BAB 5

1.7K 207 46
                                    

"Gila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gila..."

(Name) bersembunyi di bawah jendelanya. Pagi ini, (Name) hendak pergi mendaftar ke sekolah barunya. Namun, saat ia membuka jendela ia menemukan Nagi di bawah sana dengan motor sportnya. (Name) reflek menundukkan badannya dan bergumam sendiri. Bagaimana bisa Nagi ke rumahnya?

Bukankah kemarin ia kabur tanpa sepengetahuan Nagi? Bukankah nomor telepon yang diberikan Nagi sudah ia buang? Bukankah ia tak pernah mengatakan alamat rumahnya?

"Duh..gila.."

(Name) mengintip dari jendela dan menutupi sedikit dengan gorden. Matanya melihat Nagi memakai baju putih dengan jaket biru dan celana jeans. Sepatunya juga warna biru dan motornya biru putih. Sangat cocok dengan style nya, hanya saja kenapa bisa di depan rumahnya?

Bagaimana jika orangtuanya tau dan bahkan Shoto keluar melihat Nagi di depan?

Dibawah sana, Nagi tampak menelpon seseorang. Wajahnya terangkat dan melihat kearah jendela yang terbuka. (Name) refleks menyembunyikan wajahnya.

KRINGG!!!

Bunyi dari handphonenya berdering keras. Rupanya Nagi menelpon nomor telepon (Name). (Name) tampak pucat pasi dan tangannya gemetar. Kenapa saat ia bebas dari pembullyan malah terkekang dengan hal seperti ini?!

(Name) mengangkat telepon itu dan ia hanya diam tak membalas. Nagi di bawah sana tersenyum tipis dan turun dari motornya. Nagi tetap melihat jendela itu dan memasuki pekarangan rumah.

"Turunlah" ucap Nagi

"..."

"Turun, aku tau kau disana"

"..."

"Turun sayang"

"..."

"Baiklah, kalau kau tak mau biar aku masuk ke kamarmu"

"JANGAN!"

Reflek (Name) berteriak dan bangun dari duduknya. Wajahnya melihat kebawah dan Nagi tepat di bawah jendelanya. (Name) mengerjap matanya berkali-kali. Kenapa bisa masuk?

"Lompat"

"Eh?"

"Lompat sayang, kau tak tau lompat?"

"Bu-bukan..untuk apa kita lompat?"

"Lompat aja"

"Nanti patah tulang"

"Hatiku yang patah jika kau tak mendengar ucapanku"

(Name) menelan ludahnya sendiri. Kenapa pula ia harus melompat? Kan ada tangga dari lantai dua dan ia bisa ke tempat Nagi dengan baik-baik. Pakaian nya masih pakaian tidur dengan wajah yang memang acak adul.

"Turun sayang"

Nagi menekan tombol merah dan menyimpan handphonenya di saku celana. Tangannya terbuka lebar untuk menyambut (Name). (Name) bahkan tak habis pikir, mereka baru bertemu kemarin? Kenapa jadi seperti pasangan sudah menjalani hubungan sepuluh tahun?

𝐊𝐈𝐒𝐀𝐇 𝐊𝐈𝐓𝐀 : Nagi Seishirou ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang