BAB 18

1K 100 11
                                    

(Name) memuntahkan isi perutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Name) memuntahkan isi perutnya. (Name) lagi-lagi memuntahkan makanan apa yang ia makan. Mungkin menjadi ibu hamil di usia muda begini banyak resikonya.

(Name) menatap Nagi yang seperti merenung. Tampaknya ia berpikir pernikahan? atau lainnya?

(Name) melihat kearah dapur dan berjalan mencari sesuatu yang bisa diminum. (Name) menuangkan air kedalam gelas dan meminumnya. Lamia dan si kembar mungkin beristirahat.

'Gugurin aja kali ya?' ucap (Name) dalam hati

(Name) sebenarnya tak mau hamil di usia begini. Tapi, jika Nagi akan marah bukankah ini termasuk pelecehan dan (Name) adalah korbannya?

(Name) duduk di meja makan dan hanya menatap makanan yang ada di tudung saji. Makanan yang dibuat Lamia memang enak, tapi tak mau diterima oleh perut (Name).

"Aku mau sekolah, bukan seperti ini"

(Name) menutup mata dan mengembuskan nafasnya perlahan. Meminum segelas air dan menatap kosong. Pikirannya banyak sekali pertanyaan.

Jika Nagi suka padanya, bukankah laki-laki sama sekali tak mau wanitanya sedih karena perlakuan nya kan? Kenapa Nagi berbeda?

(Name) menatap semua apartemen ini. Jelas-jelas ini bukankah termasuk mencuri uang orang dan memakai seenaknya? Bukankah kemarin yang dikatakan Lamia ini adalah uang dari kartu ATM Reo?

Bukankah ini akan menjadi kerugian besar bagi sebelah pihak? Reo akan kekurangan uangnya karena Nagi mencurinya untuk membeli tiket ke Jerman, apartemen, dan semua kebutuhan di Jerman.

"Masa iya aku harus kembali ke Jepang?" gumam (Name)

•••

Pagi tiba, Daichi dan Daiki sama-sama makan pagi dan tampaknya mereka membuka koran untuk mencari lowongan kerja. (Name) memakan nasi hangat dan sup buatan Lamia.

"Aku akan kerja di sebuah restoran. Kalian sudah dapat?" tanya Lamia

Lamia menggeser kursi dan mendudukinya. Mengambil piring lalu menuangkan nasi dan lauk pauk. Nagi sejak dari tadi tak pernah berbicara sepatah kata pun kepada (Name). Apa ia stres juga karena tak bisa dapat pekerjaan disini?

Atau pernikahan? Jelas ini menjadi masalah berat, (Name) dan Nagi jelas-jelas harus menikah demi anak mereka.

"Apa aku harus bekerja?" tanya (Name) kepada Lamia

Gadis berumur tiga belas tahun itu menatap (Name) dan menggelengkan kepalanya. Menandakan tidak. (Name) menghela nafasnya perlahan dan menatap makanan yang ada di hadapannya.

"(Name) tolong belikan telur dong! Di swalayan depan ada kok ga jauh dari apartemen. Oh ya, sekalian aja beli apa yang kau mau" ucap Lamia

Lamia mengeluarkan uang untuk membeli telur dengan tas belanja. (Name) mengernyit heran dan menatap Lamia.

𝐊𝐈𝐒𝐀𝐇 𝐊𝐈𝐓𝐀 : Nagi Seishirou ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang