Jaehyun duduk terdiam di ruang tunggu kantor polisi. Ia seharusnya tidak berada di sana, mengingat status dirinya sebagai seorang aktor ternama. Jika sampai ada yang mengenalinya di sini, maka akan terjadi kehebohan. Seorang aktor berada di kantor polisi, pasti telah terjadi sesuatu yang berkaitan dengan pelanggaran hukum. Hal itu tentunya merupakan santapan berita yang dicari-cari oleh wartawan.
Beruntung Hyunjae tak lupa memberikan masker dan topi kepada Jaehyun sehingga orang-orang takkan langsung mengenalinya.
"Sebaiknya kau pulang. Biar aku yang menunggu di sini. Lagipula sudah ada pak Jang di dalam. Ia pengacara hebat. Kau tidak perlu khawatir," ucap Hyunjae, meski dia tahu Jaehyun akan menolak dan tetap menunggu.
Seperti dugaan, Jaehyun menolak. Hyunjae tak memaksa. Dia ikut duduk di sebelah Jaehyun.
"Seharusnya aku tidak meninggalkannya sendirian. Seharusnya aku tidak membawanya kembali ke Seoul," ucap Jaehyun lirih.
Hyunjae menepuk bahu Jaehyun dengan pelan, ingin memberikan dukungan moril kepada artis yang sudah ia anggap adik sendiri itu.
"Jangan menyalahkan diri sendiri."
Jaehyun mengusap wajahnya dengan gusar. Ia sudah mendengar kronologi lengkap kejadiannya dari pengacara yang ia sewa untuk membela Mina. Rasa bersalah sekaligus amarah Jaehyun timbul. Sekarang ia paham alasan Mina tiba-tiba meninggalkan Seoul dan enggan kembali ke sini. Semua itu karena lelaki bejat bernama Woojin. Jaehyun tidak bisa membayangkan betapa sakitnya mental Mina selama ini, dan dia malah membawa gadis itu kembali ke Seoul.
"Dia pasti sangat menderita," ucap Jaehyun sedih.
Hyunjae menghela napas. Ia pun terkejut atas kejadian yang menimpa Mina. Ia melirik Jaehyun yang sejak awal selalu berada di kantor polisi menemani Mina meski mereka tidak bisa leluasa bertemu sebab Mina masih dalam pemeriksaan polisi. Lagi, Woojin hanya bisa menepuk punggung Jaehyun pelan. Ia sendiri pun bingung harus memberikan reaksi seperti apa.
"Dia seharusnya bisa bebas, kan? Mina hanya membela diri. Si brengsek itu pantas mendapatkannya." Nada suara Jaehyun terdengar geram.
"Pak Jang sedang berusaha semaksimal mungkin. Kita percayakan padanya."
Mina, Pak Jang beserta seorang petugas kepolisian keluar dari ruang interogasi setelah hampir 24 jam berada di sana. Jaehyun dan Hyunjae berdiri. Hati Jaehyun sakit melihat kondisi Mina yang tampak kacau. Wajahnya pucat, matanya tampak lelah karena kurang tidur. Dan yang lebih menyakitkan hati Jaehyun, manik mata lelah itu enggan menatap dirinya. Mina terus menunduk dalam. Mereka belum sempat berbicara sejak Mina dibawa ke kantor polisi.
Petugas kepolisian membawa Mina entah ke mana. Jaehyun hanya bisa menatap sosok Mina dengan pandangan pilu. Pak Jang menghampiri Jaehyun.
"Mina belum bisa pulang. Kita masih harus menunggu hasil autopsi korban dan mungkin masih ada interogasi lain," ucap pengacara Jang.
"Tapi dia bisa bebas kan? Dia hanya melindungi dirinya sendiri. Pria itu.. pria itu sudah pernah melecehkannya." Suara Jaehyun tercekat. Kalau saja tak ada Pak Jang dan Hyunjae di sini, Jaehyun pasti sudah menangis.
"Kau tenang saja. Besar kemungkinan Mina akan bebas. Kita memang tidak bisa memasukkan tuntutan pemerkosaan terhadap Woojin karena tidak ada bukti konkret sebab kejadiannya sudah setahun yang lalu. Tapi kita bisa menuntut Woojin atas percobaan pemerkosaan dan kekerasan seksual. Bukti cctv di lorong hotel serta luka-luka yang ada di tubuh Mina menjadi bukti yang kuat."
Untuk sejenak Jaehyun bisa menarik napas lega karena mendengar penjelasan dari pak Jang.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue
FanfictionSon Mina akrab dengan sepi. Sepanjang 25 tahun hidupnya yang Mina ingat ia kerap sendirian. Ayahnya meninggalkan ia dan ibunya ketika Mina masih bayi, dan bertahun-tahun kemudian gantian sang ibu yang meninggalkan dirinya ketika ia remaja. Mina suda...