BAB 7 : Rencana Pembersihan

144 17 0
                                    

108 AC.

5 tahun setelah Jaehaerys menjadi Putra Mahkota dan Pangeran Dragonstone, banyak hal mulai terjadi. Baik dan buruk.

Kerajaan di bawah pemerintahan Viserys I memiliki beberapa pasang surut, terutama di Selatan.

Juga Jaehaerys mengungkapkan belasungkawanya kepada Ratu Aemma, karena kegugurannya. Bayinya lahir mati, dengan beberapa ciri naga di sana - sini. Wanita itu masih bersedih, untungnya baik dirinya dan Rhaenyra selalu datang untung menghiburnya.

Ngomong - ngomong tentang Rhaenyra, dia meskipun baru berusia 11 tahun. Kecantikannya sudah mulai terlihat, dia memiliki wajah manis dan cantik seperti ibunya dan keras kepala seperti ayahnya.

Juga, Rhaenyra sekarang mulai tinggal di Dragonstone meskipun kamar masih harus dipisah. Tapi terkadang, gadis ini mengendap - endap dan tidur bersama Jaehaerys.

Lalu ada Daemon. Ini adalah kartu liar di mata Jaehaerys, sepupunya ini tidak bisa ditebak oleh semua orang. Meskipun dimata Jaehaerys semuanya terlihat.

Dia tidak menginginkan Dragonstone ataupun tahta, Daemon itu kartu liar namun juga sederhana. Dia hanya ingin kekacauan dan akhirnya bisa membunuh banyak musuh.

Juga, tidak seperti di serialnya. Daemon dan Rhea memiliki hubungan yang baik, walaupun terkadang ia melacur. Karena hubungan baiknya ini, sepertinya Rhea Royce hamil anak dari Daemon. Tak hanya itu, tapi kekasih Daemon yang lain Mysera juga hamil.

Lalu ada konflik di selatan sebelumnya, awal mula konflik ini sebenarnya sederhana. Ada perompak di Stepstone dan Narrow Sea, masalahnya adalah yang diserang selalu Armada Keluarga Velaryon dan beberapa armada Westeros.

Ini tentu saja membuat beberapa orang curiga, banyak petisi dilayangkan ke Raja. Namun Raja tidak memperpedulikannya, ini membuat banyak bangsawan terutama yang memiliki armada kapal kecewa. Jaehaerys bahkan berpikir bahwa sepertinya Viserys terlalu mendengarkan Tangan Raja barunya, Otto Hightower baru - baru ini.

Dia tahu Plotnya, tapi dia memilih diam. Karena, sungguh ironisnya beberapa orang yang ia sayangi harus dikorbankan. Sepupunya Viserys, Daemon, Aemma dan bahkan putra keduanya yang belum dilahirkan saat ini, yaitu Lucaerys  harus terbunuh.

...

Ruang Kerja.

*Kreak*

Jaehaerys yang sedang menulis dan menandatangani, terhenti saat pintu terbuka. Dia mendongak melihat tunangannya, Rhaenyra masuk ke ruang kerjanya. Dia memakai pakaian penerbangannya.

"Ada apa sayangku?." Tanya Jaehaerys dengan penasaran, melihat kedatangan Rhaenyra.

Gadis 11 tahun itu mendatangi Jaehaerys, lalu mencium bibirnya sebelum melepasnya.

"*Chu* tidak, aku tadi ke King's Landing. Lord Corlys marah besar di Dewan Kecil, karena permintaan bantuannya tidak digubris...." Balas Rhaenyra, dia biasanya akan ke Kings Landing untuk menemui ibunya atau ayahnya, lalu dia menghela nafas kecewa karena ayahnya terlaku mendengarkan Otto Hightower daripada orang lain.

"Begitu... Maester Edgar, tolong kirim gagak ke Pangeran Daemon dan Lord Corlys. Aku ingin berbicara dengan mereka." Jaehaerys merenung sejenak, dia lalu melihat ke ara dekat pintu masuk dimana ada seorang pria bengan jubah maester duduk disana. Dia adalah Maester Edgard.

Sebagai orang yang meniliki kemahatahuan, Jaehaerys memilih beberapa orang dari Maester hingga beberapa septon yang dianggap tidak berguna oleh institusi mereka dan merekrut mereka dengan imbalan kesetiaan mutlak.

Tentu saja makna "tidak berguna" ini lebih ke ketidak bergunaan orang - orang ini dalam agenda kedua institusi korup itu.

"Dimengerti, Yang Mulia." Maester Edgar berdiri dan membungkuk, sebelum pergi meninggalkan tempat.

House of The Dragon : Jaehaerys The GreatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang