DTSI| 2. Empat sekawan

39 8 1
                                    

Sahabat adalah perkumpulan orang yang tak terduga.

⋅ ⋅ ── 🦋 ── ⋅ ⋅

"Pagi Fahesa Dwi Rahma yang tercantik sedunia!" Ujar Killa dengan wajah yang di imut imut kan.

"Pasti ada maunya lu! Naon?"

"Hehehe tau aja... bagi MTK dong.."

"Ga!"

"Ih jahatt"

"Ga peduli"

Brukk

Insan yang satu ini melemparkan tas nya begitu saja dan menenggelamkan wajahnya ke atas meja.

"Kenapa kamu nak?"

"Pasti lupa bawa sesuatu lagi," ucap Fahesa yang sudah paham dengan kelakuan sahabatnya.

"Buku Pr guee!"

"Mtk?" Nea mengangguk.

"Waduh mampus. Kata nak-anak guru mtk nya galak."

"Aduh Jan gitu dongg! Hiks, balik lagi keburu ga yah?" Nea dengan raut wajahnya yang cemas.

"5 menit lagi juga bel." Fahesa melihat jam di tangannya.

"UDAH NA UDAHH, GAUSAH NGERJAIN YAA?? TEMENIN GUE PLIS PLIS PLISSS, YAH???" Mohon Killa, bahkan memegang tangan Nea penuh harapan.

"Loh ga bawa buku juga?"

"Bawa, cuman ga ngerjain hehe," Cengirnya tak berdosa.

Nea akhirnya bernafas dengan lega, setidak nya ada teman. "Killa, Lo solid banget dehh.." ucap Nea dengan nada gemas.

"Iya dongss, Fahesa ayo join!" Ajak Killa dengan penuh semangat

"Orang aneh." Fahesa membalikkan badannya sambil menggeleng-geleng kepala.

Semuanya langsung sigap duduk di bangku masing masing ketika guru baru saja masuk ke kelas. KM langsung menyiapkan salam dan berdoa sebelum belajar.

Seperti dugaan, guru itu benar-benar menanyakan pr terlebih dahulu di banding harus mengabsen. "Sesuai peraturan. Yang tidak mengerjakan/tidak membawa buku pr tidak usah mengikuti pelajaran bapak. Silahkan keluar." Nea dan Killa saling tatap. Bahkan mereka berdua melirik ke belakang, ke samping, ke depan. Tak ada yang wajahnya panik seperti mereka.

"Yang tidak jujur, bapak hukum 3 kali lipat!" Nea dan Killa mau tidak mau akhirnya berdiri. Dan berjalan keluar kelas. Ternyata memang hanya mereka berdua yang tidak mengerjakan.

"Baru juga beberapa minggu sekolah sudah ada masalah. Jangan di ulangi lagi! Renungkan kesalahan kalian di luar! Ketahuan mengobrol bapak tambahkan hukumannya!" Tegas guru tersebut.

"Baik, pak." Mereka pun keluar. Dengan perasaan yang tidak enak. Tapi juga senang–bagi Killa, karena ia tak usah mengikuti pelajaran guru tersebut. Sebab, Killa tidak suka gaya ajarannya. Yang dikit dikit di bentak kalau salah. Padahal sebagai pelajar kesalahan adalah hal yang normal. Mungkin teguran itu baik, tapi jika teguran sudah memakai fisik, apa itu masih bisa di sebut baik?

"Semangat deh Fahesa. Padahal di suruh join sama gue," ucap Killa yang sedikit mengintip menatap sahabatnya itu yang ada di kelas.

"Tenang, jangan raguin dia."

Lalu Killa tertawa kecil, "bener juga.. kapan juga Fahesa ada salah? Inget ga? Waktu SMP gurunya udah bentak-bentak sama ngotot. Tapi ternyata Fahesa udah bener cuman salah di soal yang ngebuat mereka salah paham."

"Oh iya yang ujung ujungnya Fahesa di kasih coklat kan.."

"Tapi Fahesa juga minta maaf ya ga si abis itu?" Nea mengangguk.

Dunia Tak Sejahat Itu | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang