03. Apa yang terjadi?

39 9 1
                                    

Yang mau Baca Duluan bisa langsung ke Karyakarsa. Link ada di bio atau kalian bisa search dengan judul yang sama. Thankyou😘

Note: Semua analisis kesehatan baik obat maupun pengaruh serta tindakan medis di cerita ini hanya fiksi. Jadi Mohon pengertiannya, ya.

***

Tak berselang lama setelah Ara selesai membasahi tenggorokan, Dokter bersama timnya yang berjumlah 5 orang datang manakala tombol pemanggil dari kamar Alexi ditekan. Pelakunya tak lain adalah Daniel.

"Senang melihat anda sudah bangun, Nona. Bagaimana perasaan anda saat ini?" sambut kepala tim Dokter, tersenyum ramah menerima kode dari sang Tuan untuk segera memeriksa keadaan putrinya.

Sementara itu, dua orang suster yang ikut datang sudah berpencar pada tugas masing-masing. Satu mengecek aliran selang infus-- entah apa isinya dan lainnya sedang memeriksa tensi darah Ara yang masih kesulitan bergerak. Seolah-olah semua otot dan tulangnya melunak. Bahkan untuk minum saja ia harus disuapi.

"Nona tidak perlu khawatir. Tubuh anda lemas karena pengaruh obat. Kemungkinan dalam 30 menit kemudian efeknya baru akan hilang. Saya akan kembali setelah waktu itu dan Nona bisa kembali beristirihat sekarang." Setelahnya Dokter bernametag Hariyono spesialis Jantung itu berbalik menghadap sang Tuan setelah memeriksa catatan hasil observasi Ara dari sang perawat.

"Untuk sementara ini semuanya dalam keadaan baik, Tuan. Kondisi Nona stabil. Meski begitu, seperti yang saya bilang, akan lebih baik bila Nona tidak mendengar maupun melihat sesuatu yang dapat mengejutkannya selama beberapa waktu ke depan selagi saya dan tim memantau perkembangan jantung baru Nona Alexi." paparnya rinci.

Daniel mengangguk singkat. "Kalian bisa pergi. Terimakasih, Hari."

"Tidak perlu, Tuan. Ini sudah menjadi tugas kami." Hariyono membungkuk hormat sebelum pergi menyusul tim nya yang lebih dulu keluar.

Setelahnya hanya ada celotehan Sophie yang tengah mencoba membuat putrinya mau bicara. Wanita dengan kerutan samar di sudut mata sebab terlalu lama tak perawatan tersebut seakan lupa dengan penjelasan Dokter Hari yang mengatakan kalau sang putri masih dalam pengaruh obat, belum 100% sadar. Artinya, semua usahanya itu sia-sia.

Cup.

Ara membuka mata ketika merasakan sebuah kecupan berlabuh di keningnya. Kemudian menemukan Daniel membelai surai panjangnya. "Kamu tidur lagi, ya. Papa dan Mama ada di sini jagain kamu."

Ara ingin menolak, tapi matanya justru tertutup. Hatinya berdesir menerima perlakuan tersebut. Meresapi segenap kehangatan yang tak pernah ia dapatkan dari orangtua kandungnya.

Ara sadar perlakuan manis itu ia dapatkan karena mereka mengira dirinya adalah Alexi.

Tapi apakah Ara jahat apabila berharap mendapat perlakuan yang sama dari Tuan dan Nyonya Ximora terlepas siapa dirinya sebenarnya?

Apakah boleh jika Ara menggantikan posisi Alexi sedikit lebih lama?

Tak lama, Ara pun langsung mengarungi dunia mimpi. Bermimpi mendapat sedikit keberuntungan yang dimiliki Alexi walau hanya satu hari.

Sophie bangkit dari tempatnya dan memutari ranjang menghampiri sang suami. Bersandar pada bahu Daniel tanpa mengalihkan tatapannya dari sang putri yang kembali terlelap dengan cepat. Wanita itu tersenyum tulus, untuk pertama kalinya setelah 3 bulan.

"Dia sudah 17 tahun, tapi jurus menyanyimu tidak pernah gagal," celetuknya di antara gumaman Daniel yang tengah melantunkan lagu Twinkle Twinkle Little Star sebagai pengantar tidur. Satu dari kebiasaan Alexi saat kecil dulu.

I'm (Not) ProtagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang