10. Racun

304 29 12
                                    

Mari pertajam imajinasi kalian di part ini. Sapa penguasa bawah tanah yang sangat bucin pada Raung Kalamantana~

**************

Raung segera menoleh ke dinding kaca di sampingnya. Pemandangan indah kota kala malam memanjakan mata, Raung berharap sekali kedua orang itu tak meyakini apa yang terjadi.

Sial, bukannya sombong. Raung enggan mengenal kembali orang di masa lalunya. Susah payah ia membangun tembok untuk hal begini, masa bakal hancur hanya karena pernah saling kenal?

Sementara di posisinya, Biru tampak tertegun. Tentu dia ingat lelaki yang tengah duduk di salah satu meja makan di sana, mereka pernah terlibat baku hantam yang dahsyat. Aneh kalau Biru melupakan sosok yang bisa membuat dirinya kacau, selain Alta. Raung adalah lawan setimpal-nya.

"Kayak kenal ya, Biru." gumam Liora, sulit percaya. "Siapa ya?" tanyanya lagi, dalam diam agak greget oleh ingatan-nya.

Biru yakin sekali jika Raung pun mengenal mereka. Tetapi, melihat reaksi acuh-nya. Biru punya tebakan sendiri soal kepergian Raung yang cukup misterius selama ini. Barangkali, lelaki itu memang punya sesuatu yang ia jaga. Mungkin juga, Raung bukannya mau bersikap sok tak kenal alias orang asing, namun Raung bingung untuk menyapa kembali.

Apapun itu, Biru punya firasat untuk menyembunyikan hal ini. Sepertinya dia memang baru kelihatan, melihat teman-temannya— biasa saja kala Raung di Jakarta— sudah dapat dipastikan mereka belum tahu kepulangan sang hutan dari rimba-nya!

"Siapa sih?"

"Itu," Liora menunjuk tanpa ragu-ragu. "Buseh, dua-duanya ganteng banget." lanjutnya, berbinar.

Jenggala menaikkan alis kala gadis di samping Biru melotot ke arahnya, dia pun turut melirik sang adik yang jadi fokus perhatian.

Buru-buru Biru menahan langkah sang pacar kala dilihatnya Liora sudah mau menghampiri. "Ngapain?"

"Pengen kenal lah. Kok bisa ganteng banget? Lihat deh My Blue, itu keknya Ibu mereka. Mau minta tips nyetak anak spek surga gitu juga ah!"

"Ngaco." Biru menoyor kening Liora gemas, lalu tersenyum tipis mendengar umpatan gadis itu. "Nanti kalau nikah sama aku, bikin anak spek dewa mau?"

Liora terperangah, di tengah-tengah keramaian, perhatiannya jatuh sempurna pada sang kekasih. Biru ini tengah menggombal kan? Wajah datarnya itu bikin Liora ragu mau mleyot. Dih, si dingin ini akhirnya luluh juga!

Emang mujarab banget deh konsul ke dukun mata duitan, Lasi. Mantra ajaibnya itu berhasil bikin Liora nge-pelet sosok sulit ditembus modelan kutub utara woi. Harus diberi rating 10/10 memang kekuatan adiknya yang katanya sudah betapa 1000 tahun di kehidupan sebelumnya.

"Buat sekarang aja yuk, Biru." Liora mengedipkan sebelah matanya, lalu terkekeh geli mendapati Biru menegang. "Nggak jadi diner deh, kita ke hotel aja, gimana?"

"Boleh." Biru menoleh ke samping agar bisa melihat seluruh raut ceria Liora. "Tapi backingan kamu aja dukun mandraguna, pulang-pulang pasti aku muntah paku." sahutnya, Liora ngakak sejadi-jadinya.

Raung menghembuskan nafas sesaat pasangan itu lenyap dari pandangannya. Meski agak berat sebab agaknya Biru kenal dengannya, sorot tajam penuh teliti laki-laki itu masih sama.

Menghela nafas, Raung pasrah saja jika Biru mengabarkan hal ini pada kawan-kawannya. Memang cepat atau lambat, dia harus bertatap muka dengan semuanya.

***

Benalu, anak tak tahu diuntung, si pembuat onar, bocah sial. Demikian lah pandangan keluarga Tenrisau mengenai Raung Kalamantana.

Sejak ia menginjakkan kaki di gedung pesta, hampir tiap-tiap bola mata mendelik ke arahnya— seolah tak percaya sekaligus terpesona bagi yang tak kenal.

RAUNG ( SON OF KALAMANTANA )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang