DTSI| 24. pikiranku yang kembali

7 3 0
                                    

"rasanya seperti kita pernah menerjang ombak bersama, lalu aku hanyut sendirian."–Nea

⋅ ⋅ ── 🦋 ── ⋅ ⋅

Di taman sekolah yang penuh dengan keindahan bermacam macam bunga, disitulah mereka duduk santai setelah bertempur dengan soal soal ujian. Apalagi raut wajah Fahesa yang cemberut karena salah jawab soal.

"gais gais! No 32 kalian apa dah?"

"Gue jawab C." Jawab Killa sambil menyantap basreng yang barusan mereka beli.

"Kok bisa C?"

"Iya aku pake jurus ngitung kancing."

Siti hanya geleng geleng kepala dan menyantap basrengnya juga, "Ga akan baleg si eta mah."

"Setau aku mah sih A ga si jawabannya?" Jawab Nea.

"Iya anjir harusnya A." Tambah Fahesa

"Udah bae. Kan sudah ku bilang kalau gue pake rumus ngitung kancing," mereka menghela nafas dan kanjut memakan basreng. Sebelum akhirnya Fahesa melihat sesuatu.

"Nea. Itu ... Sean?"

Nea menoleh ke arah yang di tunjuk oleh Fahesa. Benar saja, ia mendapati Sean yang tengah berbincang dengan perempuan.

"Sean punya pacar?" Tanya Killa ikut berpendapat.

Nea menggeleng tidak tahu, meski dirinya tidak peduli, namun hatinya tak bisa berbohong. Ia tidak suka.

Perempuan itu terlihat senang bisa bercanda ria dengannya.

Perempuan itu mendadahinya ketika berpamitan. Sean bahkan membalasnya.

Merasa di tatap, Sean menoleh pada Nea membuat Nea gelagapan.

Ia tersenyum dan mendekati Nea.

"Jajan yuk." Ajak Sean tiba-tiba, tidak peduli dengan ekspresi sahabat Nea.

Nea tidak bisa menolak namun tidak bisa untuk mengindahkan ajakannya. Lantaran hatinya yang berat.

"Gak!" Jawaban yang mewakili Nea. Killa merangkul Nea dan menatap Sean tidak suka.

"Sama Lo terus, sama kitanya kapan? Lagian Lo ngajak Nea terus! Punya hubungan apa emangnya?" Nea melotot dengan ucapan Killa yang tiba-tiba.

"Kalau udah punya pacar ngapain deketin Nea?" Tambah Fahesa.

"Sana sana!" Siti mengompori.

Sean heran dengan perlakuan teman Nea, "saya punya pacar? Siapa?"

"Ya gatau lah?! Ngapain nanya kita? Udah ah! Yuks girl's!" Killa langsung menarik Nea menjauh dari Sean. Dan di ikuti oleh mereka.

Nea merasa lega namun tidak enak juga. "Kalian kenapa?"

"Gue tau Lo cemburu kan sebenernya?"

"Enggak! Siapa yang cemburu coba? Orang itu Renata, anak literasi kok."

"Dari wajah Lo aja kita tau kok, Ne. Tanpa Lo nyangkal pun kita tau kalau lo cemburu."

"Tapi gue ga adil kalau gue punya perasaan cemburu ke dia."

"Nea.. ahk! Coba Lo tanya langsung geura!"

"Kalau gue tanya dia pasti bakal jawab sama. Kalau gue cuman sebatas temen untuk dia." Tutur Nea, mengingat ucapannya yang kemarin.

Perasaan senang sih ada karena Sean menspecialkan dirinya sebagai teman, namun apakah boleh Nea memilih perasaan yang bertolak belakang dengan kata teman?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dunia Tak Sejahat Itu | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang