EQ14

11 3 1
                                    

HELLOOWWW ᕙ⁠(͡⁠°⁠‿⁠ ͡⁠°⁠)⁠ᕗ
Jangan lupa vote nya🥺
I know cerita ini memang gak nge-feel sama sekali buat gpp cuma iseng doang buat cerita ᕦ⁠(⁠ಠ⁠_⁠ಠ⁠)⁠ᕤ


14. Coklat? (pt 2)

Elin baru saja keluar dari kamar mandi. Jam istirahat sudah habis sekitar 10 menit yang lalu. Ia sendirian kesana karena untuk apa ditemani?

Tanpa diduga-duga lagi seseorang memberikannya sebatang coklat dengan pita merah dan lipatan kertas. Lagi?

"Apa?" tanya elin kepada orang itu, ia kenal karena orang tersebut menjadi salah satu anggota OSIS disekolah ini.

"Buat lo. Terimaa aja gak gue masih racun kok" lagi dan lagi elin tersenyum kikuk dan menerima coklatnya.

"Thanks" Kenan tersenyum dan mengangguk setelah itu ia meninggalkan gadis itu.

"Apa lagi ini?" ia membuka lipatan kertas.

Kamu terbuat dari Tembaga dan Tellurium ya? Soalnya wajah kamu Cu+Te

Temui aku di taman belakang sekolah.

"What? Pasti dari tadi ini anak ipa, gombalan nya astagaa"

Tapi gue kemanain nih coklat? Masa iya gue buang? Kayak gak menghargai banget-batin elin.

Gadis itu melangkahkan kakinya ke taman belakang sekolah. Ia sudah tau dimana letaknya karena ibunya guru disini jadi dia sering dibawa kesini.

Keadaan taman bgitu sepi hanya ada dirinya disana. Gadis itu celingak-celinguk mencari keberadaan seseorang yang mungkin dalang dibalik ini semua.

"Hai" sapa orang tersebut yang berada dibelakangnya.

Gadis itu berbalik badan dan "E-eh lo ngapain?" ia panik melihat Raffael berjongkok didepannya dan mengeluarkan sebuah buket bunga yang berisikan coklat batangan.

"Sorry sebelumnya kalo gue lancang. Tapi gue gak bisa menahan rasa ini sendirian Lin. Gue sakit liat lo sama cowok jadi gue mohon, biarkan gue ngejagain lo lin."

"M-maksud lo apa El?" gadis itu masih bingung akan keadaan didepannya.

"Lo mau gak jadi pacar gue?" gadis itu sama sekali tidak berkutik.

Elin menarik nafasnya "Gue minta lo berdiri el" Raffael pun mengikutinya.

"Gimana?" tanya Raffael.

"Sebelumnya gue ucapin makasih karena niat baik lo dan udah pernah nolongin gue. Tapi gue minta maaf El, gue belum bisa jawab sekarang. Sorry" gadis itu menundukkan kepalanya.

Raffael berusaha menerima kenyataan "Gak apa-apa Lin kalo lo belum bisa jawab sekarang. Tapi gue mohon jangan lama-lama ya?" gadis itu mendongak dan mengangguk.

"Maaf" lirihnya.

"Its oke" Raffael menyodorkan buket coklat yang ia pegang "Buat lo" gadis itu tersenyum kikuk dan menerimanya.

"Thanks. Jadi coklat itu dari lo?" Raffael mengangguk

"Itu kerjaan temen gue, maaf ya?" gadis itu mengangguk.

Dilain tempat ada empat orang yang tengah menguping pembicaraan mereka berdua. Disana ada trio kwek-kwek serta sang ketua.

"Anjir modelan Raffael ditolak, lah gue gimana?"

"Bukan ditolak njir tapi belum dijawab. Ya kali Raffael di tolak?"

"Serpihak rengginang mah gak diajak"

EquanimityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang