Kenyataan bahwa Felix telah meninggal tak terlalu mengusikku. Aku masih dapat merasakan keberadaannya walau tak di dunia ini.
Sudah sebulan sejak aku keluar dari rumah sakit. Namun aku tetap mendapatkan pengawasan lebih lanjut setiap satu kali seminggu.
Hari ini adalah hari 2 tahun meninggalnya Felix. Aku.... Ingin membersihkan makamnya.
"Saat kami sedang pusing karena mayat Felix tak ditemukan juga, Nona Embun kembali datang menyelesaikan semua dengan menggendong mayat Felix. Pakaiannya terlihat basah bersama dnegan Felix. Kami segera mengamankan mayat Felix. Namun saat berbalik lagi, dia sudah pergi meninggalkan sebuah surat," Simeon menyodorkan sebuah surat padaku, "Kau baca sendiri karena ini bertuliskan kepada Lady Amaya Nan Sandrina"
Aku membuka surat yang masih Ter segel itu. Dnegan perlahan, aku membaca Semuanya
Dear Lady Amaya.
Salam kepada lady. Maaf saya tidak bisa memberikan salam secara langsung. Saat ini, lady pasti sudah terbangun makanya bisa membaca surat ini. Saya sangat prihatin dengan kehilangan anda. Saya juga prihatin dengan anda yang kehilangan putra-putri kembar anda di dunia sana. Saya juga bukan bermaksud apa-apa. Saya hanya ingin memberitahukan kepada anda bahwa anda benar-benar pergi ke dunia lain walau hanya sebentar. Saya, Embun, Dari dunia yang anda jalani selama koma, memberi salam. Semoga anda tak terlalu sakit hati karena semua kehilangan anda.
P.S: Saya bukan orang jahat kok. Saya hanya ingin membantu sebisa saya.
-Author, Embun.
"Embun..... Author... Haaaaah aku pusing" Keluh ku.
Kami sampai di makam Felix tepat saat seorang wanita sedang membersihkan makam Felix.
Orang itu memiliki Surai coklat kemerahan yang sangat pendek sependek rambut laki-laki.
"Maaf Nona, Nona siapa?" Tanya Simeon.
Orang tersebut menoleh ke arah kami, dia memiliki bulu mata yang cukup pendek namun dengan bentuk muka seorang wanita. Matanya yang berwarna Magenta sangat pekat dengan refleksi ku dan Simeon didalamnya.
"Ah, maaf kalau kami mengganggu, kami akan pergi, kami hanya datang untuk melihat makam yang lain" ucapku spontan dan menarik Simeon pergi.
Aku pergi ke taman Lily di sebelah kuburan. Di sana ada tempat duduk yang menghadap langsung dnegan matahari terbenam bila datang di sore hari.
"Kenapa? Kenapa kau pergi?" Tanya Simeon.
"Dia.... Lady Embun. Perempuan paling gigih yang pernah kulihat," aku menarik nafas, "Aku tahu perkataan ku barusan sedikit aneh. Namun Kalau kau melihat matanya dengan seksama, kau pasti melihat betapa kuatnya dia menahan semua di dunia ini"
"Kau aneh. Tapi aku tahu kau bukan pembohong. Itulah mengapa aku menyukaimu" Simeon memelukku dengan erat.
Sekarang aku tahu.... Aku menangis. Menangis dengan sangat pelan sampai diriku sendiri tak sadar.
Lady Embun, mengingatkan ku dengan semua orang yang membantuku selama hidupku di kedua dunia. Dia adalah orang paling misterius namun dermawan dan cantik yang pernah kulihat. Aku.... Berharap dia bisa ke dunia sana sepertiku dan bersama dengan Felix. Dia terlihat sangat peduli dengan Fel.
Dan aku... Merestui kalian....
.
.
.
.
.
.
.
.
.The End.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Years
De Todo'Halo?' 'Hmm?' 'Kok dingin' ... Tangisan bayi... Ya. Ini bukan alam baka. ...