EQ01

82 10 0
                                    

01. OSN FISIKA

Hari Senin ini cuaca sangat terik yang pasti akan membuat murid murid berkeluh-kesah lantaran upacara yang bisa berlangsung lama jika hari secerah hati ketika melihat dia, apalagi jika kepala sekolah sudah mengumandangkan suaranya yang kecil namun pidato yang disampaikan sangat amat panjang.

Pagi-pagi pukul tujuh kurang sepuluh menit gadis yang menjabat sebagai ketua osis di sma wirabrata tengah menyiapkan dirinya untuk mengikuti olimpiade fisika antar sekolah yang sering diadakan.

Ia ditunjuk sebagai perwakilan sekolah karena nilai ujian fisika yang sempurna. Mungkin bagi sebagian orang fisika sama dengan matematika tapi tidak bagi gadis ini. 'apabila kamu mengerti konsepnya percayalah soal didepan matamu akan selesai dalam waktu singkat.'

“Elin” panggil seorang guru kepada gadis dengan name tag Belia Arselin S. “Apakah kamu sudah siap?” tanya pak handoko selaku guru fisika kelas X

Gadis tersebut berdiri “Siap pak.” jawab gadis tersebut dengan tersenyum.

“Baiklah mari berangkat sekarang.” itu bukan pak handoko tetapi ibu Mila selaku guru fisika kelas XI

Gadis itu mengangguk dan mengikuti kedua gurunya dari belakang. Mereka bertiga memasuki mobil dinas sekolah yang memang sedang menganggur saat itu.

Butuh waktu lama untuk menuju ketempat diadakannya olimpiade ini, di sela-sela waktu inilah elin memanfaatkan nya sebaik mungkin. Membolak-balik halaman buku digenggamnya, memahami maksud dar teori tersebut. Teori yang mungkin membuat beberapa orang ingin menangis.

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh lewat 10 menit, yang artinya mereka sudah menghabiskan setidaknya 20 menit perjalanan. Saat mereka sampai didepan sebuah gedung yang mulai ramai didatangi oleh beberapa perwakilan sekolah serta guru guru yang mendampingi.

Ini adalah first-time bagi elin, baru kali ini ia mengikuti sebuah olimpiade dalam hidupnya. Mereka turun dari mobil kemudian berjalan menuju koridor utama gedung milik pemerintah setempat yang akan dijadikan sebagai tempat diadakannya olimpiade ini.

Mereka bertiga berjalan dengan gadis tersebut dibelakang dan terlihat sangat fokus dengan buku di genggaman nya. Tanpa ia sadari ada sepasang mata yang mengamatinya sejak turun dari mobil. Kali ini elin menggunakan kacamatanya agar berjalan lancar.

Cantik —batin seorang yang memperhatikannya. Orang itu sudah pasti menjadi perwakilan sekolahnya untuk ajang ini. Seseorang yang dikenal sangat rapi, taat aturan dan pastinya pintar. No bukan pintar tapi cerdik menggunakan otak jeniusnya yang selalu bisa diandalkan diwaktu yang tepat.

Sudah satu setengah jam para peserta ini menghabiskan waktunya dengan soal didepannya, dan sebentar lagi waktu yang diberikan habis. Kurang lebih 30 sekolah yang mengirimkan perwakilannya kali ini.

Elin tengah fokus dengan persoalan disebuah kertas yang dipenuhi angka, rumus, seta teori yang membuatnya pusing. Tanpa diduga-duga seseorang yang duduk dibelakang nya memperhatikannya sedari tadi. Laki-laki itu sudah selesai dengan soalnya sejak setengah jam yang lalu, dimana semua murid sedang sibuk memecahkan maksud soalnya, berbeda dengan laki-laki dengan name tag Zergan Raffael G. Ini sudah selesai, otak jeniusnya bekerja sekarang.

Gadis didepannya menghembuskan nafas pelan setelah selesai dengan soal-soal ini. Dan tidak lama petugas yang mengawasi pelaksanaan olimpiade diruangan pertama ini menyuruh semuanya untuk mengumpulkan kertas jawaban dimejanya sekarang.

Cowok itu beranjak lebih dulu dan melewati meja elin dengan memberikan sebuah cobekan kertas dengan sebuah tulisan didalamnya. Gadis tersebut mengangkat sebelah alisnya, ia mengambil cobekan kertas untuk dibawa masuk ke dalam kantong almamater nya.

EquanimityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang