2. Dukun Mandraguna

423 48 33
                                    

Ngebayangin Bima sama Irvin ngakakin nasib Rama🤣
"Makan tuh karma!"

Ntar bakal ada alumni Atlena dan Nuspaka kok disinii😍

***

Seorang gadis menyeret dua koper besarnya dengan sedikit malas. Setelah sekian lama meninggalkan negeri tercinta demi cita-cita dan kebahagiaan diri, akhirnya ia bisa menginjakkan kaki di tanah kelahirannya.

Kacamata hitam yang ia sampirkan di kaus oversize bawah leher itu terjatuh, membuatnya mendengus kesal lalu menyelipkannya di antara rambut coklat sedada yang di gulung asal. "Ampun dah! Gue lupa nggak ngabarin siapa-siapa." pekiknya, menepuk jidat.

Tangannya merogoh saku celana pendeknya, lalu terbeliak melihat banyaknya pesan masuk di sana. Notifikasi itu terus berdatangan!

Itu adalah nomor lamanya, yang selama di luar negeri tak ia pakai tetapi selalu di beliin pulsa biar nggak mati. "Wah, Daebak!" wajahnya melongo bego. "Berasa jadi artis dadakan gue, notifikasi pesan nggak berhenti-henti."

Gadis itu kemudian duduk disebelah mini market yang tersedia di bandara, ngemper dibawah seraya geleng-geleng berulang. Kondisi di sini lumayan sepi, hanya beberapa pengunjung yang terlihat. Tentu saja, pesawat yang ditumpanginya mendarat tengah malam. Dia sengaja meletakkan koper disamping.

Sebal karena ponselnya belum juga berhasil mendapatkan notifikasi, ia meletakkannya diatas koper. Lalu membuka bungkus makanan oleh-oleh yang harusnya ia kasih pada Kakaknya.

"Gue pulang sama siapa ya, ini?" gumamnya, sok panik, padahal tetap santai ngemil jajanan. "Semenjak tinggal di luar negeri, gue nggak pernah betapa lagi. Apa karena itu ya, gue jadi pelupa? Kurang ritual nih gue!" keluhnya.

Ya, Langit Samudera Lasiana. Pernah dengar namanya? Lasi, panggilnya. Gadis itu menimang apakah harus meminta tolong pada si setan Liora atau si kampret Alta untuk bisa pulang.

Modal nekat, Lasi membuka salah satu grup anak Lacer--yang di ketuai oleh Alta. Dia ternganga mendapati angka pesan yang belum dibaca. "Ini para jomblo ngenes ngomongin apaan sih sampe sebanyak ini."

Kebetulan grup itu lagi sepi, Lasi malas melihat-lihat. Dia langsung  memberi bom ke mereka dengan bibir menyeringai. Nama grupnya saja bahkan tidak diganti.

Pasukan Jamu🍾
( Para Pria suka Janda Muda )

Permisi calon penghuni neraka paling bawah, bidadari mau lewat nih.
Apakah babu-babuku di sini masih bernafas? Aku butuh uang untuk sebongkah es batu.

Lasi tersenyum geli, menunggu dengan debar ngeri. Agak takut di tolak dan tak di anggap lagi. Masih tak ada jawaban, mungkin mereka semua syok atau tertidur. Lasi mengirim lagi ke grup teman sekolahnya, alias grup yang berisi dirinya, Netta, Saga, Pian dan Prisci. Lasi tertawa membaca nama grup yang baru tersebut.

Romusa
( Rombongan muka susah )

Halo kaum misquen!!!
Peri cantik baru turun dari kayangan nih, apa kabar fans-ku?

Serangan Lasi itu langsung di bombardir oleh kedua grup tak lama kemudian. Tapi gadis itu tak peduli, hanya sesekali cekikikan membaca nya. Kalau ada yang nelpon, bakal ditolak. Gitu terus sampe beberapa nggak percaya.

Jalan terakhir yang ia ambil adalah mencari taksi, setelah menginstall dadakan aplikasi online transportasi. Cewek itu menunggu dengan sabar taksinya datang.

Ponselnya berdering tak henti-henti. Lasi menggerutu, satu nama langsung membuat tubuhnya menegang. Alta, sosok yang menorehkan luka baginya.

Lasi melempar ponsel, kaget. Lalu menyambarnya lagi cepat-cepat. "Ya ampun! Hp kesuyungan gue!" Lasi meringis-ringis, langsung menyesal.

RAUNG ( SON OF KALAMANTANA )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang