Penat

136 38 11
                                    

"Go Yoojung tiba-tiba mundur dari film ini dan mereka telah menggantinya dengan Park Chaeyoung. Baru saja diumumkan ke media," ujar Hyunjae. Nada gusar terdengar jelas dari suaranya.

Hyunjae memperhatikan wajah Jaehyun dengan lekat. Sementara itu Jaehyun masih terdiam, masih berusaha memproses kabar mengejutkan yang kurang dari 5 menit lalu ia terima.

"Masih belum terlambat untuk mundur dari film itu."

"Tunggu dulu hyung," Jaehyun tampak berpikir dan menimbang-nimbang dalam hati. Ia menatap Hyunjae, "Tak apa. Aku tetap mau lanjut."

"Kau yakin? Kau bisa mendapatkan proyek film lain. Aku akan mencarikan yang lebih bagus dari ini. Kau tak perlu memaksakan diri," ucap Hyunjae. Ia tak ingin Jaehyun gegabah mengambil keputusan yang nantinya malah akan pria itu sesali.

Jaehyun menggeleng tak setuju.

"Film ini adalah yang terbaik yang bisa kudapatkan saat ini. Sudah bertahun-tahun lamanya aku ingin bekerja sama dengan sutradara Kang dan penulis Choi. Hyung tahu sendiri kan kalau mereka tidak sembarangan mencasting aktor dan aktris untuk film mereka. Ini merupakan kesempatan emas yang takkan datang dua kali. Aku tak mau mensia-siakan ini."

"Tapi apa kau yakin bisa bekerja bersama wanita itu?" Hyunjae tampak cemas.

Jaehyun menghela napas, kemudian menatap manik mata Hyunjae. "Ya, aku pasti bisa," jawabnya mantap.

Hyunjae pulang setelah memastikan jika Jaehyun benar-benar sanggup melanjutkan proyek film di mana ia akan disandingkan dengan aktris papan atas Park Chaeyoung.

Tubuh Jaehyun mendarat sempurna di atas ranjang king size miliknya yang super empuk. Ranjang yang dulu tak pernah Jaehyun bayangkan akan ia miliki. Sama seperti posisinya saat ini sebagai aktor terkenal.

Dulu Jaehyun hanyalah remaja pinggiran kota yang hidup sederhana. Ia harus menabung uang kerja paruh waktunya untuk membeli barang-barang yang ia inginkan. Tidak seperti sekarang di mana ia bisa membeli apapun yang ia inginkan saat ini juga.

Masih terekam jelas dalam ingatan Jaehyun ketika ia harus menguras tabungannya demi membeli gitar akustik untuk Chaeyoung sebagai hadiah ulang tahun. Ngomong-ngomong soal gitar, entah Chaeyoung masih menyimpan gitar itu atau sudah dibuangnya seperti ia membuang Jaehyun. Mendadak Jaehyun ingin tahu.

Semuanya masih terekam jelas dalam ingatan Jaehyun. Bukan berarti Jaehyun belum bisa melupakan Chaeyoung dan masih mencintai gadis itu. Entah sejak kapan Jaehyun berhasil mengenyahkan gadis itu dari hatinya. Kisah mereka sudah tutup buku dan bukunya sudah Jaehyun bakar hingga habis tak bersisa. Begitupula perasaannya terhadap Chaeyoung sekarang, habis tak bersisa.

Jaehyun hanya memikirkan pertemuan mereka nanti. Pasti akan terasa canggung dan membuat dirinya tak nyaman. Namun Jaehyun tak ingin mundur dari proyek film yang ia idam-idamkan ini. Ia harus profesional meski itu artinya ia harus kembali mengingat kenangan pahit.

*****

Ketika Jihyo mengajaknya untuk ikut kencan ganda, Mina sudah memiliki firasat kalau itu bukan rencana yang bagus. Ia sudah berusaha mengelak, namun Jihyo pantang menyerah.

Jihyo paham jika semakin ia memaksa, maka akhirnya Mina akan menyerah. Sebab memang seperti itulah Mina, malas berdebat dan cenderung pasrah.

Dan sesuai dugaan Jihyo, Mina akhirnya mengalah.

Mina bertemu untuk pertama kalinya dengan pria bernama  Shin Dongwoo. Dongwoo setahun lebih tua dari Mina, bertubuh tinggi dan sedikit berotot. Ia memiliki rahang yang tegas serta hidung yang tak seberapa mancung, namun tampak begitu pas di wajahnya. Matanya sipit sehingga tiap ia tersenyum atau tertawa maka matanya hanya tampak segaris.

BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang