Yang mau Baca Duluan bisa langsung ke Karyakarsa, 11 Chapter. Link ada di bio atau kalian bisa search dengan judul yang sama. Thankyou😘
***
"Diagnosis sementara, kemungkinan putri anda membentuk kepribadian baru dalam alam bawah sadarnya sebagai upaya perlindungan diri. Dilihat dari apa yang terjadi, Nona Alexi pasti shock bertemu kembarannya sekaligus merasa bersalah hingga mengambil peran kakaknya untuk membentengi jiwanya yang terguncang. Hanya itu yang bisa kami sampaikan untuk saat ini. Terkait kondisi mental dan kemungkinan lainnya akan kami sampaikan setelah Nona Alexi sadar guna pemeriksaan lebih lanjut. Atas nama tim Dokter, kami turut prihatin atas apa yang menimpa putri anda, Nyonya dan Tuan Ximora." Begitulah penjelasan yang diberikan kepala tim Dokter yang menangani Alexi selama 3 bulan ini.
Selepas dari ruangan Dokter, Tuan Ximora a.k.a Daniel Argi Ximora hanya termenung dalam lamunan, menatap istrinya yang masih terus menangis di sisi ranjang sang putri sambil menggenggam tangannya erat, seolah sekali saja tangannya terlepas putri mereka akan menghilang.
Daniel menghembuskan napas sekian kali dalam beberapa menit. Kehabisan akal membujuk istrinya makan. Sedari tadi, wanita yang ia persunting 20 tahun lalu itu tak beranjak sedikitpun, bersikeras akan makan hanya setelah putrinya sadar, yang mana ini telah berjalan selama lebih dari 2 jam. Sementara sejak pagi wanita itu hanya meneguk segelas air.
Bukan maksud Daniel tidak menyayangi Alexi; bayi perempuan yang ia temukan 17 tahun lalu di bawah mobilnya tanpa identitas apapun kecuali seutas gelang kertas di pergelangan tangan mungilnya yang bertuliskan Alexandra. Dari sanalah obsesi Sophie, istrinya, akan anak perempuan di mulai.
Sophie tidak bisa memiliki anak karena rahimnya diangkat akibat kecelakan, sedang Daniel sendiri tak sanggup bila harus membuahi sel telur wanita lain. Beberapa kali mencoba bayi tabung, tapi tak pernah berhasil. Hingga akhirnya Daniel menyerah dan memutuskan mengadopsi seorang anak dari panti asuhan karena tak tahan melihat kesedihan istrinya yang berlarut-larut serta menghentikan niat Sophie yang ingin berpisah darinya. Daniel akan melakukan apapun demi membuat Sophie tetap tinggal di sisinya sekalipun itu berarti harus memberikan nyawanya. Sebesar itulah cinta Daniel terhadap Sophie.
Maka tak heran, saat Sophie menginginkan bayi dalam selimut merah muda di bawah mobil mereka, di saat itu pula Daniel mengurungkan niatnya mencari tahu darimana bayi itu berasal. Semua yang Daniel lakukan hanya untuk kebahagiaan Sophie.
Maka tak ayal, Sophie menempatkan dunianya dalam genggaman tangan mungil Alexi.
Daniel tidak keberatan. Selama ia bisa melihat senyuman Sophie setiap hari, keberadaan Alexi terasa setimpal.
Namun, bahagia mereka tak berlangsung selamanya. Di umur Alexi yang ke-satu, balita itu mulai sering sakit-sakitan terutama sesak napas. Dari sana baru Daniel ketahui kalau balita malang itu mengidap penyakit jantung lemah bawaan. Daniel sempat meminta Sophie untuk mengadopsi bayi lain, tapi wanita itu keras kepala. Sophie hanya mau Alexi yang menjadi putrinya, satu-satunya, bukan balita lain.
Mau tak mau, Daniel pasrah dan mulai mengambil bagian dalam kesehatan Alexi, memastikan balita itu tetap sehat agar Sophie tidak menangis setiap malam ketika Alexi kecil sakit. Mulai dari mengatur pola makan, membatasi kegiatan Alexi hingga olahraga ringan rutin tiap minggu untuk menaikkan kerja jantung. Seiring waktu berjalan, Daniel pun mencintai gadis yang selalu meminta digendong di pundaknya itu ketika di luar rumah. Alexi juga tumbuh menjadi anak yang penurut dan rendah hati. Kebaikannya itu pula yang meluluhkan ego Daniel hingga tak berbekas.
Tapi kembali lagi, hidup dan mati seseorang itu berada di tangan Tuhan. Manusia hanya bisa bekerja; berusaha, sementara yang menentukan hasilnya tetaplah sang Pencipta. Daniel bukannya pesimis, ia hanya bersikap realistis.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (Not) Protagonist
Dla nastolatków"Tidak semua iblis itu jahat. Begitu pula malaikat, belum tentu semuanya adalah penyelamat." ***** Alexandra Rania. Niat hati ingin bertemu dengan sang kembaran yang baru diketahui, justru berakhir tragis. Ara--sapaan akrabnya, memang berhasil bert...