044.
《》
POV Layla
"Hiks... lepasin aku... aku gak mau...," gadis menjerit-jerit ketika seorang pria tua menyentuh tubuhnya dan merobek bajunya.
Dia Layla Avelina yang baru menginjak usia 13 tahun.
Jika tau akan berakhir seperti ini ia tidak akan ikut teman-teman pengkhianatnya yang tega menjebaknya sampai ia berada di tempat asing ini.
Pria tua itu tertawa terbahak-bahak kala melihat air mata mangsanya semakin deras. Walau masih anak-anak akan tetapi tubuh Layla sangat bagus.
"Kamu akan om puaskan," ujarnya dengan nada bergairah.
Layla pasrah dengan ini semua, bagaimana ia akan menjelaskan kepada daddy dan mommynya nanti kalau ia sudah diperkosa. Syukur-syukur kalau ia belum dibunuh setelah dilecehkan.
"Kenapa harus aku? Aku masih kecil om," suara gadis itu melemah lantaran terlalu banyak menangis dan sempat dibuat pingsan.
"Kecil? Tubuh kamu sepantaran gadis dua puluhan, sayang. Bagaimana om tidak tergiur," bisa-bisanya ia berbicara begitu pada remaja yang masih labil.
Layla semakin menjerit kesetanan karena ia sudah dibuat bugil. Pintu terbuka menampakan teman-temannya yang tersenyum mengejek.
Kamera mengarah padanya, ia berusaha menutupi tubuhnya yang terekspos sempurna tanpa sehelai benangpun.
"Hahaha, lihat wajahmu, Layla," ujar salah satu temannya.
Ketika pria itu hendak meremas benda kenyal milik Layla, pintu dibuka dengan kasar. Semua orang terkejut melihat dua orang gadis yang berbeda usia.
Tak berbicara banyak lagi, ia mengambil kamera itu lalu memukul kepala si pemilik kamera dengan brutal dan bisa dikatakan kalau kepalanya bocor dengan darah segar yang mengalir deras. Ia membanting kamera ke lantai. Teriakan heboh memenuhi ruangan.
Gadis lainnya berlari dan tanpa aba-aba menginjak wajah pria tua itu dan terjungkal ke belakang. Ia melepas jaketnya dan menutupi tubuh polos Layla yang masih bungkam.
Matanya melirik kesana kemari, lalu melepas celana seorang lelaki yang kakaknya buat pingsan dan tersisa celana pendek saja. Ia dengan susah payah memakaikan celana itu ke Layla.
Layla masih tersedu-sedu berusaha memikirkan apa yang terjadi. Siapa dua gadis yang menolongnya.
"Ingat nama kakak ya, kakak Ivy," ujar gadis yang brutal tadi dan ternyata Ivy.
Chloris mengusap bahu Layla pelan, "Aku Chloris."
Layla memeluk tubuh Ivy dan menangis dalam pelukannya. Soal orang-orang tadi, mereka sudah ditangkap oleh suruhan papanya. Dean tak mau anak-anak gadis ini dilecehkan seperti putrinya lagi, ia trauma akan hal itu.
Semenjak hari itu, Ivy sangatlah berarti dalam hidup Layla. Ivy juga disayang oleh keluarga Layla karena kejadian hari ini.
POV end
《》POV Atha
Atha berjalan-jalan sambil mengejek gadis di sampingnya yang sedari tadi cemberut.
"Lo jelek kalo cemberut kek gitu," ledeknya.
Gadis itu, Ivy menatap gemas pada sahabat laki-lakinya yang selalu saja mencari kesempatan untuk meledek dirinya. Namun, tak ayal Ivy begitu suka dekat dengan Atha.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu milikku! (REVISI)
Teen FictionPERINGATAN! Scene kissing dll. jangan ditiru sebelum sah Sebagian alur cerita berubah!!! Menjadi incaran si cowok dingin di sekolah barunya, gadis itu harus siap menerima risiko dimusuhi oleh para siswi atau tingkah cowok itu yang sangat menggelika...