Di Kegelapan Malam

103 26 22
                                    

Manik mata Mina menyusuri kata demi kata dari artikel media online yang tengah dibacanya. Artikel tersebut memuat berita mengenai klarifikasi Jaehyun terkait foto-foto serta rumor kencannya yang beredar. Dan sesuai janjinya, nama serta identitas Mina masih tersimpan rapat.

Mina menutup ponselnya kemudian meletakkannya di nakas samping tempat tidur. Ia berbaring terlentang menatap kosong langit-langit kamar. Untuk sementara Mina dan Jaehyun telah memutuskan untuk tidak bertemu sampai gosip mengenai mereka mereda. Jaehyun bilang ia tidak ingin mengambil resiko jika masih ada wartawan yang membututinya dan ujung-ujungnya malah membuat identitas Mina terkuak.

Mereka pikir itu merupakan keputusan terbaik untuk saat ini. Tapi sesaat setelah keputusan itu dibuat, Mina malah merasa hampa dan sedih. Mina menyadari jika sekarang Jaehyun adalah pemberi warna dalam hidupnya yang muram dan membosankan.

Mina memejamkan matanya, berusaha untuk mengistirahatkan pikiran. Ia butuh tidur. Tapi hingga satu jam berlalu pun matanya masih menatap langit-langit kamar.

*****

Seharusnya Jaehyun tidur, sebab besok pagi ia ada jadwal syuting. Namun nyatanya meski badan letih, tapi otaknya seperti enggan beristirahat. Jaehyun menatap hampa ke arah jendela kamar hotel tempatnya beristirahat malam ini.

Gemerlap kota Busan di malam hari tampak jelas, seolah meneriakkan pada Jaehyun bahwa masih terlalu dini untuk bergelung dalam selimut.

Klarifikasi telah dibuat. Jaehyun sangat berharap agak orang-orang tak lagi penasaran dengan sosok Mina. Demi menjaga privasi Mina, Jaehyun rela mengambil jarak meski sedetik setelah ia mengutarakan pilihan tersebut ia menyesalinya. Tapi berkali-kali Jaehyun menekankan dalam hati jika pilihan tersebut demi kebaikan Mina.

Rasanya Jaehyun ingin melompati hari hingga ia tiba di hari di mana ia dan Mina bisa bebas bertemu. Hari di mana ia bisa kembali merasakan semangat untuk bangun di pagi hari dan menjalani hari. Hingga akhirnya mata Jaehyun terpejam, yang terakhir dipikirkannya pun tetap Mina.

Keesokan harinya perasaan Jaehyun masih terasa hampa. Ia memulai hari tanpa semangat.

Di lokasi syuting Jaehyun kembali bertemu dengan Chaeyoung. Seharian ini mereka akan merekam adegan berdua. Chaeyoung terlihat senang, berbanding terbalik dengan Jaehyun. Meski demikian, begitu kamera menyorotnya Jaehyun langsung masuk ke dalam karakter. Ia selalu berusaha bersikap profesional.

"Cut!" Seruan sutradara terdengar lantang.

Jaehyun langsung melepas tangan Chaeyoung yang sejak tadi digenggamnya. Pengambilan adegan hari ini dilakukan di pantai. Adegan romantis menampilkan sepasang kekasih yang tengah bercanda dan bermain di pinggir pantai.

"Dulu kita juga pernah ke sini, kan." Chaeyoung berkata.

Jaehyun melirik gadis itu. Ia ingat dengan sepotong kenangan manis yang dimaksud Chaeyoung.

"Gara-gara keasyikan main di sini kita nyaris ketinggalan bus pulang ke Seoul. Kita sangat panik saat itu," ucap Chaeyoung sambil tertawa kala mengingat kejadian yang terjadi beberapa tahun silam itu.

Chaeyoung menatap Jaehyun dalam. "Tadi, selama beberapa saat aku merasa kembali ke waktu itu. Aku bahkan lupa kalau kita sedang syuting."

Chaeyoung tersenyum lembut, kemudian berjalan lebih dulu menuju sutradara guna melihat hasil pengambilan gambar. Jaehyun mengikuti dua langkah di belakang Chaeyoung. Matanya menatap sosok perempuan yang pernah menjadi bagian terpenting dalam hidupnya. Mungkin rasa itu masih tersisa di hati Chaeyoung, namun itu tidak demikian bagi Jaehyun.

*****

"Tidakkah kau merasa jika Woojin menaruh hati padamu?"

Mina yang semula tengah merangkai bunga mendadak terdiam. Jelas ia merasa jika Woojin suka padanya. Perlakuan berlebihan Woojin sudah cukup membuat Mina mengerti tanpa pria itu mengungkapkan perasaannya.

BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang