Bab 20

2.4K 235 14
                                    

Malam itu begitu hening, Becky melotot tidak percaya atas apa yang dia denger dari Freen kekasihnya ini.

"Aku pernah tidak sengaja membunuh seseorang"

Freen menarik nafasnya dalam ada sebagian rasa sakit yang masih ia rasakan hingga saat ini.

"Ini akan jadi cerita yang panjang apa kamu siap ngedengerinnya?"

Becky mengangguk, ia sangat siap sekarang. Dia juga memastikan pintu kamarnya tertutup agar tidak ada yang mendengar percakapan mereka berdua

Freen POV

Aku membenarkan cara dudukku. Aku menatap Becky lama takut jika aku mulai menceritakan masa laluku, dia akan menjauh dariku.

"Setelah selesai mendengar ini, apa kamu tidak akan menjauh dariku?"

Tanpa berbicara Becky menarik tengkukku, menyatukan bibir kami sekilas. "Tidak mungkin aku meninggalkanmu begitu saja"

Aku tersenyum lega. Baiklah aku siap untuk menceritakan masa laluku.

"Cerita ini berawal sedari aku masih kecil, ayahku adalah seorang pengusaha terkenal yang sukses dan kaya raya membuat nama dia terkenal dimana mana. Dan kamu tau kan jika ada kesuksesan disitu maka banyak juga yang tidak suka.

Begitu juga dengan ayah, banyak sekali yang tidak suka atas pencapaian ayah, ayah beberapa kali menerima teror. Hingga suatu malam pernah ada seseorang yang masuk ke dalam rumah dan menyeret ayah keluar, saat itu aku baru selesai dari kamar mandi dan melihat seseorang menodongkan pistol pada ayahku.

Teriakan dari adik kecil dan ibuku begitu membekas dalam ingatanku, aku berlari ke arah teras untuk menghalangi ayah yang akan terkena peluru , akhirnya bahukulah yang terkena.

Darah bercucuran dari tanganku dan orang itu lari begitu saja. Aku dibawa ibuku ke rumah sakit.

Kamu ingat kan saat di festival bagaimana paniknya aku saat lampu mati?"

Ku lihat Becky mengangguk

"karena ingatanku tentang itu muncul kembali. Teriakan ibu, teriak adik adik kecil di festival begitu membuatku ketakutan.

Waktu berlalu dan aku sudah beranjak remaja, aku terkena kasus bullying selama 3 tahun di SMP dan itu karena ayah yang makin sukses atas pekerjaannya.

Saat SMP kelas 3 aku bertemu Heng, dia satu satunya teman yang tidak pernah menatap jijik atau aneh kepadaku. Padahal dulu aku selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk lingkunganku sendiri. Tapi rasa sirik mereka akhirnya membutakan mereka juga.

Hingga kasus bullying terdengar ke telinga ayahku, ayahku marah karena aku bilang tidak bisa membalas mereka semua. Terlebih aku juga tidak terlalu bisa dalam bela diri. Setelah lulus SMP ayah mendirikan tempat boxing. Entah untuk apa yang pasti dia memberikan alamat tempat boxingnya itu kepadaku.

Saat itu aku mengajak Heng karena sebenernya aku takut jika harus bepergian sendiri terlebih saat itu aku sedang lemah, aku takut ada yang membunuhku ditengah jalan.

Kemudian ayah menelponku ketika aku sampai di tempat boxing " Kamu belajar boxing sampai bisa, ayah tidak bisa melihat kamu terus menerus terluka gara gara anak dari saingan ayah"

Aku senang saat itu dan giat mengasah keterampilanku, karena ayah juga yang memintaku. Seiring berjalannya waktu kemampuanku meningkat, aku sudah bisa beberapa teknik. menghindar, membalas serangan , bertahan. Semuanya perlahan aku kuasai.

Ibuku melihat perubahan dari tubuhku yang dulu terlihat kurus kini berangsur berisi karena aku juga harus menjaga berat badan dan makanan apa yang harus aku makan.

Dear B  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang