Becky membuka matanya perlahan, rasa sakit ia rasakan di sekitar tungkuknya. Dia melihat dirinya sendiri terikat disebuah kursi kayu, tangannya sakit tanda dia sudah diikat cukup lama. Ia tidak tahu sudah berapa lama dia pingsan.
"Ah sudah bangun?"
Becky melihat ke sekeliling mencari sumber suara, akhirnya matanya menangkap siluet seseorang mendekat ke arahnya, hingga wajah itu tersinari lampu yang hidup diatas Becky.
"Al?!"
"Masih mengenaliku ternyata? Bukankah semesta sangat baik membawakanmu untukku?"
Alphonse membawa kursi yang tak jauh darinya untuk duduk didepan Becky, dia memandang wajah Becky dengan muak. Sampai ia sengaja meludahi Becky.
"AL!!" Teriak Becky kaget.
AHAHAHAHAHA
Tawa laki laki itu menggema ke seluruh ruangan kosong ini, Becky tidak menyangka bahwa mantannya ini tega melakukan semua ini padanya.
"Apa? Marah ya? Ga inget kamu juga dulu ninggalin aku gitu aja? Setelah kamu kenal si Noe itu. Terus kamu jadi lesbian"
Becky menatap Al marah, "gue ninggalin lo karena lo dulu pemabuk, apa lo gatau gimana tersiksanya gue , tiap lo beres mabuk?"
"Hahahaha alasan, padahal gue ngelakuin semuanya buat lo, tapi lo malah ninggalin gue gitu aja. Gue bertahun tahun ngikutin lo, liat perkembangan lo. Sampai waktunya gue bisa bikin lo kaya gini. Seru sii"
Becky tersenyum tipis "lo ga perlu repot repot bikin tangan lo kotor, gue yakin Freen pacar gue bakal nyelamatin ke sini. Dan lo bakal dihajar habis habisan oleh dia."
Al memandang remeh Becky. Dia kembali tertawa dengan keras. Dia pun menghampiri Becky dan berbicara tepat didepan wajahnya
"Lo ga tau aja, Freen pacar lo yang sok ganteng itu lagi ngapain, lo yakin dia bakal nyelamatin lo? Gue si ga yakin"
Al menjauh dari Becky
"MAKSUD LO APAAN?! LO NGAPAIN FREEN?!" Teriak Becky.
"Calm down , bitch! Gue ga ngapa ngapain dia. Tapi ayahnya sendiri yang bakal ngelenyapin dia" Jawab Al tenang.
Becky masih belum mengerti keadaan apa yang dia hadapi, apa hubungannya dengan ayah Freen? Kenapa dia harus ada urusan dengan ayah Freen?
"Lo bingung ya? Sini gue ceritain semuanya, tapi sebelum itu..."
Plak
Al menampar Becky keras hingga darah mengucur di ujung bibirnya, Becky meringis merasakan pipinya yang terasa terbakar.
"Ohh seru juga nampar cewe lemah kaya lo hahahaha, jadi gini, biar gue ceritain semuanya, biar lo paham"
Al kembali duduk dihadapan Becky dan mulai menyalakan rokok yang asapnya sengaja diarahkan kepada Becky.
Becky terbatuk batuk, dia merasakan matanya perih dan hidungpun perih.
"Kita mulai dari lo yang ninggalin gue, lo tau? Gue waktu itu terpuruk banget, gue gatau harus ngelakuin apa, gue hancur ngeliat lo ninggalin gue gara gara seorang cewe, apa dia lebih baik dari gue? Nyatanya engga kan?"
Al menghisap kembali rokoknya. Menghembuskan asapnya ke atas sambil mendongkakkan kepalanya.
"Gue semakin sering mabuk mabukan, hidup gue berantakan, gue bener bener berada diposisi terendah saat itu. Karena gue beneran sayang sama lo. Kalo lo mau tau gue juga dah nyiapin cincin biar kita bisa tunangan. Gue mau hidup sama lo selamanya."
Al memandang ke arah Becky dengan tatapan yang tidak bisa Becky artikan, yang jelas perasaan bersalah mulai menjalar dalam hati Becky. Tidak seharusnya dia meninggalkan Al begitu saja, harusnya dia mengucapkan sepatah kata untuk perpisahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear B (End)
FanfictionAku tidak tahu bagaimana jadinya jika kita tidak bertemu, terimakasih sudah memberi warna dihidupku dan aku ingin memiliki kamu dalam hidupku selamanya. -Freen-