Freen sudah keluar rumah sakit sekarang, dia juga kini sudah mulai bekerja seperti biasa dan kuliah seperti biasa juga.
"Rin, lo tadi liat Becky dah dateng belum?" Tanya Freen pada Irin yang sedang mempersiapkan diri untuk melayani pembeli yang mulai berdatangan.
"Udah tadi gue liat, dah sana lo ganggu, ini udah mulai penuh kafenya" Usir Irin.
Freen tersenyum bodoh lalu meninggalkan Irin begitu saja, dia melangkahkan kaki ke lantai dua ke ruangan Becky sambil membawa sesuatu ditangannya.
Tok..tok..tok
"Masuk"
Freen membuka perlahan pintu dihadapannya terlihat Becky sedang memejamkan matanya.
"Kenapa?" Tanya Freen.
"Oh lo Freen? Ada apa?" Becky duduk dengan tegak tanpa menjawab pertanyaan Freen.
"Mmm.. Ini gue bawain boba buat lo, sama kue asin" Freen menyimpan kresek yang sedari tadi dia bawa.
Becky terus menatap kresek didepannya dengan bingung pasalnya tidak sekali Freen melakukan ini. Ini sudah ketiga kakinya dan memang makanannya selalu beda setiap hari.
"Lo sering banget ngasih gue kek ginian, ini udah hari ketiga" Tanya Becky heran.
Freen terkekeh kecil "gapapa dimakan yaa, semangat kerjanya"Setelah mengucapkan itu Freen bergegas keluar ruangan meninggalkan Becky yang masih kebingungan menanggapi perilaku Freen yang berbeda. 'Apa dia suka sama gue?' Becky meminum boba itu dan kembali fokus pada perkembangan kafe dan pekerjaan lainnya.
.
.
.Irin melihat Freen sedang mengantarkan makanan didepannya dengan kacamata menggantung dihidungnya yang imut, rambut panjang yang diikat satu kebelakang memperlihatkan lehernya yang jenjang. Serta gummy smilenya yang membuat semua orang ikut tersenyum begitu mereka melihatnya.
"Freen cakep ya?"
"Iya, gue baru sadar, cakep juga temen gue"
Irin menjawab secara spontan pertanyaan yang diajukan untuknya.
Teman kerjanya yang tadi menggodanya tertawa keras."Udah jangan diliatin aja, lama lama keluar tuh mata lo melototin dia terus"
Irin memukul pelan bahu temannya itu Suci."Apa si cii, dah sana gue ga liatin Freen" Irin kembali sibuk dengan uang uang dikasir yang dia jaga padahal pikirannya sedang menerka nerka apa yang baru saja dia katakan tentang Freen.
'Gue suka sama Freen? Ga mungkin!'
Irin menggeleng sambil tersenyum bisa bisanya dia berpikir bahwa dia menyukai manusia cuek seperti Freen."Heh lo kenapa"
Irin memengangi dadanya sambil melotot "gausah ngagetin ya lo"
Freen tertawa keras lalu meninggalkan Irin begitu saja membuat Irin tanpa sadar ikut tertawa karena mendengar Freen tertawa.'Gue beneran udah gila'
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Drrr...drrr...drrrrr...
Ini sudah malam dan Freen kebingungan siapa yang menelponnya, dia terus melihat ponselnya ketika nama sang ibu tertera disana.
"Ibu..."
Freen meletakan kembali ponselnya berharap sang ibu menghentikan untuk menelponnya tapi nihil, sang ibu terus menelpon sampai Freen tidak ada pilihan lain selain mengangkatnya.
"Halo"
Freen mendengar hembusan nafas ibunya dengan jelas.
"Halo nak.. Kamu apa kabar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear B (End)
FanfictionAku tidak tahu bagaimana jadinya jika kita tidak bertemu, terimakasih sudah memberi warna dihidupku dan aku ingin memiliki kamu dalam hidupku selamanya. -Freen-