16. Api Unggun

286 29 15
                                    

Pertajam imajinasi kalian dalam bab ini. Para peri dan makhluk mitologi akan menyapa kalian 🧚🐍

Ayo buka pintu Asgafiar Universe!

***

Area depan asrama disulap menjadi tongkrongan asyik oleh Baji juga Dae, kedua lelaki itu serius kala mengatakan akan membuat malam ini begitu spesial.

Raung menyiapkan tikar di depan api unggun kecil-kecilan. Lalu Zanna keluar dari asrama membawa bahan masak yang hendak diolah.

"Baranya udah hidup belum?"

Dae menoleh, mengambil alih semangkuk daging yang sudah diberi bumbu dari tangan Zanna. "Udah dari tadi."

Suara mesin mobil kemudian mengambil atensi mereka. Fortuner SUV hitam metalik terparkir di tanah lapang, persis di depan mereka.

Pengendaranya keluar dengan tampilan santai. Bima, segera melambai setelah bersitatap dengan Dae juga Zanna.

"Halo, semua." sapa Bima. "Gue bawa minuman untuk kalian." plastik yang berada di genggamannya ia gerakkan.

"Wah, makasih." Baji menerimanya dengan senyum. "Repot-repot segala."

Bima menggeleng jujur. "Nggak sama sekali." kemudian Bima melepas topinya di tikar. "Apa yang bisa gue bantu?"

Tanpa pikir panjang, Raung langsung memberikan pencapit makanan ke arah Bima. "Bakar daging itu." katanya, menyeringai

"Gue sebenernya basa-basi doang sih, Rau." balas Bima, nyengir.

"Gue lempar ke kandang singa, mau?"

Cepat-cepat Bima merampas pencapit dari tangan Raung. Berjalan menuju Dae dan membantunya mulai memanggang. "Wangi banget." gumam Bima, takjub.

Dae menoleh cepat. "Gue punya resep rahasia yang bakal bikin lo kalap makan ini."

Dua buah mobil datang lagi tak lama setelah Bima mulai membantu. Rama dan Lasi keluar dengan tentengan, di susul Irvin serta Netta yang tampak serasi dengan tangan yang saling bertautan.

"Waduh, bos! Lo ngerampok apaan itu?" Zanna sumringah melihat banyaknya makanan yang dibawa Rama serta Lasi. "Ih! Ada es krim juga."

Lasi menyerahkannya. "Langsung masukin kulkas aja, Zan."

"Ini siapa nih?" Baji mendekat dengan senyum ramah. "Temannya Raung juga?"

Irvin melirik Raung yang kelihatan malas menyambut mereka. Lelaki itu lebih sibuk mengoleskan bumbu pada sosis dan bakso daripada repot-repot menoleh.

"Halo, Irvin." Irvin mengenalkan diri setelah bercakap singkat. Lantas melirik ke samping. "She's my girlfriend, Netta."

Netta tersenyum, menyalami Baji dan yang lainnya dengan sedikit canggung. Kala melihat Raung, ia tertegun mendapati lelaki itu berubah jauh lebih matang dan tampan.

Astaga! Raung Kalamantana tak ada celah untuk dihina. Lihat fisiknya sekarang, dia punya tato di leher. Dan hanya rambut gondrongnya saja yang tak berubah.

"Rau, temen-temennya datang kok nggak disapa?" Baji membalikkan badan, sengaja menggoda lelaki itu.

"Emang mereka presiden." sahut Raung ketus.

Irvin meringis, mengajak Netta untuk mendekat ke arah Raung. Lasi dan Rama memilih untuk membantu Baji membuat es.

Sejenak tak ada percakapan yang terjadi, sampai Raung melirik Netta dengan tatap tajamnya. Gadis tersebut kontan tercekat seketika.

RAUNG ( SON OF KALAMANTANA )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang