Dari beberapa komentar yang aku baca, ternyata dari pembaca emang belum tahu ya istilah "ASMARA SUBUH"?
Jadi, asmara subuh itu adalah akronim sebutan...untuk sebuah kegiatan setelah sahur dan salat Subuh. Adanya ya cuma di bulan Ramadan.
Dulu waktu aku kecil, asmara subuh itu biasanya dipakai untuk jalan-jalan sambil main mercon, ketemu teman² terus menggoda mereka yang sudah remaja cowok cewek saling dikenal-kenalkan. Karena tidak semua tempat kumpul disebut dengan asmara subuh, makanya jalanan yang dipakai itu sangat ramai oleh anak-anak muda pada masanya.Nah setelah aku beranjak remaja/SMA...biasanya teman² suka ngumpul di aloon² kota untuk asmara subuh yang diisi dengan murotal Qur'an atau salah satu membaca Qur'an dan yang lain menyimak untuk mendengarkan.
Kalau sekarang, seiiring berjalannya waktu sepertinya asmara subuh telah bergeser fungsi ke arah yang negatif. Jadi, banyak pemerintah yang melarang acara asmara subuh ini diadakan oleh pemuda pemudi karena kebanyakan untuk trek-trekan sepeda motor, balap liar atau apa pun itu yang menggunakan sepeda motor tanpa helm, boncengan lebih dari dua, dan hal² yang membahayakan lainnya.
AKHIRNYA, untuk mengenang masa kecilku dulu, bertepatan dengan bulan Ramadan 1444H ini rasanya pas jika aku menulis kisah yang disengaja dengan nama tokohnya ASMARA dan SUBUH.... Dengan judul yang sama "ASMARA SUBUH".
Nah, sekarang nggak bertanya² kan, kenapa harus asmara subuh.
-- Happy Reading, Happy Fasting --
Marentin NiagaraSubuh kembali ke rumah Asmara ketika Rabani sudah kembali dari mengajar. Sayangnya Asmara tidak ada di rumah karena hari ini dia memiliki jadwal koordinasi terakhir dengan Dinas Pertanian dan ATR/BPN untuk penyampaian sertifikat lahan pertanian yang diberikan secara gratis kepada pemilik hak tanah, sesuai dengan catatan dari desa dan kecamatan.
Berhadapan dengan Rabani memang sudah sering, tapi siang ini rasanya berbeda manakala Subuh ingin menyampaikan maksud kedatangannya ke rumah Asmara pada pemiliknya.
"Asmara menitip pesan minta maaf kepada Mas Azlul. Tadi pagi sebelum berangkat ke sekolah saya mendengar sendiri dia ditelepon oleh Pak Sanusi untuk datang di rapat koordinasi terakhir sebelum pembagian sertifikat itu berlangsung," jelas Rabani.
"Tidak apa-apa, Pak. Dengan Pak Bani pun sebenarnya sudah mewakili meski alangkah lebih baiknya jika Asmara turut mendengarkan." Subuh berusaha untuk menetralkan hatinya. Mengenyahkan perasaan gugup karena dia yakin apa yang telah diniatkan karena Allah akan mendapatkan kemudahan jalan.
"Kalau begitu saya juga minta maaf, atau sebaiknya kita menunggu Asmara saja. Mungkin sebentar lagi dia kembali," tawar Rabani.
Subuh berpikir sejenak, tapi akhirnya dia memutuskan untuk menyampaikannya kepada Rabani segera karena niat yang baik itu sebaiknya disegerakan sebelum didahului oleh setan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asmara Subuh
General FictionMenemani santap sahur selama Ramadhan, eh baru kepikir untuk buat cerita religi seperti ini...tanpa sinopsis, hanya menulis apa yang pernah terlihat oleh mata