CHAPTER 18

320 27 21
                                    

Haloo semua
Hehehe makasih yang dah baca chapter 17
Ni kita kembali ke cerita ya

Happy reading....

"Fatih ambilkan dulu kerudung di kamar Abah,kalo sudah samperin Abah di ruang keluarga Abah duduk di situ" Gus Fatih mengangguk lalu mengucapkan salam dan izin mengambil kerudung di kamar sang Abah

Gus Fatih berjalan turun ke kamar bawah untuk mengambil kerudung yang di minta oleh sang umi
Gus Fatih sudah mengambil kerudung nya lalu naik ke atas untuk memberikan kerudung tersebut.

"Umii assalamu'alaikum ini kerudung nya mi" Gus Fatih mengetuk pintu kamar nya

"Wa'alaikumussalam iya nak makasih ya" ucap sang umi

"Iya umi sama-sama, Dila gimana umi?" Tanya Gus Fatih khawatir

"Emm Dila masih belum bangun nak, kita biarkan dulu saja dia istirahat" ucap sang umi,Gus Fatih mengangguk

"Kalo gitu Fatih pamit mau ke bawah ya mi udah di tunggu Abah" ucap Gus Fatih

"Iya nak temui lah abah" ucap umi Hasnah

"Assalamu'alaikum umi"

"Wa'alaikumussalam nak" Gus Fatih berjalan ke bawah untuk menyusul sang Abah yang sudah berada di sana,dengan perasaan yang ketar ketir deg degan,karena tampak nya sang Abah saat berbicara tadi begitu serius membuat nya ketar ketir.

"A-assalamu'alaikum Abah" ucap Gus Fatih dengan gugup

"Wa'alaikumussalam, belum juga di ajak bicara udah gugup duluan" ucap sang Abah

"Ni Fatih gak di suruh duduk nih bah" kyai Zaid terkekeh dan mempersilahkan putra kesayangan nya itu untuk duduk di sebelah nya

"Fatih ingat perkataan dan janji mu ke Abah umi kan?" Tanya sang Abah

"Iya bah, siapapun perempuan yang pertama kali Fatih sentuh walaupun itu tidak di sengaja, Fatih akan menikahi nya ikhlas lahir batin jika dia adalah jodoh Fatih" ucap Gus Fatih mengulangi perkataan nya dulu waktu masih berumur 14 tahun.

"Jadi bagaimana nak? Kamu sudah menyentuh nya walaupun itu tidak di sengaja, dan satu hal lagi nak" ucap sang Abah menjeda ucapan nya

"Apa kamu menyukai nya?" Tanya kyai Zaid

"Emm apa bah anu itu emm" ucap nya gelagapan

"Jujur saja nak dari hati mu katakan" Gus Fatih mengangguk dan menarik nafas

"Sebenarnya dari awal pertama kali Fatih bertemu dengan nya, Fatih gak bisa bersifat cuek dingin kepada nya bah, dan Fatih gk suka kalo Dila dekat dengan Abi apalagi kemarin juga bah Dila bertanya tentang ustadz Abi, Fatih gak suka bah. Kalau Fatih berniat ingin mengkhitbah nya, apa Abah umi merestui?" Ucap Gus Fatih

"Nak??apa kamu sudah yakin ingin mengkhitbah nya?" Tanya sang Abah lagi

"Iya bah Fatih udah yakin,udah dari belakangan ini Fatih ingin bicara ke Abah sama umi tapi Fatih belum siap dan sekarang Fatih baru bisa berani berbicara ini ke abah" ucap Gus Fatih

"Maa syaa Allah anak Abah sudah besar ya sekarang sudah menemukan perempuan di hati nya, ingat nak perempuan tidak butuh janji manis, itu sudah basi namun perempuan itu butuh pembuktian dari setiap perkataan laki laki" Gus Fatih tersenyum mengangguk lalu ia memeluk sang abah

"Fatih kamu mau tau siapa perempuan yang di maksud umi waktu itu?" Ucap sang abah, Gus Fatih melepaskan pelukan nya lalu kembali duduk seperti semula

"Emm siapa Abah?" Tanya nya

"Perempuan itu yang saat ini berada di kamar mu nak, dia adalah Adila putri satu satu nya Zainab dan Ahmad dan Dila mempunyai seorang kaka namanya Muhammad Zidan al Fatih,apa kamu masih ingat dengan Zidan? Dulu kamu sering bermain dengan nya" ucap sang Abah,Gus Fatih kembali terdiam

HARAPAN DI ATAS SEJADAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang