Becky POV
Hari ini aku sengaja tidak masuk bekerja karena belum siap bertemu Freen. Dia memang mencoba untuk menghubungiku tapi aku tidak mengangkatnya sama sekali.
Aku hanya ingin sendiri.Aku duduk didepan timezone sebuah mall pandanganku menjelajah ke setiap sudut. Ku lihat anak anak sedang tertawa bersama orangtuanya. aku tersenyum, ingatan saat kecil pun terlintas begitu saja.
Aku sama seperti anak yang lain memiliki masa kecil yang indah tapi memang ada beberapa momen yang aku rasa aku harus mengalah dari kakaku itu.
Contohnya seperti saat aku masuk sekolah dasar, ketika kakaku Nita baru masuk sekolah dasar mereka -orangtuaku- mengantarkannya dengan bangga seolah berkata pada dunia bahwa anak kesayangan mereka sudah besar dan tumbuh jadi anak yang anggun.
Sedangkan aku... Saat masuk sekolah dasar mereka beralasan mereka tidak bisa mengantarku. Saat itu aku hanya mengangguk patuh dan ingin menjadi anak yang baik sebab ada kakaku mengantarkanku dan menjadi pusat perhatian disekolah.
Aku berjalan bersamanya tapi seluruh pandangan hanya tertuju padanya. Saat kecil aku selalu berpikir bahwa kakaku ini sudah sangat sempurna dengan otak encer dan wajah yang rupawan aku rasa aku tidak akan bisa menjadi saingan dari kakaku sendiri.
Itu membentuk diriku menjadi lebih tertutup dan merasa seperti orang kecil jika berjalan bersama kakaku.
Kejadian kedua saat aku sedang sakit orangtuaku terkadang tidak memperlakukan aku selayaknya dia memperlakukan kakaku
Aku ingat dengan jelas saat itu orangtuaku sedang perjalanan bisnis keluar kota dan tebak apa yang mereka lakukan ketika aku menelpon mereka memberitahu bahwa kakaku sedang sakit?
Yaa, mereka datang dengan segera lalu tinggal beberapa hari sampai kaka benar benar sembuh.
Saat itu aku tidak merasakan apa apa karena aku juga mengkhawatirkan kakaku, aku senang ketika orangtuaku datang tapi keberadaanku dikamar kaka seperti tidak terlihat sampai aku memutuskan untuk meninggalkan mereka bertiga.
"Aku seperti anak tiri sekarang jika mengingat apa yang terjadi dulu. Ternyata aku dulu sepolos itu" Aku tersenyum miring. Malas memikirkan apa yang terjadi dulu.
Tiba tiba ponselku berdering menandakan Freen kembali menelponku. Sebenarnya aku ingin menanyakan langsung kepada dirinya apa yang terjadi tempo hari tapii... Aku belum berani aku ingin menenangkan diriku terlebih sebelum mengetahui kenyataan bahwa aku kembali kalah dalam hal apapun bersama kakaku sendiri.
Becky POV end
~~~~~~~~~~~~~~
Freen kini bersama dengan Irin sudah sangat malam tapi Freen malah mengajak Irin keluar mencari udara segar dengan motornya.
Kini mereka berada ditempat bermain anak anak yang dekat dengan kost-an mereka.
"Liat bulannya bagus" Tunjuk Irin. Freen mengikuti telunjuk Irin lalu tersenyum. Ternyata bulan hari ini sedang full berbentuk bulat sempurna.
"Lo inget ga?"
Irin melihat Freen dengan seksama pantulan cahaya bulan membuat wajah Freen cantik berkali kali lipat membuat Irin tersenyum dengan lebarnya.
Pandangannya tertuju pada bibir Pink milik Freen terlihat sangat menggoda membuat Irin tidak sadar menjilat bibirnya sendiri. Tangan Irin mengangkat lalu meraih pipi chubby milik gadis didepannya ini.
'Bahkan pipinya pun sangat halus' batin Irin masih melihat bibir Freen lalu menatap mata Freen lurus.
"Cantik banget"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear B (End)
FanfictionAku tidak tahu bagaimana jadinya jika kita tidak bertemu, terimakasih sudah memberi warna dihidupku dan aku ingin memiliki kamu dalam hidupku selamanya. -Freen-