Mina tidak dikucilkan, hanya saja ia merasa terkucilkan diantara orang-orang hebat ini. Meski Jaehyun terus menggandeng tangannya dan mengikut sertakan Mina dalam obrolan bersama teman-temannya, tetapi tetap saja Mina merasa asing. Ia merasa salah tempat.
"Aku ke toilet ya," bisik Mina pada Jaehyun ketika dilihatnya Jaehyun telah selesai berbincang dengan salah seorang temannya yang pernah menjadi lawan main dalam drama perdana Jaehyun.
Jaehyun mengangguk. "Aku ambil makanan di sebelah sana ya," tunjuk Jaehyun pada deretan makanan yang tertata apik di atas meja panjang.
Mina mengangguk, lalu beranjak pergi diiringi oleh pandangan Jaehyun yang terus menjaganya hingga Mina keluar dari aula hotel.
Mina memang butuh ke toilet, namun selepas dari toilet ia tidak langsung kembali ke aula di mana acara masih berlangsung, melainkan Mina berjalan menuju teras hotel yang tak sengaja ia temukan ketika hendak ke toilet.
Langkah kaki Mina terhenti ketika ia melihat Kim Byung Hoon juga berada di sana seorang diri. Pria itu tengah merokok sambil melihat pemandangan kota Seoul yang semarak di malam minggu ini. Kim Byung Hoon menoleh ketika mendengar suara ketukan high heels yang dikenakan Mina beradu dengan lantai teras.
"Mina-ssi," sapa Kim Byung Hoon ramah.
Mata Mina tertuju pada rokok di tangan pria itu. Mina baru tahu jika ayahnya merokok, sebab selama ini Kim Byung Hoon selalu menyuarakan menjalani hidup sehat. Jelas merokok tidak termasuk dalam kategori menjalani hidup sehat.
Sadar dengan arah pandangan Mina, Kim Byung Hoon hendak membuang puntung rokoknya.
"Tidak apa. Aku akan pergi," kata Mina.
Kim Byung Hoon segera mematikan sumbu rokoknya, lalu membuangnya di tempat sampah terdekat.
"Aku memang ingin berhenti."
Keduanya lalu terdiam. Mina berdiri canggung. Ia ingin pergi, namun ia juga ingin tinggal. Benaknya terus bergejolak.
"Di dalam sumpek ya?" Kim Byung Hoon bertanya dengan ramah.
Mina tersentak kaget, lalu mengangguk perlahan.
"Lama-lama kau akan terbiasa," balas Kim Byung Hoon sambil tersenyum penuh arti. Ia kemudian melanjutkan, "Pantas saja Jaehyun tidak pernah mau ku kenalkan dengan aktris-aktris. Padahal ada banyak yang berminat mendekatinya. Ternyata karena hatinya sudah ada yang memiliki."
"Hubungan kami tidak seperti itu. Kami hanya berteman baik."
"Ah, masa? Tapi kelihatannya tidak begitu kok. Kalian terlihat bagai pasangan kekasih. Kalian serasi."
Mina menunduk menatap hiasan permata di high heels-nya. Semua orang mungkin mengasumsikan jika ia dan Jaehyun tengah menjalin hubungan sebagai pasangan kekasih, tapi nyatanya hubungan mereka memang tidak sejauh itu. Jaehyun memang rutin mengunjungi Mina di Gyeongsam Do dan mereka memang selalu bertukar kabar baik, tapi sejauh ini tak ada komitmen diantara mereka. Dan Mina tidak keberatan dengan hal itu. Asalkan Jaehyun tetap berada di sisinya, menjalani hubungan santai tanpa status seperti ini bukan masalah.
Kim Byung Hoon menatap lama wajah Mina.
"Letak tahi lalat kita sama," ucap Kim Byung Hoon. Ia baru menyadarinya ketika menatap wajah Mina dari dekat.
Mina reflek meraba tahi lalat di hidungnya.
"Kau mengingatkanku pada seseorang." Kim Byung Hoon kembali berkata.
Jantung Mina berdegub kencang. Apa akhirnya ayahnya menyadari kemiripan Mina dengan sang ibu? Orang-orang sering berkata jika Mina memiliki mata dan bentuk wajah ibunya. Tapi ibunya sendiri pernah bilang jika Mina lebih mirip dengan ayahnya karena ia mewarisi hidung serta bibir ayahnya tersebut. Intinya Mina adalah perpaduan dari kedua orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue
FanfictionSon Mina akrab dengan sepi. Sepanjang 25 tahun hidupnya yang Mina ingat ia kerap sendirian. Ayahnya meninggalkan ia dan ibunya ketika Mina masih bayi, dan bertahun-tahun kemudian gantian sang ibu yang meninggalkan dirinya ketika ia remaja. Mina suda...