Freen menikmati makan malamnya saat ini walau hanya mie instan dengan sepiring nasi, itu sudah cukup membuat hati Freen senang.
Dengan ditemani TV usang pemberian seorang tukang rongsok Freen menonton sinetron kesayangan Indonesia."Jam berapa si sekarang?"
Freen mengambil ponselnya "setengah 8 , apa ga ada film kartun gitu? Bosen nontonin sinetron mulu!"
Sambil mengunyah tangannya dengan lincah menggunta ganti chanel sampai bertemu dengan program yang sedikit berbobot.
Brak!
Freen kaget dengan suara pintu kosannya yang dibuka dengan sangat keras.
"Lo ngapain si? Gausah ngagetin, gue lagi makan""Freennn..."
Irin merengek sambil menutup pintu kamar dengan pelan. "Gue banyak tugass bantuin dong, otak lo kan encerr , otak gue dah beku nih"
"Kapan deadlinenya?"
"Lusa" Jawab Irin cepat.
"Besok kita kerja kan? Bawa Tugasnya sepulang dari itu kita kerjain sampe selesai" Ucap Freen sambil memasukan sesendok nasi ke dalam mulutnya.
"Yeayyy" Irin nampak senang sekarang.
"Dah ah gue ke kamar gue dulu yee. Bye~"
Freen menatap sekilas kepergian Irin,
Cup
Freen melotot ketika sadar Irin mencium pipinya. "Issh lo ngapain" Freen mengusap bekas kecupan Irin dipipinya.
"Hadiah dari gue buat lo, kapan lagi coba lo bisa ngerasain bibir gue yang lembab ini"
"Ga tertarik" Jawab Freen pelan.
"Gue denger lo ngomong apa" Irin menatap datar ke arah Freen.
"Udah sana lo ganggu gue makan"
Akhirnya Irin berlalu ke kamarnya meninggalkan Freen yang asyik dengan makan malamnya seperti tidak terjadi apa-apa.
.
.
.
.
Seperti janji Freen kemarin kini mereka sedang mengerjakan tugas Irin bersama, dengan rasa lelah yang ada Freen tetap sabar menghadapi Irin yang lambat menangkap maksud Freen.Jam diponsel Freen menunjukan jam 11 tapi tugas Irin masih belum selesai dan hanya 2 soal lagi.
"2 soal lagi, tanggung yaa kita beresin disini aja" Irin mengangguk menyetujui perkataan Freen
Tak..tak..tak
Suara langkah kaki mengagetkan keduanya, Irin dengan cepat bersembunyi wajahnya dipunggung Freen.
Sedangkan Freen bersiap mengambil sapu jaga jaga yang masuk adalah maling.
Tak..tak..takk.takk
Suara langkahnya terdengar semakin dekat dengan tempat mereka, Freen mengenggam gagang sapu dengan erat.
"Masih ada orang?"
Kini seseorang berdiri didepan Freen dan Irin seorang perempuan blasteran dengan hidung mancung menggunakan dress dan high heels.
"Haaaaaah" Freen dan Irin menghembuskan nafasnya lega, ternyata itu anak dari bosnya.
"Mbak Nita ngagetin aja" Ucap Irin ketika menyadari bahwa bukan orang jahat yang sedang berada didepan mereka.
"Kalian ngapain masih disini?" Tanya Nita melihat Freen dan Irin secara bergantian
"Irin ada tugas jadi saya bantu dia dulu, kosan ga ada wifi jadi..."
"Sttt...." Irin membekam mulut Freen yang keceplosan.
Nita menggelengkan kepalanya.
"Tidak apa apa kalian sudah berusaha keras sehingga kafe ini bisa seramai ini. Bisakah saya bergabung? Dan tolong buatkan saya minuman. Saya sedang tidak ingin pulang sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear B (End)
FanfictionAku tidak tahu bagaimana jadinya jika kita tidak bertemu, terimakasih sudah memberi warna dihidupku dan aku ingin memiliki kamu dalam hidupku selamanya. -Freen-