Bab 21

2.3K 228 6
                                    

Becky sedang menonton televisi diruang tamu, Freen sudah pulang sedari tadi karena ia ingin bersiap siap untuk bekerja. Dia juga harus ke kafe karena ayahnya akan segera pulang.

Ketika sedang asyik menonton telpon Becky berdering sangat keras membuat Becky sedikit kaget.

"Is bikin kaget" Dia pun melihat ponselnya, dahinya mengkerut karena nomor tidak dikenal menelponnya.

Becky punya kebiasaan jika itu bukan orang yang dia kenal makanya telpon itu tidak akan dia angkat. 1, 2 kali nomor itu terus menelpon membuat Becky memutuskan untuk memblok nomor tersebut.

"Bikin risih"
.
.
.

Becky baru saja sampai di kafe, keadaan sedang penuh sekarang terlihat Freen bulak balik mengantarkan makanan dan minuman, Irin yang sibuk menghitung dan melayani dan bagian dapur yang terus menerus berjalan kesana kemari.

Becky menuju ruangannya karena ada beberapa laporan yang harus dia rangkum agar lebih mudah saat diberikan kepada ayahnya.

Sebuah tangan menariknya, membuat Becky kaget dan hampir saja berteriak jika saja tidak melihat Freen lah yang menariknya.

"Hehe, kaget ya?" Tanya Freen bodoh. Becky mencubit lengan Freen cukup kuat.

"Untung aja ga ku pukul kamu" Jawab Becky judes. Freen tertawa pelan. Lalu berdiri didepan Becky.

Cup

Sebuah ciuman dibibir Becky membuat rasa kesalnya menguap begitu saja.
"Semangat kerjanya pacar, aku kebawah lagi yaa"

Becky mengangguk membiarkan Freen pergi. 'Gini ternyata punya pacar karyawan sendiri' batin Becky senang.

Freen kembali ke hadapan Irin dan menanyakan apakah ada lagi pesanan lain. Irin menggeleng. "Udah selesai semua"

Irin menatap Freen dari samping entah bagaimana Freen terlihat semakin cantik dan menarik setiap hari, dia juga tidak tahu bahwa Irin sudah berpacaran dengan Noe.

'Kira kira bagaimana reaksinya ketika tau aku pacaran dengan Noe?'

Irin menerka nerka sampai tak sadar Noe sudah berada dihadapannya. Dia juga melihat ke arah Freen yang melenggang meninggalkan mereka berdua.

"Sayang, pesen seperti biasa yaa"

Irin mengangguk, perkataan Noe kemarin masih teringat jelas diingatannya. Ia sangat penasaran tapi tidak tahu harus bagaimana menanyakannya pada Freen.

Freen melihat Irin masuk ke dapur dan menghadangnya. "Kenapa dia ada disini?"
Irin kaget karena baru kali ini Freen bertanya padanya menggunakan nada dingin seperti itu.

"Berkunjung kali"

Freen melihat punggung Irin menjauh.

~~~~~~~~~~~~~~~

"Aku ga bisa nemenin kamu pulang, gapapa ya? Ada tugas yang harus cepet cepet aku kerjain"

Becky mengangguk mendengar ucapan Freen, ini sudah malam dan kafe juga sudah tutup sedari tadi.

"Iya gapapa, kan aku pulang pake mobil juga ko. Amaan" Jawab Becky sambil membereskan barang barangnya. Freen menatap Becky lama lalu menghampirinya.

"Aku anter kamu aja dulu deh, liat ini udah malem bang..."

Becky menyimpan telunjuknya dibibir Freen "sttt.... Gapapa, aku bisa pulang sendiri, kamu harus prioritasin pendidikan okee? Biar bisa menjamin masa depan kita"

Freen tersenyum malu ketika Becky berkata seperti itu, pacarnya yang imut ini akan menjadi istrinya kelak? Ohh sungguh anugerah yang tidak disangka sangka oleh Freen.

Dear B  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang