BAB 10

1.5K 186 10
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Kenapa menangis?"

Ibu jari Nagi menghapus air mata (Name) dan mengelus punggung mulusnya. (Name) yang ada di dekapan Nagi terisak-isak. Bahunya tampak gemetar dengan tangannya meremas kuat hoodie Nagi.

Rambutnya berantakan, dan mentalnya. Nagi mengambil ponselnya di tas dan melihat jam. Pukul dua dini hari. Itu tandanya mereka menghabiskan waktu berjam-jam di rumah kosong (Name). (Name) tampak masih gemetar dan air matanya tetap jatuh.

"Maaf" ucap Nagi

(Name) mengelap air matanya dan menatap Nagi. Matanya memerah karena menangis sejak tadi. Lehernya penuh dengan keunguan. Menandakan hanya milik Nagi seorang. Nagi mengambil almamater sekolah dan memakaikannya kepada (Name). Membuat sang gadis jauh lebih hangat.

Tubuh Nagi bersandar di dinding dan menghela nafasnya. Memuaskan nafsu rupanya ada baik dan buruknya.

"Takut.." ucap (Name) dengan suara serak dan penuh gemetaran

"Maaf, aku-"

"Sakit.."

(Name) menyandarkan kepalanya di dada Nagi. Wajahnya tampak khawatir akan terjadinya sesuatu. (Name) memeluk Nagi dan meremas kuat lengan Nagi. Tampak (Name) menderita trauma berat setelah ini.

"Aku-"

"Katanya sebentar" potong (Name)

"Maaf, aku yang salah"

Nagi mengelus punggung (Name) dan memperbaiki rambutnya. Nagi menghela nafasnya dan menatap langit-langit yang gelap. Hanya ada cahaya dari ponselnya dan mereka ada di rumah kosong.

Nagi menatap tangannya yang ada di punggung (Name). Apa yang sudah ia lakukan? . Tangan itu juga yang menarik paksa (Name) dan juga menutup mulut (Name). Sejak Nagi mulai di mabuk oleh nafsunya, (Name) terus-menerus teriak dan menangis.

Nagi mengambil botol minumnya dan membukanya. Memberikan kepada (Name), dan menyuruh ia meminumnya. Ia tau pasti lelah berteriak-teriak keras sampai batuk-batuk dan menangis sampai cegukan.

Ini memang salahnya yang tak bisa mengontrol nafsunya sendiri dan memaksa (Name) ikut dalam kemauannya. (Name) yang melihat adanya air, ia lantas menyambar dan meminumnya dengan cepat. Menghabiskan sampai teguk terakhir dan memberikan botol itu kepada Nagi.

"Haus berat?"

(Name) mengangguk.

"Pulang?" tanya Nagi

𝐊𝐈𝐒𝐀𝐇 𝐊𝐈𝐓𝐀 : Nagi Seishirou ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang