BAB 5 : Pelantikan I

156 18 0
                                    

Bulan 8, Tahun 101 AC.

Harrenhal, Kastil Tua Harrenhal.

Keputusan Dewa Besar sudah keluar sepenuhnya setelah beberapa bulan berdebat, kali ini Raja siap melakukan pengumuman ahli waris dan akan disaksikan seluruh Bangsawan di Westeros, kecuali orang - orang Dorne.

Namun karena massa yang diundang terlalu banyak, aula Red Keep tidak akan cukup untuk menampungnya. Jadi dipilihlah Kastil Tua Harrenhal, itu cukup mengerikan dengan tidak pernah dipakainya kastil itu selama 1 abad.

Seluruh Targaryen juga di undang, bahkan jika mereka hanyalah penjaga gerbang di Red Keep atau Dragonstone.

"Jae! Kamu mau naik naga atau kereta bersama kami?." Tanya Pangeran Viserys yang sedang memakai tunik hitam Targaryen dibantu oleh pelayan.

Saat ini rombongan keluarga Pangeran Viserys, termasuk dengan Jaehaerys sedang berhenti di sebuah kota kecil di perbatasan King's Landing dan Harrenhal di wilayah Riverland.

"Naik naga, itu lebih cepat." Jaehaerys yang memakai pakaian kulit Targaryen, sedang memakai sarung tangan hitamnya.

"Baik, tapi suruh Abraxas untuk tidak mendarat dikastil. Aku takut itu runtuh." Viserys mengangguk dan mengingatkan Jaehaerys untuk mendarat di tempat lain, dengan berat Abraxas yang luar biasa. Dia takut itu akan merobohkan kastil tua itu.

Jaehaerys memberi tanda oke, hingga tenda dibuka dan seorang gadis masuk dengan wajah muram. "Ayah! Kenapa kakak diizinkan naik naga sementata aku tidak??."

Yap, itu adalah Rhaenyra yang tidak puas karena ayahnya bias terhadap gender. Namun baik Viserys dan Jaehaerys yang mendengar ini tidak bisa tidak meringis, "kakak" disini adalah Jaehaerys, dan bocah 5 tahun ini sebenarnya adalah adik sepupu Viserys.

"Tidak sayangku, bukannya aku tidak percaya kamu. Tapi Syrax masih dalam pertumbuhan, jika dia melihat banyak orang maka ia akan stres." Ungkap Viserys dengan alasan yang diterima Rhaenyra, tapi Jaehaerys disana hanya terkekeh dalam hati.

'yang ada dia membakar manusia ini.' pikir Jaehaerys, Syrax tidak terlalu suka manusia. Kecuali para pawang, Jaehaerys dan Rhaenys.

"Juga Syrax belum cukup besar untuk membawamu dalam perjalanan jauh. Untuk berkeliling King's Landing mungkin bisa. Tapi dari sini ke Harrenhal? Tidak, yang ada kamu dan Syrax akan jatuh dari ketinggian." Jaehaerys menimpali setelah memakai sarung tangan dan meregangkan dengan mengepal dan membuka, agar Rhaenyra yakin. Bukan karena bias, tapi demi keselamatan.

"Oke...." Rhaenyra menghela nafas, gadis kecil itu imut ketika marah dan sedih.

"Oke, jangan menangis. Kapan - kapan akan aku ajak naik Abraxas. Jangan sedih, oke?." Jaehaerys yang sedikit tinggi berjonggok. Dia melihat wajah sedih hampir menangis Rhaenyra dan mencubit pipi kenyal gadis itu, lalu mengiming - imingi untuk mengajaknya terbang di atas Abraxas.

"Benar?." Tanya Rhaenyra mencoba melepaskan tangan Jaehaerys. "Lepaskan! Sakiit!." Rengeknya.

"Ya, aku berjanji." Jaehaerys melepas cubitannya, dia mengangguk dan berjanji.

"Yeay! Terima kasih kak!!." Rhaenyra memeluk Jaehaerys karena senang, lalu Jaehaerys meras dilihat seseorang. Dia menoleh dan melihat Viserys dengan tatapan 'kamu terlalu memanjakannya'.

Jaehaerys hanya memutar matanya, dan menatap ganti dan tersenyum penuh makna 'tidak lebih dari kamu juga,kan?'.

Ada kedutan di alis Viserys, sebelum ia menggelengkan kepalanya.

Setelah semua percakapan dan berpisah dengan kakak sepupu dan putrinya, Jaehaerys keluar dari tenda dan berlari keluar kamp. Dia berlari menuju belantara hutan, dimana dia bisa menemukan seekor naga besar sedang tertidur pulas.

House of The Dragon : Jaehaerys The GreatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang