⋅ ⋅ ── 🦋 ── ⋅ ⋅
"Aku bawa coklat!"
"Ayo ke atas pohon!"
"Ih kecoaa! itu kecoaa!"
"Aku ga mau temenan sama kamu lagi!"
Brugg...
Nea langsung membulatkan matanya. Mimpi macam apa ini. Nafasnya sangat tercekat, Ia menoleh pada jam dinding warna kuning itu, sudah menunjukkan angka setengah 1.
Memposisikan tubuhnya bersandar pada tembok. Adegan dalam mimpinya itu terasa begitu nyata.
Nea langsung memegang kepalanya yang pusing.
"Arghhh! Kenapa mimpi aneh ini balik lagi sih!!" Kesalnya.
⋅ ⋅ ── 🦋 ── ⋅ ⋅
Suasana rumah Sean adem dan juga sejuk. Padahal tidak ada pendingin ruangan. Di tambah lagi Stela apel hijau kesukaan Nea. Wanginya menenangkan dirinya.
Ia duduk di salah satu bangku yang ada di ruang keluarga. Ruang ini dekat dengan kamar Sean. Entahlah Sean menyuruh Nea untuk disini. Katanya kalau di ruang tamu bakalan berisik sama barudak komplek yang suka main di depan rumahnya.
"Bentar saya ambil meja dulu." Ia menuju kamarnya untuk mengambil sebuah meja bundar yang terbuat dari kayu.
Meja itu cukup minimalis, meski gampang di bawa namun cukup besar dan cukup untuk mereka berdua.
"Yo, mulai belajar sekarang, pahami dulu semuanya, kalau masih ada yang tidak mengerti baru boleh bertanya.." wajah Sean cukup serius. Nea mengangguk mengerti.
Nea pun membuka bukunya untuk mulai belajar.
Nea merangkum materi yang menurut dia penting. Namun itu membuat perhatian Sean Ter alihkan.
"Butuh stabilo?"
"Ada emang?"
Sean kembali berdiri dan pergi ke kamarnya. Lucu sekali orangnya, selalu cekatan.
Sedetik kemudian membuat Nea kaget bahkan tidak percaya. Sean membawa begitu banyak macam stabilo, bahkan tidak hanya stabilo, tapi ada brush pen, pulpen kaligrafi, spidol snowman, dan juga stick note warna warni ada yang ukuran besar dan juga kecil.
"I-ini.. punya kamu semua?" Selanjutnya langsung di angguki Sean.
"Kamu suka belajar ya?"
"Tidak, cuman suka ngoleksi aja."
Cowok mana lagi yang seperti ini. Batin Nea benar benar meronta ronta.
Ini benar benar lucuu..
Nea memulai menulis kembali dan menghiasnya dengan Stabilo.
Tadinya mau membuat judul memakai brush pen, tapi dia tidak bisa memakainya.
Setelah 30 menit berlalu, Sean meregangkan tubuhnya. Untuknya belajar tak harus lama lama, cukup 30 menit atau 20 menit saja dalam sehari. Tapi harus konsisten.
Sebetulnya dia tidak seperti Nea yang merangkum atau menyalin dari buku. Tapi dia hanya membaca buku lalu menulis ulang dengan bahasanya sendiri.
Sean heran Nea tak kunjung memanggilnya untuk di ajarkan.
Yang Sean lihat, tampaknya Nea sudah beres? Dirinya melihat Nea yang sedang mencoba menggunakan brush pen di kertas kosong.
Tampaknya Nea kesulitan memakai spidol itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Tak Sejahat Itu | Na Jaemin
Novela Juvenil[updated setiap hari :D] "Tuhan, terima kasih telah menghadirkan dirinya, yang telah mengajarkanku betapa indahnya dunia. Meski sebentar, tapi ia selamanya" -Nea "Na, kamu telah menepati janjimu. Kamu telah menjagaku sebelum pada akhirnya kamu tidur...