Preman

11 0 0
                                    

Bosan

Membosankan

Sangat membosankan.

"Lady, sepertinya anda perlu keluar. Kalau anda mau, saya akan mengajukan surat perizinan keluar akademi." Ucap Alea dibelakang ku.

"Tak usah. Kita langsung keluar saja" Balasku.

"Tapi Lady-"

"Lima kali lipat"

"Baik Lady, biar saya persiapkan."

"Tak usah. Kita langsung pergi saja."

"Dengan pakaian tidur?"

"Tentu tidak" aku mulai dikerumuni asap, dan saat asap itu hilang, aku sudah mengenakan pakaian lain.

"Tentu tidak" aku mulai dikerumuni asap, dan saat asap itu hilang, aku sudah mengenakan pakaian lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Alea. Tolong bilang aku pergi sebentar bila ada yang mencariku"

"Lady-"

Perkataannya kembali terpotong karena aku segera meninggalkan ruangan dnegan sihir.

Aku tiba di sebuah gang kecil di tengah kota yang sedang ramai masih membicarakan tentang pertunangan Putra mahkota.

Aku keluar dari gang kecil dan melihat pedagang dimana-mana. Orang-orang bercanda mengobrol dan bersorak-sorai ria. Pemandangan ini. Aku harap aku memiliki handphone untuk mengabadikannya.

"Hoi! Lady manis. Kenapa kau sendirian di sini?" Seseorang memanggilku.

"Lady manis seharusnya ikut dengan kami," Dia merangkul pundak ku.

Aku bermain ke dalam permainan preman ini. Kami berpindah dari jalan yang ramai dan besar ke gang kecil yang sepi.

Aku di dorong ke arah dinding dengan posisi Kabedon. Dia mendekatkan tubuhnya padaku dan sepertinya berusaha menciumku.

Belum sempat apapun, aku menampar preman itu.

"Oh! Lady apa kau sadar bahwa yang kau perbuat ini salah?" Preman lainnya menangkap ku dan menyeret ku masuk ke dalam sebuah bangunan.

Di dalam, aku melihat banyak sekalia mayat wanita berkisar 15-19 tahun yang telanjang bulat.

"Lihatlah mereka. Kalau kau tidak ingin menjadi seperti mereka, menurut lah pada kami" ucap preman dengan pipi yang lebam.

"Badjingan."

"Haaaaah??? Apa yang kau katakan?! Kami tak mendengar mu!"

"KUBILANG BAJINGAN KSLIAN TUS BANGKA BEJAT!" Teriakku yang menendang dua preman yang memegangi ku.

Suara jatuh mereka begitu besar sampai tempat kami berdiri sempat bergoyang.

"Sialan kau jalang!" Mereka semua mengeluarkan belati dan terus menerus berusaha untuk menusukku.

Tusukan mereka memang luwes. Tetapi tak ada satupun dari belati Tiu yang berhasil mengenaiku.

Epik Comeback, aku menahan lengan mereka semua, menjatuhkan belatinya, dan menghajar mereka sampai babak belur.

"Bagaimana.... Kau......"

"Para penjaga akan segera sampai. Bersyukurlah aku tidak membunuhmu," Ucapku yang menuliskan sesuatu di kertas yang ku letakkan di sebelah para preman.

"Berterimakasih lah karena aku tak membunuh kalian," dan aku pergi meninggalkan gedung itu.

Penjaga datang tak lama setelah aku pergi dan menemukan suratku.

"Komandan! Kami menemukan surat!" Ucap salah seorang penjaga.

Surat yang ditemukan bertuliskan:

Tak usah berterimakasih, aku hanya melakukannya karena aku emosi sesaat melihat banyaknya mayat wanita di lantai atas.
-Lady Constelation.

Surat ini adalah surat yang entah akan sampai kapan dipertanyakan atau dirahasiakan.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hello Nutella-nutella kuu ~ gimana? Masih setia? Yang masih setia semangat terus baca nyaaaa~ jangan lupa Vote and Happy Reading~

Two YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang