Mina menatap selembar tiket fanmeeting yang sejak tadi digenggamnya erat dengan pandangan kosong. Ia sendiri tidak paham kenapa ia harus repot-repot meronggoh sisa-sisa tabungannya untuk membeli tiket ini disaat ada biaya sewa kamar menanti untuk dibayar.
Bisa jadi karena ada sedikit bagian di hatinya yang masih penasaran dan belum sepenuhnya rela. Hari ini Mina bertekad untuk bertemu dengan orang itu. Apakah orang itu mengingatnya?
Sejam kemudian Mina telah duduk di barisan ketiga dari depan, cukup dekat dengan panggung di mana Kim Byung Hoon, si aktor kelas A, tengah berbicara mengenai film terbarunya.
Dari tempatnya duduk Mina bisa melihat sosok itu dengan cukup jelas. Meski guratan halus terlihat samar di wajahnya, namun itu sama sekali tidak membuat pria berusia 42 tahun itu terlihat tua. Di usianya yang menginjak 42 tahun Kim Byung Hoon masih terlihat bugar dan awet muda. Kebanyakan orang mengira jika usia Kim Byung Hoon masih kepala tiga. Semua itu karena hidup sehat yang dijalaninya.
Ketika tiba giliran Mina untuk mendapatkan tanda tangan, tiba-tiba perasaan gugup menyelimutinya. Tanpa Mina sadari semakin mendekati gilirannya tangan dan kakinya berubah dingin.
Jarak Mina dan Kim Byung Hoon semakin menipis hingga akhirnya Mina berdiri tepat di hadapan sang aktor papan atas. Sekarang Mina bisa melihat wajah Kim Byung Hoon dengan amat jelas. Bahkan retina matanya turut menangkap tahi lalat yang ada di hidung serta sudut mata kanan Kim Byung Hoon.
Perasaan Mina semakin campur aduk ketika Kim Byung Hoon mendongak menatapnya tepat di sepasang manik mata Mina.
Pria itu tersenyum ramah, membuat sudut matanya berkerut.
"Hai, terima kasih sudah datang. Siapa namamu?"
Selama beberapa detik Mina terdiam terpaku. Tubuhnya seolah kaku.
Kim Byung Hoon masih tersenyum ramah menunggu jawaban Mina. Mungkin ia pikir Mina terlalu terpesona terhadap dirinya hingga mendadak terdiam mematung. Ia sudah sering mendapati reaksi seperti ini.
"Eh, letak tahi lalat kita sama," ujar Kim Byung Hoon ramah seraya menunjuk ke arah tahi lalat di hidungnya dan hidung Mina.
Mina masih terdiam.
"Senang sekali rasanya memiliki fans yang masih muda. Itu berarti aku masih belum ketinggalan zaman ya. Oh iya, namamu?"
"Mina. Son Mina."
Kim Byung Hoon menulis nama Mina di atas lembar foto dirinya yang telah ia bubuhi tanda tangan.
"Nama yang cantik. Sesuai untukmu. Sampai bertemu lagi Mina-ssi."
Mina keluar dari dalam gedung tempat acara fanmeeting dengan perasaan hampa. Ia menatap selembar foto bertanda tangan Kim Byung Hoon.
Untuk Mina yang cantik
Terima kasih atas dukunganmu!Tawa getir keluar dari mulut Mina. Ia menyadari kebodohannya yang telah membuang uang untuk datang ke sini. Apa yang bisa diharapkannya dari pria yang meninggalkannya belasan tahun silam? Bahkan setelah mereka bertatap muka dan berkenalan pun, pria itu masih tidak bisa mengingat dirinya.
Yah, kalau sejak awal pria itu peduli ia takkan mungkin tega meninggalkan Mina dan ibunya.
Untuk terakhir kalinya Mina menatap selembar foto tersebut sebelum foto tersebut berakhir menyedihkan di tempat sampah bersama puluhan sampah lainnya.
*****
"Cut!"
Suara lantang sutradara Kim seketika membuat segerombolan laki-laki yang tengah berkelahi langsung menghentikan aksi anarkis mereka. Jaehyun mengulurkan tangannya pada seorang aktor figuran yang baru saja ia banting. Aktor figuran itu dengan senang hati meraih uluran tangan Jaehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue
FanfictionSon Mina akrab dengan sepi. Sepanjang 25 tahun hidupnya yang Mina ingat ia kerap sendirian. Ayahnya meninggalkan ia dan ibunya ketika Mina masih bayi, dan bertahun-tahun kemudian gantian sang ibu yang meninggalkan dirinya ketika ia remaja. Mina suda...