Prolog

112 18 2
                                    

Happy reading

-

"Jadi gimana nih keputusan final?aku boleh pergi kan?" Seutas pertanyaan menjadi sebuah awal dari sore hari yang menghembuskan udara dinginnya ke teras rumah seseorang dengan Pria yang lebih tua.

"Ada uangnya?nanti diantar siapa kesana?" Pria tua itu akhirnya menaruh korannya dan menaruh fokus pada anaknya yang ternyata hendak meminta izin.

"Ada dong! Apa gunanya punya Abang kalau ga mau antar adeknya." Jawab Aerei dengan penuh rasa percaya diri, melipat kedua tangannya di belakang pinggang.

"Dasar kamu re, yaudah Ayah Izinin. Terserah gimana cara kamu bujuk kakakmu itu."

Aerei bersorak dalam hati izin nya berhasil ia kantongi. Aerei berjalan masuk ke rumahnya dengan semangat karena nanti malam ia akan mendatangi salah satu konser penyanyi kesukaannya. Konser Nadin Amizah.

Terus kenapa baru izin sekarang? Anaknya emang suka bertaruh dengan waktu mepet. Kalian jangan heran akan hal itu.

Lagian semisal Ayahnya tidak memberi izin, di kepalanya sudah tersusun 100+1 cara merengek paling ampuh yang 20 caranya terbukti berhasil dan sudah teruji dalam kehidupannya.

Melangkah masuk ke dapur, remaja 16 tahun itu tidak sabar dengan hati yang riang menyantap makanan yang baru dipesan online oleh Mamanya. "Gimana? Dapat ga izinnya?"

Aerei merespon dengan anggukan dan jari jempolnya. Sang Mama bernafas lega, walaupun Mama percaya Aerei bisa menjaga dirinya namun tetap saja hilang ditengah lautan manusia saat konser adalah resiko terbesar bagi manusia (agak)pendek seperti Aerei.

"Ma... Suruh Bang Barren dong buat antar aku, kalau sama mama langsung siaga 86 dia."

Misi selanjutnya adalah bagaimana caranya membuat seorang Barren (kakak Aerei) mau memberikan tumpangannya dengan ikhlas dan sukarela tanpa pamrih. Cara pertama adalah melalui ibu negara yang perintahnya mustahil untuk terbantah.

"Minta sendiri dong sana."

"Ma! Itu oknum pasti bakal malak aku sesuatu buat imbalan."

"Bilang kalau ada biaya Mama yang tanggung, lihat dia berani apa ga minta uang ke mama."

Neptunus memang senang berbaik hati diawal.

Mengantongi jaminan dari sang Mama maka Aerei pun berani mengetuk pintu kamar abangnya sekarang. Pintu terbuka menampakkan kamar bercat abu-abu dan putih gading. Playlist yang terputar menjadi penyambutnya memasuki kamar ini.

"Lagi butuh apa Nyil?"

"Kok tahu kalau gua lagi ada butuh?"

"Like you always do..." Jawab Abangnya dengan suara dalam terfokus pada video game di handphonenya.

"Hehe..anterin gua ke Konser Nadin."

"Kenapa ga minta temen lu jemput?"

"Kalau ada lu kenapa gua minta temen gua?"

Barren atau biasa disapa jahil BangBar mendecih mendengar balasan dari adiknya.

"Bera--"

"Kalau minta bayaran katanya minta langsung sama Mama." Dipotong langsung membuat Barren mengatupkan kembali mulutnya.

"Iya iya oke, jam berapa otw?"

"Jam 7."

Setelah mendapatkan persetujuan dengan mudahnya Aerei berlari keluar dan masuk ke kamarnya. Dia senang sebentar lagi salah satu impiannya menonton konser Nadin Amizah akan tercapai.

Tiga Turu Sengklek (TTS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang