Happy reading
.
.
.
.Seperti manusia pada umumnya walaupun sepertinya mereka tidak seperti manusia, mereka masih menjalankan kewajiban seperti lainnya. Yaitu bersekolah.
Jangan berprasangka atau menduga, gitu-gitu otak mereka bertiga bisa berpikir. Iya...mereka yang bobrok ini nyatanya adalah anak IPA yang serius. Di siang harinya saat semua sudah mulai antara acuh tak acuh mengikuti pelajaran di kelas. Mendengarkan Guru Fisika berceloteh dengan segala teorinya. Berakhir menjawab beberapa soalnya.
"Masih belum paham Re?" Tanya Axell menoleh ke bangku belakang dimana ada Aerei dengan Eden. Lalu Axell duduk dengan siapa? Oh... Dia bersama dengan spesies manusia ambisius sekaligus lambe turah, Adita.
Aerei menghela nafas, "Ngerti cuma ya masih belum bisa hafal rumus diluar kepala." Makanya alasan Aerei lama mengerjakan karena dia harus bolak-balik antara buku soal dan buku catatan.
"Ah mana sini coba gua liat.." Buku Aerei langsung diambil oleh Axell. Seperkian detik berikutnya dibalikkan lagi. "Nih udah gua kasih tahu lu perlu pake rumus yang mana, dah tuh tinggal hitung. Gece! Keburu jam Bu Nurul habis."
Dengan cepat dan sigap Aerei langsung mengerjakan sisa soalnya. Sialnya jam Fisika akan cepat berakhir sebentar lagi, Sang guru Bu Nurul pun sudah bersiap-siap meminta ketua kelas membawakan bukunya ke luar kelas.
"BU TUNGGU BU INI ERE AGAK LELET.." Teriak Axell tiba-tiba yang dimana semakin membuat Aerei Tremor menulis cepat. Eden pun juga membantu memeriksa kembali apakah ada jawaban yang salah. Selepas yakin dengan semua jawabannya, Aerei langsung berlari ke depan kelas dan menyerahkan bukunya ke ketua.
"Santai aja Rei, Ibu tungguin kok." Kata Bu Nurul berbaik hati, ugh.. alasan Aerei menyukai fisika karena memang gurunya begitu baik hati. Kalau siswanya kehabisan paket kuota dan wifi mati aja dia mau kok memberikan hotspot Wifi-nya.
Pokoknya mah Bu Nurul adalah guru yang pengen banget Aerei ajak makan seblak sama sate ayam langganan. "Iya, makasih bu hehe..."
Bu Nurul lantas keluar bersama dengan ketua kelas yang membawa buku. Bisa Aerei lihat tatapan mata sinis yang ketuanya layangkan. Dan mulutnya bergerak tanpa suara membentuk suatu kata.Lelet!
"Dih! Apa-apaan kek gitu?!" Gumam Aerei menahan kesal. Dengan hentakan kaki kesal Aerei kembali ke bangkunya dengan Eden di barisan paling belakang.
"Kenapa kesel gitu?bukunya udah keterima kan?" Tanya Eden memerhatikan Aerei yang kembali duduk. Axell pun menyimak sambil memutar-mutar pulpennya di jari.
"Biasalah si Iko, matanya pengen gua colok." Ah.. Eden dan Axell langsung paham. Memang namanya manusia pasti ada saja yang tidak suka. Selama tidak terang-terangan membenci di depan, mereka bertiga biasanya diam dan santai saja. Ngapain buang tenaga buat ngurusin orang yang iri dengki?
Berakhirnya pelajaran Fisika ini menandakan jam istirahat kedua pada tengah hari. Para siswa yang lain mulai berhamburan keluar, entah ke kantin, ke kelas pacar, ke Mushola, ke Ruang guru, ke Ruang Bk, Perpustakaan atau ya terserahlah dimanapun itu. Asal ga mojok dempetan di toilet aja sih.
Trio Sengklek termasuk yang tidak mau melewatkan makan ke Kantin. Makanan di kantin sini enak-enak dan beragam deh, apa aja ada dari yang makanan daerah sampe luar. Sekolah mereka bukan sekolah elit tapi cukup ternama di beberapa daerah makanya Kepala sekolahnya berdedikasi banget dengan hal sekecil apapun.
"Mbak! Es Milo nya satu sama..ehm..aku beli Dimsumnya empat deh." Aerei memesan makanan dan minumannya. Selesai memesan makanan Aerei berjalan mencari dimana kedua temannya mendapatkan meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Turu Sengklek (TTS)
Teen FictionHidup itu mudah, mudah-mudahan ga masuk RSJ. Ini cuma kisah receh nan klasik dari tiga sahabat yang sama-sama suka tidur dan punya sikap aneh. Eden yang sudah merasa dirinya aneh dipertemukan dengan Axell si wibu berkelakuan buaya yang otaknya sek...