Akademi

22 3 0
                                    


Kami sampai di akademi dengan hanya menempuh waktu 20 menit.

Sebagai penentu kaisar berikutnya, kami diperlakukan lebih istimewa dibandingkan dengan bangsawan lain.

Saat turun dari kereta kuda ada banyak sekali orang yang menunduk hormat dan kami berjalan di atas karpet merah yang menawan.

"Salam kepada Keluarga Hart, Sang Langit pemberi ruang" ucap semua orang yang hadir pada hari itu. Kecualiii anak-anak yang dengan sombongnya menganggap kami rendah.

Ki tak terlalu peduli dan melanjutkan jalanku walaupun aku tetap melirik mereka dengan tatapan tajam sampai mereka takut.

"Selamat datang Tuan dna Nyonya, Silahkan ke sebelah sini. Untuk Lady Hart, harap ikuti kami untuk mengganti baju anda dengan seragam Akademi,"

"Baiklah, Hati hati sayang," Kecup ibu di keningku yang sudah sama tinggi dengannya, alias 168 cm.

"Baik ibu." Kami pun berpisah dan aku memasuki ruang ganti. Ruang ganti yang kumasuki adalah ruang ganti untuk jurusan berpedang atau Kesatria.

Di seberang ruangan, aku menemukan sebuah seragam berwarna Navy dan selendang putih.

Di seberang ruangan, aku menemukan sebuah seragam berwarna Navy dan selendang putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gambar pinterest!


"Ini adalah Seragam yang dibuat khusus oleh penjahit paling berbakat Kekaisaran untuk menggambarkan tingginya posisi anda diatas Kaisar" Jelas orang itu.

Aku mengganti gaunku dengan seragam dan keluar sebagai sang Langit diatas Matahari.

Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya putra mahkota memberikan pidatonya

"Salam sejahtera untuk kita semua,

Hari ini adalah hari istimewa bagi kita semua. Kita mengawali hari dengan berkumpul bersama di halaman ini. Kita bersama-sama melaksanakan upacara penyambutan siswa baru. Hari ini istimewa karena inilah hari pertama kita pada tahun pelajaran ke 1652 ini. Pada hari ini kalian berdiri rapi bersama saudara-saudara seusiamu  melaksanakan upacara hari pertama memasuki tahun pelajaran baru. Semua berseragam rapi, menghormati bendera yang sama. Hari ini kita bukan sekadar berkumpul di lapangan, tetapi memulai perjalanan panjang menuju cita-cita yang mulia.

Berkumpulnya kalian di hari ini adalah juga mengirim pesan bahwa barisan besar ini adalah barisan anak Kekaisaran yang sedang bergerak bersama mendorong kemajuan dan menyongsong masa depan gemilang untuk kekaisaran ini. Bagi para siswa, di tahun pelajaran baru ini, perbaruilah semangat kalian. Belajarlah dengan kesungguhan. Tuntaskanlah setiap pelpelajaran, terlibatlah dalam kegiatankegiatan di sekolah, berlatihlah untuk bisa memimpin dan dipimpin. Kalian adalah pemilik masa depan Kekaisaran ini. Kalian tidak hanya sekedar pewaris, tapi di tangan kalianlah masa depan bangsa ini berada. Masa depan Kekaisaran ini ada di genggaman anda sekalian! Namun masa depan gemilang tak datang dengan sendirinya, tapi harus diraih melalui kerja keras dan perjuangan, dimulai dari bangku sekolah ini.

Pesan saya adalah tinggikan mimpimu, cita-citamu, lalu kerja keraslah, berdoa dengan kesungguhan lalu targetkan pada dirimu bukan hanya berusaha untuk meraih cita-citamu, tapi kalian harus bisa melampaui cita-citamu itu. "

[Pidato Author dapat dari Google]

Rey turun dan dilanjutkan dengan sambutan dari diriku sebagai siswi termuda sekaligus peraih nilai tertinggi di setiap tes.

"Salam kekaisaran untuk kita semua yang ada di sini. Tak banyak yang akan saya sampaikan.

Hari ini, di tempat ini, saat ini juga, kita semua berdiri dan berbaris sebagai satu kesatuan siswa akademi Samarts. Yang seperti kita tahu, sulit untuk masuk akademi ini kecuali melalui tes ketat dan beasiswa yang sulit juga didapatkan oleh para bangsawan. Yang saya maksud adalah, di tempat ini, baik bangsawan maupun bukan, kita semua berada di derajat yang sama. Sebagai seorang Murid, seperti salah satu moto sekolah kita 'Semua orang yang belajar akan sama saja derajatnya dengan orang belajar lain di mata seorang guru'. Dan yang membedakan kita hari ini dan seterusnya hanya perbedaan kelas. Maka janganlah kalian menindas rakyat biasa apabila ia lebih pintar dari kalian, Saya sudah memasang mata saya pada kalian"

Mungkin mereka tak mendengar yang terakhir karena aku hanya membisikkannya dengan menjauh dari mic.

Selesai upacara penyambutan, murid dan orangtuanya akan berpisah, dan memasuki kamar asrama mereka.

Sebagai perbedaan, murid yang meraih peringkat pertama akan memiliki kamar asramanya sendiri yang terletak di manapun ia pilih.

Aku memilih kamar yang dekat dengan pintu belakang karena aku akan sering keluar.

Hari ini masih siang tetapi aku sudah dihadapkan dengan masalah.

"Katanya ini yang akan memilih kaisar berikutnya, Oi bocah. Apa kau tak tahu siapa kami?!" Walau tak berteriak, suaranya sangat lantang. Ditambah lagi, ia menjambak rambutku.

"Dan apakah kau tak tahu siapa aku?" Gumamku.

"Heee??? Apa yang kau bicarakan? Aku tak mendengar mu bodoh!"

"Kau ingin mati?" Balasku

"Heh! Bocah sepertimu mana bisa membunuhku! Aku ini raja berikutnya kerajaan Utara! Bodohnya kau mau mem-"

Belum selesai ia bicara, tiba-tiba saja ada yang menariknya dari belakang dan melemparkannya ke arah dinding.

"Apakah anda baik-baik saja bos?" Tanya orang misterius bertopeng itu.

"Aku baik-baik saja," aku melepas kontak lensa ku dan memberikannya pada orang misterius itu,"Bawa ini dan orang itu laku serahkan kepada kepala sekolah"

"Baik bos" dia pun pergi membawa pangeran berandal itu pergi.

Aku kembali ke kamar, merebahkan diri di kasur, dan berbaring menghadap jendela yang mengarah ke taman belakang.

"Besok ya..." Gumamku dan tertidur dengan pulas.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hi! Gimana? Panjang? Atau masih pendek? Hm~ Happy reading! Jangan lupa Vote yaaa~

Two YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang