Bab 6

3.2K 278 7
                                    

Sebuah senyuman mengembang ketika seseorang datang keruangan mereka, seperti biasa Freen membawa minuman dan makanan untuk Becky tapi karena sekarang ada Nita maka dia pun sekalian membelikan untuknya.

"Waah ada apa nih? Ko tumben banget?" Tanya Nita sumbringah bukan karena ada makanan tapi ada Freen diruangannya.

"Hehe ini mbak ucapan terimakasih karena Becky dah jagain aku di RS kemarin. Dan karena mbak Nita juga mau ngizinin aku buat ga masuk" Freen meletakan kresek didepan mereka berdua.

"Kalo gitu aku permi..."

"Eh tunggu dulu" Potong Nita cepat, Freen dan Becky sama sama menatap Nita menunggu apa yang akan dia katakan.

"Sabtu ini kamu ikut kita ya" Ucap Nita to the point.

Freen bengong lalu menatap Becky seolah mencari jawaban apa yang sebenernya Nita bicarakan.
"Kamu ikut kita ke festival, sabtu kafe tutup aja"

"Hah?" Becky kini mulai bersuara tidak ada pemberitahuan sebelumnya kepadanya bahkan ini terkesan sangat dadakan.

"Aduhh mbak... Masa bertiga, inget kata pepatah orang ketiga adalah setan. Aku boleh ajak Irin?"

Nita nampak berpikir sedangkan Freen melihat Becky yang sedari tadi berdiam diri.

"Baiklah, jam 4 sore kumpul dikafe kita berangkat pake mobilku."

Freen mengangguk setelah mendapat izin boleh membawa Irin bersamanya.
"Kamu bisa nyetir?" Tanya Nita lagi.

Freen kembali mengangguk "bisa"

"Baguslah, memang pacar idaman" Ucap Nita pelan, sangat pelan.

"Gimana?" Freen secara reflek mendekat agar suara Nita terdengar ditelinganya. Melihat itu Becky segera bangkit dan mendorong Freen untuk keluar ruangan sekarang juga.

Freen mengangkat kedua bahu secara bersamaan lalu pergi meninggalkan ruangan bosnya itu.

"Kaka kalo mau deketin Freen kenapa harus bawa aku" Omel Becky begitu Freen sudah tidak terlihat lagi.

"Ya masa berdua, entar grogi, tadi aja dia ngedeketin jantungku ga normal. Mana parfumnya wangi banget."

Becky memutar bola matanya malas, dia tidak akan lagi membahas Freen bersama kakanya. Kakanya sudah tergila-gila oleh Freen.
.
.
.
.
.

"Irin oy"

Freen membuka kamar Irin dengan keras terlihatlah Irin sedang merebahkan dirinya sambil bermain ponsel.

"Apaan?"

"Lo sabtu sibuk ga?" Tanya Freen mendekat dan duduk disamping Irin.

"Engga si keknya, paling kerja doang"

"Nah bagus, lo ikut gue yaa,"

"Kemana?" Tanya Irin menyimpan ponselnya, kini seluruh perhatiannya tertuju pada Freen.

"Gatau gue lupa tapi diajakin mbak Nita jadi kita sabtu libur atau mungkin tutup lebih awal" Jelas Freen

"Gamau gue, ntar gue jadi kambing conge"

"Yee ya engga dong, Becky ikut" Jawab Freen tidak mau kalah.
"Ya ya, ikutt, masa gue bertiga doang. Canggung entar"

Irin terdiam lalu tak lama mengangguk, yaa berhubung ada yang ngajakin kan yaa. Dia juga butuh liburan.

"Gratis kan?" Tanya Irin.

"Gatau , tapi tenang gue bakal teraktir lo" Ucap Freen sambil memukul dadanya pelan.

Irin tersenyum tipis dan berusaha menyembunyikannya.

"Yaudah sana lo, gue mau tidur besok jum'at gue ada kelas pagi" Usir Irin.

Dear B  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang