BAB 15

1.1K 130 17
                                    

Setelah kejadian dari pemandian umum, (Name) selalu duduk berjauhan dari Nagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah kejadian dari pemandian umum, (Name) selalu duduk berjauhan dari Nagi. Makan pun selalu di rantai terakhir. Ia tak mau sama sekali dekat dengan Nagi.

Trauma, takut mungkin itu salah satu alasan (Name) tak mau dekat dengannya. Nagi yang melihat itu hanya mengabaikannya. (Name) selalu duduk di dekat jeruji besi dengan menatap tahanan lainnya.

Melihat tahanan yang sudah selesai masa penjaranya, atau yang melihat tahanan yang baru masuk. (Name) sama sekali tak ingin melirik Nagi.

"Kau harus hamil anakku, jika tak hamil kau tak boleh keluar dari penjara "

Kata-kata itu masih sangat kental di kepalanya. Hamil? Jangan bercanda, ia masih berusia lima belas dan Nagi enam belas. Sebentar lagi (Name) akan menjadi enam belas.

Pikirannya akhir-akhir ini hanya kata-kata Nagi yang itu. Sama sekali (Name) tak bisa tenang. Si kembar pun kadang-kadang bermain berdua karena tak ingin mengajak (Name) maupun Nagi.

Kadang-kadang para petugas memberikan alat mainan kepada para tahanan. Namanya juga penjara anak, apapun itu harus memberikan sesuai usianya kan?

"Yey! Aku menang lagi!" teriak Daichi

"Cih...padahal sedikit lagi.."

"Ayo, sini aku pukul tanganmu!"

Si kembar tertawa lepas dan saling bermain dengan bahagia. (Name) menatap itu dan memikirkan kejadian pertama kalinya ia di penjara.

Menyiapkan nasi untuk nanti pulang sekolah, membersihkan rumah Ryusei, atau menyiram tanaman yang ia tanam di depan pintu apartemen.

Mengingat pertama kalinya ia dijual di pasar gelap dan dibeli oleh Shidou Ryusei. (Name) menghela nafasnya dan ia melihat langit-langit penjara.

Setelah di beli oleh Ryusei..malamnya ia melakukan hal terlarang bagi dibawah umur dengan Nagi. Siapa lagi yang mencegahnya jangan pulang dan memuaskan nafsunya?

Melihat (Name) yang duduk termenung membuat Nagi sedikit bersalah. Seharusnya ia tak melakukan itu di pemandian umum. Tapi itu adalah salah satu syarat untuk keluar dari penjara.

"Syaratnya mudah, hanya hamil anakku, itupun tak bisa?" gumam Nagi sambil menopang dagunya

•••

Satu bulan kemudian...

"Baiklah para tahanan semuanya, disini ada para lulusan fakultas psikologi. Jadi, selama kalian di penjara apa yang kalian ingin cerita silahkan" ucap polisi wanita

Umurnya mungkin empat puluh tahun. Para lulusan psikologi itu menatap para tahanan. Wajah-wajah tahanan lebih mengerikan daripada wajah orang psikologi.

Semuanya dibagi kelompok dan para psikologi itu ingin memberikan mental yang sehat kepada tahanan anak-anak untuk kedepannya tercegah dari kejahatan.

𝐊𝐈𝐒𝐀𝐇 𝐊𝐈𝐓𝐀 : Nagi Seishirou ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang