Jaehyun tidak membual ketika ia berkata akan menggunakan hari liburnya untuk menemani Mina. Satu minggu berlalu, dan Jaehyun tetap tinggal. Hari ini Jaehyun harus kembali ke Seoul karena ada acara yang harus ia datangi. Mina berusaha keras meyakinkan Jaehyun bahwa ia akan baik-baik saja dan tidak akan kabur lagi. Meski begitu, Jaehyun tetap terlihat berat meninggalkan Mina meski hanya selama beberapa jam.
"Bagaimana jika kau kembali ke Seoul bersamaku?"
Mina langsung menggeleng. Seoul hanya akan selalu mengingatkannya pada pria bejat itu, dan Mina tidak sanggup jika harus kembali bergelung ke dalam mimpi buruk itu. Bahkan disaat ia sudah berada berkilo-kilo meter jauhnya dari Seoul, Mina masih mendapati dirinya kerap bermimpi buruk.
Melihat gelagat panik Mina ketika ia mengajaknya untuk pindah ke Seoul tak ayal membuat Jaehyun semakin penasaran sekaligus curiga.
Jaehyun duduk di samping ranjang Mina, lalu meraih tangan gadis itu. "Sebenarnya apa yang telah terjadi di Seoul sehingga kau memutuskan pergi?"
Pertanyaan yang selama ini menghantui pikiran Jaehyun akhirnya terlontar juga. Selama seminggu belakangan ia telah bersabar menanti hingga Mina sendiri yang bercerita. Namun hingga detik ini Mina tetap bungkam, dan Jaehyun merasa ia tak bisa lagi menunggu lebih lama.
"Mina?" Suara Jaehyun begitu lembut.
Ditanya dengan intonasi lembut seperti itu membuat tangis Mina tidak terbendung. Sekali lagi ia menangis di depan Jaehyun. Awalnya hanya isakan kecil, namun ketika Jaehyun akhirnya menarik Mina ke dalam pelukannya, isakan kecil itu berubah menjadi tangis yang memilukan. Jaehyun kebingungan setengah mati. Hatinya ikut terasa sakit mendengar tangisan Mina. Mina nangis begitu lama hingga baju Jaehyun basah oleh air mata Mina.
"Tak apa kalau kau belum bisa bercerita," bisik Jaehyun sambil mengusap kepala Mina yang masih menangis dalam pelukannya.
*****
1 tahun berlalu begitu saja. Mina masih enggan kembali ke Seoul. Jaehyun pun tak lagi memaksa. Mereka masih berhubungan baik. Hampir setiap akhir pekan ketika sedang tidak sibuk maka Jaehyun akan mengunjungi Mina di Gyeongsangnam Do. Sejauh ini hubungan jarak jauh mereka berjalan baik.
"Akhir pekan ini adalah premiere film ku. Aku ingin mengundangmu untuk datang."
Mina yang sedang menyeruput kuah sup terdiam. Jika datang ke premiere film itu berarti ia harus kembali ke Seoul. Tapi jika tidak datang, Mina rasa ia akan sangat mengecewakan Jaehyun. Dan Mina tak ingin menjadi alasan kekecewaan Jaehyun. Tidak sedikit pun.
"Tapi tak apa kalau.."
"Hari Sabtu minggu ini kan?" tanya Mina.
"Ya."
Mina menatap genangan kuah sup di dalam mangkuknya. Tanpa perlu melihat Mina bisa tahu jika Jaehyun tengah menatapnya penuh harap. Perlahan Mina mengangkat wajahnya. Ia langsung bertatapan dengan sepasang manik mata Jaehyun yang tengah menatapnya penuh harap sekaligus lembut. Jahat sekali jika ia sampai menolak.
"Aku akan datang," jawab Mina akhirnya.
Ekspresi penuh harap Jaehyun tergantikan dengan ekspresi bahagia.
"Benarkah?" Jaehyun sangat senang, membuat Mina merasa heran karena kehadirannya bisa memberikan pengaruh besar bagi Jaehyun. Apa ia begitu spesialnya bagi Jaehyun?
Empat Hari kemudian Mina sedang dalam perjalanan menuju Seoul bersama Jaehyun. Jaehyun menawarkan diri atau bisa dikatakan memaksa untuk menjemput Mina meski sudah ditolak. Mina merasa tak enak jika harus merepotkan Jaehyun. Ternyata pria itu malah senang direpotkan oleh dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue
FanfictionSon Mina akrab dengan sepi. Sepanjang 25 tahun hidupnya yang Mina ingat ia kerap sendirian. Ayahnya meninggalkan ia dan ibunya ketika Mina masih bayi, dan bertahun-tahun kemudian gantian sang ibu yang meninggalkan dirinya ketika ia remaja. Mina suda...