Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankannya ✨
Part ini agak panjang. Semoga bisa menghibur kalian, sehat-sehat semua 🧚
***
Berita yang dibawa Lasi tentu membuat anggota The hope tertegun, untuk sesaat mereka hanya terdiam lalu berubah kalut manakala Baji repot mencari ponselnya.
"Astaga!" Baji melenguh, melupakan fakta bahwa dia tidak membawa ponsel saat mengecek kandang. "Dae, cepat hubungi markas!"
Tanpa diperintah, Dae sebenarnya sudah menghubungi pihak markas dengan harap-harap cemas.
Zanna mengecek berita dengan seksama. Kebakaran itu membesar setengah jam lalu dan saat ini tengah dilakukan penanganan oleh pemerintah. Titik kebakaran memang terjadi di dekat wilayah konservasi yayasan The hope. Kalau ini semakin menyebar, bisa kacau balau.
"Nara, pesan tiket pesawat ke Kalimantan untuk empat orang anggota The hope. Ambil penerbangan secepatnya, Nar."
Rama menatap Raung yang wajahnya diliputi rasa cemas dan gusar. Lelaki itu tanpa berkata-kata lagi, meski habis pingsan langsung berbalik badan menuju asrama. Diikuti Baji, Dae juga Zanna yang kompak tanpa dikomando untuk cepat-cepat berkemas.
"La, tolong pesenin tiket pesawat juga buat gue." kata Rama, melirik Lasi dengan kilat kekhawatiran kentara.
"Lo mau ikut mereka?"
"Iya, mereka udah banyak bantu gue, saat ini mungkin gue bisa balas jasa mereka," ujar Rama. "Tolong pesenin ya, sekalian urus ulang jadwal-jadwal gue," kaki Rama mulai melangkah diiringi Lasi. "Temui Pak Bambang, bilang untuk ambil alih kerjaan gue selama gue pergi. Beliau ada di kantor yang di Jakarta. Minta beliau buat pindah sementara ke sini."
Margasatwa Arjuna milik Rama memang letaknya di perbatasan antara Bogor dan Jakarta. Rama sengaja mengambil posisi itu agar bisa dijangkau mudah, lagipula Jakarta sudah punya Margasatwa Ragunan Jakarta Selatan. Makanya Bogor menjadi pilihan Rama untuk membangun Margasatwa. Rama niatnya memang ingin lebih menggaet para wisatawan yang ingin ke Bogor untuk muncak atau healing.
Lasi mencatat perintah Rama dengan cekatan di tablet-nya. Mempercepat langkah kakinya agar seimbang dengan Rama. Memasuki kantor dan mulai mengerjakan tugasnya.
Tiket pesawat yang dibeli Lasi sudah pasti sama dengan yang dibeli Nara, karena mereka memang mencari penerbangan paling cepat. Kalau bisa 30 menit dari sekarang!
Rama menelpon Zanna. Dia tahu, dalam kondisi begini, Raung, Dae atau Baji sekalipun, akan sangat sibuk dan pilihan Rama tepat. Zanna mengangkat telponnya meski tengah repot sekali.
"Halo, Zanna. Apa kalian semua akan pergi bersama?" tanyanya, memastikan.
Di seberang sana, Zanna berhenti mengemas. Dia lupa untuk meminta izin pada Rama, bosnya. Bagaimanapun juga, mereka kudu pamit dengan formal.
"Rama, maaf. Kami tidak sempat meminta izin. Markas the hope berdekatan sekali dengan titik kebakaran. Baji dan yang lainnya sedang melakukan kordinasi dengan pihak markas. Mereka nggak sempet pamit atau meminta izin. Tolong maafkan kami dan izinkan kami untuk kembali sementara waktu."
"Nggak. Nggak masalah sama sekali, Zanna. Aku mengerti kondisi kalian dan aku malah ingin meminta izin untuk ikut serta."
"Apa?" Zanna termangu. "Rama, apa tidak merepotkan? Kamu atasan tertinggi. Dan proyek ini sedang dalam proses finishing, kamu pasti sibuk sekali."
Rama geleng kepala. "Itu gampang, Zanna. Aku punya banyak pekerja, aku juga bisa memantau perkembangan dari jauh. Tolong izinkan aku ikut serta, oke? Kalian sudah banyak membantuku. Kini giliranku melakukan hal yang sama."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAUNG ( SON OF KALAMANTANA )
FantasySemesta Series 2 ( Forest ) Adult Content! ( Romance-Comedy & Fantasi Modern ) Raung Kalamantana, seorang pemuda kehilangan arah yang berlari kepada hutan Kalimantan untuk sebuah arti 'kehidupan' Sampai sesuatu hal memaksanya kembali ke kota dan ras...