BAB 8

1.4K 182 31
                                    

Sakit kepala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sakit kepala. Itu yang ada dirasakan oleh (Name). Matanya perlahan-lahan membukanya. Melihat sekitar. Gelap. Lembab. Itu yang di lihat pertama kali.

'Bukannya aku tadi di kamar ya?' gumam (Name)

(Name) melihat ke sekitarannya. Banyak perempuan yang terikat erat dengan wajah suram. Mereka menunduk dan sebagiannya sudah jatuh karena kelaparan. (Name) menatap kearah bangunan ini.

Gelap, lembab, berbau amis. (Name) melihat pakaiannya. Itu baju putih seperti drees selutut. Kakinya terikat, tangannya juga. Mulutnya di tutup oleh kain. (Name) masih mencerna siapa yang membawanya saat ini.

Jantungnya berdetak lebih kencang. Matanya terpejam sejenak dan ia entah kenapa ia teringat dengan Nagi. Dengan cepat, ia menggelengkan kepalanya. Kenapa ia harus berpikir tentang Nagi?

'Aku tak akan pernah suka pada Nagi. Sebatas teman laki-lakiku, hanya itu'

Catat semuanya, bab 8 (Name) mengatakan dirinya tak suka pada Nagi. Akhirnya? Apakah ia bisa mencintai dengan tulus Nagi? Apa Nagi hanya mencintai tubuh fisik (Name)? Cinta itu bisa dibutakan.

"Bangun juga akhirnya"

Suara laki-laki. (Name) menatap wajah yang ada di hadapannya. Pria itu berjongkok dan menghidupkan rokoknya. Pria itu tersenyum dan mengangkat dagu (Name) pelan.

"Aku jual kamu anakku, semoga laku dan hidupmu bahagia"

Papa tersenyum tipis dan berbalik badannya. Mengeluarkan uang dari saku celananya dan terkekeh senang karena mendapat bayaran mahal.

'Kenapa pula begitu?' bingung (Name)

"Ah, tuan..disini memang banyak perempuan" ucap seorang lelaki paruh baya

Lelaki itu dengan fisik gemuk, hitam dan sepertinya perokok aktif. Wajahnya menatap para perempuan yang terduduk lemas bahkan menunduk. Kecuali (Name) yang tak tau apa-apa.

"Ada yang perawan?"

"Tentu saja, Tuan. Tapi, anda tau bayarannya lebih mahal daripada yang sudah tak perawan lagi"

"..."

"Untuk apa memangnya? Pelayan pribadi? Aku sarankan perawan saja, jika anda ingin ada teman 'bermain' anda bisa membeli yang lainnya"

(Name) menatap wajah lelaki yang tampangnya mengerikan. Giginya tampak runcing sedikit. Matanya tajam menatap para perempuan. Semuanya saling menunduk dan ketakutan. Gemetaran ada di badan mereka.

Lelaki itu menyimpan tangannya di saku celana. Menatap dan melihat dari atas sampai bawah. Ia sepertinya mencari sesuatu. Tatapan matanya terarah kepada (Name). Tatapan mereka berdua saling bertemu.

Lelaki itu melangkahkan dirinya untuk mendekati (Name) dan hal itu dicegah oleh sang penjual.

"Anda mau yang itu Tuan?"

𝐊𝐈𝐒𝐀𝐇 𝐊𝐈𝐓𝐀 : Nagi Seishirou ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang