Kamu tahu gak kalau selama ini nyamuk punya nama? Iya, dia punya nama.
Tatang seekor nyamuk, hap! Lalu ditangkap.
.
.
.
.Happy reading
.
.
.
.Tidak usah heran saat kebiasaan buruk malas berolahraga sudah Aerei lakukan bertahun-tahun ini. Anak ini rajinnya push up atau olahraga kecil lainnya, tapi kalau olahraganya seperti bersepeda atau berjalan jauh jelas ia tidak mau.
"Ini lintang yang ngajak loh, seru lagi acaranya sama walikota."
Ini sudah menjadi perdebatan mereka berdua selama kurang lebih dua jam di depan tv. Antara dia yang bersikeras menolak karena malas dan Barren yang masih kukuh mengajaknya karena acara yang dipastikan meriah.
"Yaudah gih sana berdua aja sama Kak Lintang, gua mau tidur bang!!!" Aerei mulai kehabisan kesabarannya lantas beranjak bangun dari sofa.
"Gua sogok deh pake uang, mau berapa lu?"
Dih, sombong banget si sulung ini. Munculah rencana jahat dari kepala si bungsu untuk memanfaatkan orang di hadapannya ini.
"Berani berapa?" Balasnya dengan senyuman miring. Ya Allah ini bocah dua udah kayak mau transaksi gelap aja.
"750.000 ribu."
"ANJING LU MAU NGERAMPOK?!!"
"ABANG BAHASANYA BANG!!!"
Dari arah dapur Mama berteriak kencang membuat kedua bujang ini langsung menutup mulutnya dan berduduk manis. Barren yang kesal pun menendang kaki adiknya. "Jawab!mau beli apaan lu pake uang segitu banyak?!"
"Ga usah kepo!"
"Yaudah, gua bakal bilang ke Mama biar mama yang nyeret lu buat ikut acara gerak jalan."
"Dih anjir! Jalur ibu negara mana bisa?! Cukup uang aja yang bicara!"
Barren menoyor dahi Aerei, "lagak lu kek pejabat korup!"
"Ya jadi gimana?! Masa segitu aja ga mau ngasih, beliin Lintang jaket aja mau masa adik sendiri minta ga mau."
Barren semakin pusing dengan tingkah adiknya ini, Ya Allah ini bocahnya direfund aja ga bisa gitu? Atau Barren resign juga gapapa deh. Susah bener ngajak olahraga doang.
"Beda kasusnya parman! Sekarang lu lagi morotin gua, kalau Lintang itu gua ganti rugi!"
"Terserah! Jadinya gimana? Berani bayar gak? Kalau enggak gua ogah ikut." Dengan angkuh melipat tangan di depan dada dan membuang muka. Sifat durhakanya lagi merajalela dan kayaknya Barren sudah menabung banyak sabar untuk ini.
"Iya tapi jawab dulu duit segitu buat apaan? Gua kudu tahu biar kalau Ayah nanya kenapa duit di Atm gua berkurang itu karena apa."
Meskipun masih berkuliah Barren nyatanya sudah mempunyai beberapa pekerjaan sampingan yang dimana semua uang gajinya ia atur sendiri tapi masih berada dibawah pengawasan Ayahnya.
Sebenarnya Ayah termasuk parnoan, dia takut anak bujangnya yang sudah tahu mencari uang memakainya dengan sembarangan. Maraknya narkoba dan barang-barang ilegal lainnya maka dari itu Barren wajib buat laporan kemana saja uangnya ia pakai. Hitung-hitung sebagai latihan nanti jika ia sudah hidup terpisah.
Aerei menghela nafas pasrah.
"Beli.. Nendoroid dua biji.""Nendoroid?"
"Iya tahu ga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Turu Sengklek (TTS)
Fiksi RemajaHidup itu mudah, mudah-mudahan ga masuk RSJ. Ini cuma kisah receh nan klasik dari tiga sahabat yang sama-sama suka tidur dan punya sikap aneh. Eden yang sudah merasa dirinya aneh dipertemukan dengan Axell si wibu berkelakuan buaya yang otaknya sek...