part 15

1.1K 132 40
                                    

Taeyong duduk termenung di bangku halte, tidak memperdulikan lagi tubuh dan pakaiannya yang basah di guyur hujan. Kalau dalam keadaan tidak patah hati mungkin Taeyong sudah menggigil kedinginan karena ia sangat tidak kuat dengan dingin. Ia sudah lelah dengan sifat pasangannya–harus sabar bagaimana lagi ia menghadapi sifat Jaehyun? Taeyong juga manusia, ia juga bisa lelah walaupun awalnya ia kuat dan menganggap dirinya bisa merubah Jaehyun tapi sekarang ia ingin mundur.

Benar-benar sudah tidak ada tenaga lagi untuk melanjutkan hubungannya dengan si brengsek Jaehyun. Tetapi jika tidak dengan Jaehyun lantas dengan siapa lagi ia berbagi cerita sedih dan senang yang ia miliki? dan siapa lagi yang menamaninya disaat yang lain menjauh darinya?.

Benar, sama kamu sakit tetapi kalau tidak sama kamu lebih sakit. Taeyong bingung harus bersikap bagaimana lagi, di satu sisi ia ingin mundur di satu sisi ia masih ingin mempertahankan karena ia yang masih sangat menyayangi kekasihnya tersebut–entah masih bisa disebut kekasih atau lebih ke mantan kekasih.

•••

Ketika ia sedang terisak kencang sembari memeluk tubuhnya yang basah karena hawa dingin yang menusuk, tiba-tina saja ada tubuh hangat yang memeluknya erat sembari membisikkan kata-kata maaf berulang kali.

Taeyong tahu siapa pelaku yang memeluk tubuhnya saat ini, bukannya merasa senang ia justru merasa sakit dan kembali terisak hebat karena kejadian ini  mengingatkannya pada postingan mantan kekasihnya ini yang juga sedang berpelukan. Ingin melepas tapi apalah daya–ia sudah lemas dan tidak mempunyai tenaga lagi untuk menolak, jadi ia membiarkan Jaehyun menangis di pundaknya.

Sudah terhitung lima menit posisi mereka seperti ini, Taeyong pegal pundaknya menjadi tumpuan kepala Jaehyun yang tidak berakal ini.

Akhirnya Taeyong berusaha untuk mengumpulkan suaranya untuk memanggil Jaehyun.

"Jae, mau sampai kapan kepala mu di pundakku gini?" Ucap Taeyong dengan suara yang parau.

Jaehyun seketika sadar dan langsung mengangkat kepalanya dan berbisik.

"Maaf, masuk mobil aku ya? aku mau ngomong."

Belum menjawab tubuhnya sudah terangkat oleh Jaehyun.

Dasar Jaehyun sialan!.

•••

Kini mereka berdua sudah masuk ke dalam mobil Jaehyun, mereka duduk di kursi kedua–sengaja agar tidak ada space antara mereka. Dengan posisi Jaehyun yang menghadap ke arah Taeyong dan Taeyong menghadap ke depan–tidak sudi untuk menghadap dan melihat Jaehyun.

Jaehyun memegang tangan mungil kekasihnya sangat erat sampai-sampai kekasihnya mengerang kecil karena kesakitan.

"Jaehyun ini benar-benar gapunya pikiran atau gimana sih?! dipikir gue balon apa?! dipegang erat-erat, sakit tau anjrit!"

Jaehyun meminta maaf lagi, kali ini ia memegang tangan kekasihnya lebih lembut dan menatap dalam mata bulat Taeyon, seraya berkata

"Jangan tinggalin aku, aku mohon–kamu boleh lakuin apa aja ke aku asal jangan putus. Aku tau perbuatan aku salah tapi aku gamau denger kata putus, aku janji bakal perbaikin sikap dan sifat buruk aku."

Taeyong yang mendengar perkataan Jaehyun seperti dejavu, dulu–Jaehyun pernah berkata seperti ini juga, persi seperti ini–tapi kenyataannya? ia mengingkari.

Tidak membalas perkataan Jaehyun, ia semakin terisak–bingung dengan pikirannya yang sedang bergulat, antara memaafkan atau tidak.

Pikirannya menentang keras untuk memaafkan tetapi hatinya juga meronta-ronta untuk tidak melepaskan Jaehyun, ia benci–benci dengan dirinya yang tidak bisa mengatasi hal seperti ini.

Sedang di sisi lain, Jaehyun tidak berhenti menciumi tangan mungil kekasihnya, berharap belas kasih dari Taeyong agar mau memaafkan kesalahannya yang sangat fatal, sungguh Jaehyun bisa gila kalau Taeyong memintanya putus, memikirkan hidup tanpa kekasihnya yang cerewet ini saja Jaehyun tidak sanggup, ia tidak mau menjadi asing dengan orang satu ini–karena Taeyong sangat spesial di hatinya.

Masi terdiam, Jaehyun berbicara sekali lagi–mengharap kekasihnya mendengarkan dan membalas perkataannya.

"Sayang, sekali lagi maafin aku—tolong jawab perkataanku, jangan diemin aku by. Aku ngaku salah, tapi sebelumnya ada hal yang ingin aku kasih tau ke kamu terlebih dahulu, aku harap kamu mengerti."

Taeyong tetap diam, menunggu perkataan Jaehyun selanjutnya. Jaehyun yang mengerti pun langsung melanjutkan perkataannya, walaupun ia hanya melihat kekasihnya hanya memandang ke arah depan tapi ia mengerti kekasihnya ingin mendengarkan penjelasan darinya.

"Jadi benar seperti apa yang kamu liat, dia ngajakin aku ketemuan kamu mau tau alasan aku kenapa mau ngeiyain itu?"

Jaehyun sengaja bertanya seperti itu untuk memancing kekasihnya agar tidak diam saja. Tetapi nihil kekasihnya tetap diam dengan pandangan lurus ke depan, Jaehyun tersenyum lirih sembari melanjutkan.

"Aku mengiyakan ajakannya untuk bertemu denganku karena ia bilang ingin pergi ke Amerika untuk melanjutkan pengobatannya, agar tidak terjadi kesalah pahamaan lagi kamu harus tahu bahwa ia mengidap penyakit serius yang mungkin membuatnya tidak bertahan lama di dunia ini."

Ucap Jaehyun parau, bahkan di akhir kalimatnya ia berbicara seperti berbisik karena tidak kuat untuk diucapkan.

Sontak Taeyong pun terkejut dan melihat ke arah Jaehyun. Semakin terisak kencang, ia merasa bingung, di satu sisi ia cemburu tetapi di sisi lain ia kasihan bahkan ia juga ingin memeluk Yeri kalau tau keadaannya seperti ini, ingin menyemangatinya walaupun ia sendiri juga butuh disemangati.

Setelah tujuh menit hening, akhirnya Taeyong mulai membuka suara.

"Jadi sebabnya ini kah?"

Jaehyun yang sedang menangis juga sembari mengelus tangan Taeyong pun terkejut mendengar suara parau kekasihnya.

"Iya sayang, aku harap kamu mengerti." Ucapnya sembari menciumin tangan kekasihnya.

Taeyong menggeleng, melanjutkan lagi perkataannya yang memang belum selesai.

"Maksudku, jadi ini sebab kamu putus dengan Yeri? karena ia punya penyakit serius? jawab jujur Jae."

Jaehyun menatap sendu kekasihnya, sedangkan kekasihnya sudah tidak beraturan lagi air matanya yang keluar dari kedua bola matanya yang bulat.

Dan seperti dugaannya, Jaehyun mengangguk.

Taeyong semakin dibuat terisak oleh jawaban dari kekasihnya, kenapa? kenapa Jaehyun jahat?.

Sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi, Taeyong melepaskan genggamannya dan mencoba keluar dari dalam mobil Jaehyun.

Cukup, ini sudah cukup membuktikan bahwa ia memang harus benar-benar berakhir dengan Jaehyun.

"Aku pergi, kita selesai."

Ucapan terakhir yang Taeyong lontarkan ke Jaehyun sebelum keluar dari dalam mobilnya.

TBC

hufff, chapter ini cukup menguras tenaga dan emosi teman-teman, maaf jika gak sesuai ekspetasi kalian dan maaf juga bila banyak typo atau bahasa yang aneh, karena aku garap ini bener bener ngebut dan lgsg publish jadi maaf dehh ya kalo hasilnya ga bagus😭🙏.

OHYA UNTUK PENENTUAN ENDNYA, MAU KU BUAT SAD END ATAU HAPPY END?

udah itu aja, terimakasih teman-teman yang sudah mau menunggu cerita ini sampai berabad -abad, love u🫶🏻

My Gus Is Dilapidate | JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang