodnight, berjanjilah satu hal apapun yang terjadi kita akan terus bersama"
Becky mengeratkan pelukannya,
"Iya"~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Becky berada dikampus sekarang, ia pergi sendirian. Walau ada sedikit rasa khawatir dalam dirinya tapi ini siang hari , Becky juga melihat banyak sekali orang dikampus. Ia rasa, tidak akan ada yang macam macam kepadanya.
Seiring berjalannya waktu semua keperluannya di kampus sudah selesai, sudah sore sekarang dan anak anak kampus masih juga ramai.
Becky berjalan santai mencoba untuk tidak memikirkan kejadian kemarin, dia juga sudah mengganti nomornya agar tidak ada lagi orang iseng yang menelpon dirinya.
Hanya dia, Freen dan keluarganya yang tau nomor barunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear B (End)
Hayran KurguAku tidak tahu bagaimana jadinya jika kita tidak bertemu, terimakasih sudah memberi warna dihidupku dan aku ingin memiliki kamu dalam hidupku selamanya. -Freen-