CHAPTER 15

301 19 6
                                    

"Jika kamu adalah takdir yang tertulis
Di lauhul mahfudz ku,ku berharap kepada nya.
Di setiap sejadah yang saya pakai untuk bersujud dan berdoa,di atas sejadah itu,ada harapan yang ku
Panjatkan kepada Robb-ku."
(Muhammad Fatih Al Kahfi)

Vote & follow ya guyss
Halooo para readers,gimana nihh kabar nya??
Huhu maaf ya nunggu kelanjutannya lama😭🙏
Author nya pusying syo'al nya😌
Maklum lah yaaa
Komen sebanyak banyak nya yaa💌
.
.
.
.
Dahh yukk lanjut
.
.
.
.
Happy reading 🤗💗


"B-baik Gus kalo gitu kami bersihkan ulang" ucap salah satu santriah

"Kalo gitu saya permisi, assalamu'alaikum" Gus Fatih meninggal kan tempat tadi ia berdiri lalu ke depan ruang tengah ndalem

Di sisi lain ia merasa iba melihat Dila yang tengah menahan sakit dan meringis kesakitan pada sang umi yang tengah memeluk dila,sedangkan sang Abah sedang ada urusan di aula pondok bersama dewan pesantren.
Lalu kemana Ning Vani?????
Ning Vani sedang berjalan mondar mandir di depan ndalem yaitu di teras rumah nya,menunggu kedatangan dokter Dina

"Assalamu'alaikum Ning" akhir nya yang di tunggu tunggu datang juga,siapa lagi kalo bukan dokter Dina

"Wa'alaikumussalam dok,dok ayo mari masuk" dokter Dina mengikuti Ning Vani dari belakang dan masuk ke ndalem
Di situ terdapat Gus Fatih yang sedang berdiri,nyai Hasnah yang sedang memeluk Dila,dan Dila yang sedang meringis kesakitan

"Assalamu'alaikum Gus,ibu" salam dokter Dina

"Wa'alaikumussalam Warahmatullahi wabarokatu"

"Maaf Bu,ini ada apa ya,dan ini mba nya kenapa?" Tanya dokter Dina

"Nak" ucap sang umi ,Ning Vani yang paham pun langsung menjelaskan,Ning Vani menjelaskan kejadian yang baru saja menimpa Dila dengan detail dan jelas,dokter Dina yang mendengar penjelasan Ning Vani termangut mangut.

"Owhh gitu ya cerita nya,ya sudah ibu permisi izin periksa mba nya dulu ya" nyai Hasnah mempersilahkan dokter Dina memeriksa keadaan Dila,di sisi lain wajah Gus Fatih tampak khawatir
Ente kenapa Gus?????😭🙏 kepo dikit yeee kan
'dah lah lanjut wehhhh'

Selesai dokter Dina memeriksa Dila,dokter Dina langsung memberi resep obat untuk Dila agar tidak selalu merasa sakit pada tulang ekor yang terjedak anak tangga tadi.

"Dina terimakasih ya sudah membantu ibu" ucap Bu nyai

"İya Bu sama sama,Dina juga senang bisa membantu ibu" nyai Hasnah tersenyum

Ddrrrrtttt........dddrrtttttt......ddrttttt.....

Handphone dokter Dina berbunyi,dan terpampang di nomer tersebut bertuliskan "Dokter Firza"

"Assalamu'alaikum iya fir ada apa?"

"................"

"Apa! Astagfirullahaladzim iya iya aku segera ke rumah sakit sekarang" dokter Dina tampak begitu panik dan buru buru pamit kepada Bu nyai

"İbu maaf Dina harus segera ke rumah sakit sekarang,kalo gitu Dina duluan ya Bu assalamu'alaikum" ucap dokter Dina terburu buru

"Eh iya Din sekali lagi makasih ya,mau ibu antar sampai depan?" Tawar nyai Hasnah

"Tidak usah Bu,di jaga aja mba Dila nya,kalo ada apa apa kabarin Dina aja ya Bu,kalo gitu Dina pamit assalamu'alaikum" selepas dokter Dina mencium tangan nyai Hasnah,ia langsung berlari keluar dengan membawa alat medis yang ia bawa barusan

HARAPAN DI ATAS SEJADAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang