DTSI| 22. Jahat

8 3 0
                                    

"Bagaimana kalau aku benar-benar telah menjadi orang yang jahat?"

⋅ ⋅ ── 🦋 ── ⋅ ⋅

"Nea, belajarnya di rumah saya ya?"

"Lho? Kenapa?"

"Saya–Neaaa! Belajar sini yukkk! Gue adain kelas gratis! sebelum gue pergi lagi, gue mau jadi guru kalian." Tampaknya handphone Sean di ambil alih oleh Jena. Nea bisa mendengar keributan di sebrang telepon sana. Nea mendengus geli.

"Lo siap-siap ya! Nanti gue jemput–"

"Saya yang jemput! Dasar jenong tak tahu diri!"

"Anjing jahat banget sih Lo!"

"Ya allah kalian! Jadi mau jemput ga nih?"

"Mau!" Jawab mereka serempak.

"Aku pergi sendiri aja deh kalau gitu."

"Nea biar saya jempu–"

Tut.

Nea mematikan sepihak, pusing juga mendengar mereka berantem. Nea menghela nafas, memang sudah kodrat kakak adik itu seperti ini yah?

Sebelum pergi ia pamitan pada bundanya.

"Bund, aku berangkat dulu." Ucap Nea sambil menyalami tangan Elena.

"Ga di jemput?"

"Nggak bund, aku yang minta."

"Emang mau belajar dimana?"

"Di rumah Sean."

"Hati-hati ya! Kalau misalnya sampe malam kaya kemarin lagi, suruh Sean temui Bunda! Mau Bunda marahin! Bisa bisanya ngelupain anak bunda yang cantik ini."

Nea tertawa membayangkan kembali ketika Sean di marahi Bunda.

Iya kemarin Sean sempat di marahi bunda. Apalagi saat cerita aku di lupain Bunda hanya menatap Sean pasrah.

Tapi Bunda senang. Setidaknya Sean berani berbicara jujur.

Wajahnya kala itu sangat lucu, Nea bahkan kewalahan untuk menahan tawa.

Alam mendukungnya. Meski tidak hujan namun tak juga panas. Tidak mendung, hanya saja awan menyembunyikan Mataharinya.

Dari kejauhan Nea tahu, motor yang Nea kenali itu tengah berjalan mendekati dirinya.

"Naik."

"Serius nih? Ga gelud dulu sama Jena kan?"

"Jangan ngomongin Jena dulu!"

Nea tertawa, Sean menunjukkan wajah kesalnya.

"Ayo naik." Ujarnya sekali lagi.

"Oke, makasih ya Jema." Nea pun naik ke motor Sean. Tapi tak lanjut Sean lajukan.

"Ada apa? Ayo jalan!"

"Kenapa harus panggil saya Jema?"

"Memangnya masalah? Itu kan nama kamu."

"Nea, mau aku peluk lagi?"

"Kamu kesel?" Sean menutup matanya menahan kesal. Namun Nea hanya terkekeh seru mengerjai dirinya.

Nea menopang dagunya di bahu Sean "jangan kesel dong.. kan Nana ganteng. Ayo jadi belajar ga?"

Sean tidak dapat menyembunyikan senyumannya.

⋅ ⋅ ── 🦋 ── ⋅ ⋅

Di depan pintu sudah ada Jena yang menyambut Nea dengan eyes smilenya.

Dunia Tak Sejahat Itu | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang