⋅ ⋅ ── 🦋 ── ⋅ ⋅"ohayou!" Sapa Sean yang baru datang. Mendekati Nea yang sedang tengah membaca
"Ini udah sore betewe." jawabnya tanpa melihat lawan bicara.
"Kalau sore emang apa?"
"Konnichiwa."
"Owala, beda yah kalau anak wibu tuh."
Nea menurunkan buku bacaannya, "dih! Itu kan ucapan dasar! Ya kali kakak ga tau?"
"Lupa lagi hehe.. anak IPA kelas 11 sudah tidak di ajarkan bahasa Jepang. Kecuali IPS."
"Tapi kan sekarang kakak anak IPS otomatis belajar lagi dong?"
"Iya si.. tapi selalu kecil nilainya. Kan saya sudah bilang, pelajaran menghafal adalah kelemahan saya."
"Lantas, biologi?"
"Emm.. memang menghafal juga sih, tapi saya suka ngapalinnya."
Nea sudah pasrah dengan kelakuan Kak Sean. Terserah deh dia mau ngapain juga.
Sean membuka buku dan duduk berhadapan dengan Nea, tak jauh juga dirinya bisa menatap jendela. Karena suasana sore selalu menenangkannya karena pada saat itu langit telah berubah menjadi warna jingga.
Dia sudah memposisikan duduk ter enaknya dengan buku di hadapannya. Sean tipe orang yang kalau baca buku akan sangat fokus. Bahkan seperti orang yang tidak bisa di ajak interaksi.
Anehnya, pada saat pertama kali Nea melihat Sean itu, Sean memasang ekspresi yang sama percis dengan saat ini. Tapi dengan berani Nea menyuruh Sean di tengah ke sibukan membacanya.
"Semuanya sini kumpul!" Pembina menyuruh kita untuk berkumpul di sebuah meja bundar besar. Meja tersebut adalah meja utama perpustakaan. Mengingatkan pada saat rapat Belanda dengan Indonesia. Maka dari itu Mereka menyebutnya sebagai meja KMB (Konferensi Meja Bundar). Sean yang kini mengajak Nea untuk ke depan sana. Dan Nea mengikutinya.
"Akhirnya kita bisa di kumpulkan kembali. Ada yang ga masuk hari ini?"
"Ada, Dirga sama Rafa Bu."
"oh oke siap. Eh iya yang kelas 10 tea masuk ga?"
Nea mengacungkan tangannya, meski agak sedikit canggung.
"Nama kamu teh Adranea kan yah? kalau nama panggilannya apa? Adranea aja?"
Nea mengangguk,"Nea aja, Bu." Jelasnya. Pembimbing itu mengangguk mengerti.
"Udah tau nama ibu?" Nea menggeleng, karena waktu perkenalan kemarin tidak ada pembinanya, melainkan dengan senior yang sudah kelas 12.
"Kenalin ya nama ibu, Yuliana. Semoga betah ya disini!" Nea mengangguk dengan tersenyum.
"Udah ada temen deket belum disini?"
Nea mengangguk lagi, "Ada Bu, Kak Sean." Pandangan mereka berubah menjadi pandangan terkejut, bahkan Bu Yuliana sekalipun.
"oh gitu? bagus deh kalau begitu," Sean tidak terlalu memedulikan, ia masih sibuk membaca.
Sorotan mata semua orang membuat Nea mengerutkan dahinya bingung. Mengapa Mereka terlihat sangat terkejut?
Tugas pertama literasi akhirnya di ungkap. Katanya nanti akan ada lomba pohon literasi per kelompok. Satu kelompoknya di bagi menjadi 6 orang, namun kelompok Nea hanya 3 anggota, karena ada dua orang yang tidak masuk hari ini. Dirga dan juga Rafa. keduanya masuk kelompok Nea.
Nea sekelompok dengan Renza kelas 11, dan Yara kelas 12, dan juga dengan Fitri 11 IPS 1. Nea cemberut karena tidak sekelompok dengan Sean. Begitupun dengan Sean dia tampak kecewa. Karena pasalnya yang akrab dengannya hanya Nea, dan Nea pun begitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Tak Sejahat Itu | Na Jaemin
Teen Fiction[updated setiap hari :D] "Tuhan, terima kasih telah menghadirkan dirinya, yang telah mengajarkanku betapa indahnya dunia. Meski sebentar, tapi ia selamanya" -Nea "Na, kamu telah menepati janjimu. Kamu telah menjagaku sebelum pada akhirnya kamu tidur...