10

36 10 0
                                        

"Jika temanmu berharga, kenapa ga dijual?"

.
.
.
.

Happy reading

.
.
.
.

"Lu abis nyelem di sawah mana Ere?!" Aerei membuang mukanya ketika Barren di depan pintu dengan melipat tangan di dada sudah siap menghakiminya. Itu disebabkan seragam putihnya terpampang jelas noda coklat besar di dada.

"Apaan sih?! Ini kena siram susu coklat, ya..maaf, kan kecelakaan."

Barren cuma bisa memijit kepalanya merasa heran kok bisa sudah mau 17 tahun tapi ini bocah susu aja masih ketumpahan.

"Kenapa ga menghindar?"

"Gimana mau menghindar?orang yang numpahin sengaja."

"Maksudnya?coba ulang apa gua ga denger!"

Mamam... Ga seharusnya Aerei blak-blakan di waktu seperti ini. Aerei buru-buru membuka tali sepatunya dan membukanya. "Kalau ditanya sama yang tua tuh jawab!"

"Ah udahlah, ini hal kecil." Aerei tetap berusaha mengelak. Tapi kelakuannya ini benar-benar membuat Barren geram, di pikirannya mana mungkin anak SMA bercanda dengan menabrak minuman ke baju, itu candaan konyol sialan yang dimana jika Barren sendiri yang menjadi korban ia akan langsung mengamuk.

"MA!! AE BERANTEM LAGI TUH SAMA TEMENNYA."

Aerei menoleh langsung dan mengumpati si Barren dalam hati. Dari arah dapur mama tergesa membawa satu sutil yang ia gunakan untuk menggoreng ayam. Mendengar teriakan sulung tentang anaknya yang lain membuat wanita itu terpanggil panik.

"Apa?mana? Aerei berantem apa lagi Ya Allah nak?"

Kalau begini urusannya Aerei tidak bisa kabur lagi. Terlebih mama terkejut dengan noda coklat di baju seragamnya, ekspresi wanita itu terkejut, marah, dan penasaran. Tapi di satu sisi wanita itu bersyukur tidak ada luka apapun di tubuh anaknya.

"Mam.. aku tuh gak kenapa-napa, ini cuma kecelakaan kecil. Abang aja yang prasangka buruk."

"Beneran?kamu ga bohong?kamu ga kayak dulu kan?"

Seketika Aerei mematung sendiri mendengar pertanyaan dari mamanya. Lidahnya langsung kelu, berbalik badan dan meninggalkan keduanya untuk ke kamar.

"Aerei! Kamu udah janji kan sama mama buat ga berantem kayak dulu lagi. Kamu janji kamu mau berubah."

Sementara di kamar ia tidak mendengarkan ucapan mama. Aerei langsung membuka seragamnya dan melemparkannya langsung ke keranjang cucian kotor. Mengganti kaos dan menyumpal telinganya dengan headset langsung mendengarkan musik full volume diatas kasurnya.

Itu terus berlangsung sampai langit menggelap, sampai Aerei mulai merasakan kamarnya yang kekurangan cahaya. Anak itu langsung menyalakan lampu kamarnya, dia tidak tidur dia cuma memejamkan matanya. Membiarkan musik-musik itu merasuki pikirannya. Dengan begitu mungkin saja suara-suara di kepalanya akan hilang.

Aerei memutuskan keluar dari kamar, mengetahui sang mama yang asik menonton TV seorang diri. Mungkin saja ayahnya belum pulang dan mungkin saja Barren pergi dengan temannya. Mengantongi hp dan dompetnya Aerei menyelonong begitu saja keluar rumah.

Biasanya Aerei akan membeli minuman dingin di minimarket kemudian duduk melamun sendirian di taman malam-malam begini. Jika saja ada orang jahat yang lewat lalu berpikiran untuk menculik Aerei yang dikira anak SMP mungkin saja itu akan mudah terjadi, tapi syukurnya Aerei masih dalam lindungan.

Sebenarnya tadi siang begini kejadiannya...





Sejam sebelum jam pulang sekolah, Aerei sedang berkumpul bersama teman-teman klub penyiarannya. Mereka sedang memilah-milah banyak dm menfess yang masuk dari akun Twitter sekolah.

Tiga Turu Sengklek (TTS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang