Wajah memerah yang tak berani menatapku kian mengusikku. Lelaki itu membuatku tak bisa bicara. Berani-beraninya setelah melakukan tindakan vulgar-nya dengan tak tahu malunya malah aku yang seperti tengah dipojokkan. "Hah! apa kata kamu barusan?!," ucapku tak terima menyentuh kepala yang kian berdenyut ini. Tahan tahan tahan, berapa kali aku menanamkan itu dipikiran. Ayo bertindak rasional.
Lelaki itu secara spontan meloncat dari atas kasur dengan gerakan cepatnya berlari menuju toilet kamar inap ini.
Menutup pintu dengan kencang.
Klik. Suara terkunci pintu toilet.
Aku mencerna kejadian barusan. Pemuda tengil itu tadi ngapain?
Loncat? Lari?
Aku menatap ke arah pintu toilet tak percaya.
Bukannya aku ditahan disini gara-gara dia dirawat sampai tidak bisa bergerak bebas kaya gitu ya? Sepertinya aku yang biasanya terkena anemia, hari ini tekanan darah ku akan melonjak drastis. Rasanya benar-benar mendidih sampai kepalaku sendiri terasa panas.
Bisa-bisanya lelaki cabul itu meninggalkanku dengan keadaan jantung serasa mau meledak tanpa penjelasan seperti itu.
...
Pemuda yang baru mengunci pintu toilet itu mengacak rambutnya gusar.
Menantap cermin tak percaya melihat tampilannya sendiri. Wajah merona dengan rambut berantakan.
Abian merapikan rambutnya, tampilannya hari ini sangat tidak keren. Lelaki itu menatap setelan baju rumah sakitnya itu, "Siapa yang desain sih?,"gumam nya dengan melepaskan dua kancing atas atasan yang dia pakai.
Menyentuh bibirnya sendiri. Bahkan dirinya sendiri tak mampu menatap lurus ke cermin. "Lu ngapain sih bodoh!"
Ambruk, lelaki itu tiba-tiba berjongkok. Tak bisa menahan rasa senang nya.
Mengusap tengkuknya yang kian memerah itu. Abian menggigit bibirnya keras, dia tak mau berteriak saat ini. Sampai anak itu tak sadar luka yang disebabkan gigitan nya sendiri.
**
Aku berada di depan toilet. Sudah 15 menit Abian tak kunjung keluar.Awalnya memang tadi sempat aku salah tingkah, tapi perasaan itu meluap begitu saja digantikan rasa kesal.
Dengan kencang aku gedor pintu itu sekeras mungkin. Aku sendiri tak tahu yang aku lakukan ini. Tak tahu mau minta penjelasan apa, tapi yang pasti aku ingin sekali meluapkan rasa amarah yang dari tadi aku tahan.
"Abian Meganthara! mau selama apa kamu di dalem?!,"ucapku sedikit berteriak.
Orang itu masih saja tak ada tanda-tanda akan keluar.
"Dasar cowok penipu, tadi siang aja kayak orang lumpuh ga bisa gerak! Ngerangkap juga ya jadi cowok cabul. DASAR COWOK AMORAL!" teriak ku dengan satu tarikan napas. Plong. Itu yang aku rasakan sekarang. Ternyata rasanya ngomel-ngomel tanpa mikir seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tricks To Break Up
Novela JuvenilRania Syafrani. Panggil saja aku Rara. Keinginan ku hanya satu, putus dengan pacarku sekarang. Jika kalian tanya mengapa? Ya kalian simpulkan saja sendiri. Aku bertekad, mencari trik-trik agar dia memutuskan ku terlebih dahulu! bagaimanapun caranya...