BAB 6 : Pelantikan II

135 18 1
                                    

Pangeran Jaehaerys pov

Setelah berbasa basi dengan bangsawan yang aku kenal, walaupun terlihat aneh ketika anak kecil di kerumuni pria - pria tua dan muda. Aku berjalan ke platform dimana Keluarga Tergaryen akan mengisinya. Itu ada di belakang kursi raja.

Aku memilih duduk dan bersantai serta meminum teh madu yang disediakan oleh pelayan, selagi menunggu kedatangan yang lain. Dari sini aku dapat merasakan tatapan panas beberapa bangsawan, terutama wanita.

Hei, aku berharap mereka normal dan bukan seorang shotacon. Walaupun harus aku akui bahwa parasku cukup tampan untuk anak - anak, tidak cantik seperti anak targaryen seusiaku, tapi lebih condong ke wajah tampan bersiku, mungkin jika aku dewasa, akan terlihat maskulin? Siapa yang tahu.

Aku menunggu beberapa saat, hingga rombongan Velaryon datang. Lord Corlys menyapaku dan juga sepupuku yang umur kami terpaut 25 tahun. Serta anak kembar mereka Laena dan Laenor.

Walaupun dalam pewarisan aku bersaing dengan sepupuku, tapi dia sangat hangat kepadaku. Lagian aku sering membantu suaminya untuk menjarah kapal dagang Triarki dan Kerajaan Tiga Putri, balas dendam untuk Drahar Cragar karena sering menyita kapal - kapal dagang Velaryon dan beberapa Lord di Westeros.

"Kamu sudah datang, Pangeran Jaehaerys." Sapa Rhaenys dengan senyum menawan ala wanita dewasa.

"Ya, aku menunggangi Abraxas kemari. Bagaimana perjalananmu?." Aku mengangguk, menaiki naga pada dasarnya sana seperti naik pesawat atau helikopter di bumi. Memangkas banyak waktu perjalanan. Lalu aku menanyainya.

"Cukup melelahkan, tapi baik - baik saja." Rhaenys mengangguk, lalu menatapku dengan bingung.

"Naik naga? Tapi dimana Abraxas?." Lanjut Rhaenys, yah dapat dimaklumi.

"Aku menyuruhnya istirahat di hutan terdekat, dia tidak suka kebisingan." Jawabku dengan santai, meski Abraxas akan acuh dengan keberadaan manusia, naga berusia setengah abad itu tidak menyukai kebisingan. Dia akan menjauh dari manusia, dan itu sangat membantuku tanpa mendapat komplain dari Lord Strong.

"Begitu.... Aku iri bahwa kamu bisa dekat dengan nagamu seperti itu."

Ahh.... Yah, bisa dimaklumi karena kebanyakan penunggang Targaryen menganggap naga sebagai budak dan tumpangan, bukan sebagai sahabat yang akan menemanimu bertarung hingga akhir hayat

"Sebenarnya kamu bisa, sepupu. Hanya saja, cara kamu mendekatinya yang harus diubah. Anggap saja mereka temanmu dan akan menemanimu hingga akhir hayat. Jangan anggap mereka budak atau tunggangan biasa.... Mereka pintar lho, dan memiliki hati." Aku menasehatinya dan mengungkapkan kebenaran tentang naga.

Ya, naga adalah makhluk yang cukup pintar, setidaknya kapasitas otak mereka mendekati manusia, juga mereka memiliki hati jadi setiap penunggang harus memahami keinginan naga mereka.

"Begitu.... Aku akan menerima nasehatmu." Rhaenys menganggum dan berjalan ke kursinya bersama keluarganya.

Kemudian beberapa paman dan bibiku yang tersisa datang, mereka menyapaku dan berbincang sejenak sebelum duduk ke kursi mereka. Lalu sepupuku, Viserys akhirnya datang dengan istrinya yang hamil di kursi roda yang aku rancang dengan beberapa ahli besi dan kayu, aku bisa melihat Rhaenyra berjalan bersma mereka.

"Tak kusangka kamu akan secepat ini, sudah dari tadi?." Viserys menyapaku dan mengangguk ke beberapa anggota keluarga, termasuk Velaryon. Walaupun yang terakhir agak canggung.

"Ya, hanya butuh 2 jam sampai. Menyenangkan naik naga." Aku mengangguk kepadanya, dia juga menganggum setuju karena menyenangkan naik naga. Apalagi untuk perjalanan jauh.

Dia duduk dikurisnya, namun Rhaenyra duduk bersamaku dan menunggu kedatangan raja.

Berikutnya beberapa bangsawan dari dewan kecil juga masuk, mereka menyapa keluarga kami dan kemudian Lord Lyonel Strong memandangku dengan kosong. Aku tahu maksud pandangannya.

House of The Dragon : Jaehaerys The GreatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang