1. Good Idea!

237 27 2
                                    

Yay aja kali ya?

hahaha

Happy Reading!


"Malesin banget tahu gak sihh, masa aku gak sekelas lagi sama kamu. Padahal kan kita udah dua tahun sekelas bareng kann???"

Arin hanya mengangguk saja mendengarkan curhatan dari Naya. Sekaligus menjadi informasi untuknya juga karena dia belum sempat melihat dirinya akan berada di kelas mana untuk tahun ketiga di sekolahnya.

"Mana lagi yaa, aku sekelas sama orang-orang yang anehh gituu ...."

"Aneh gimana?"

"Yang kayak--"

"Minggirr!!"

Pembicaraan mereka terhenti saat teriakan seorang cowok yang menyuruh mereka untuk menyingkir. Jelas mereka dengan sigap mundur dari jalannya, meski tidak tahu harus menyingkir dari apa?

Mereka langsung menyadari ketika melihat bola basket melambung ke arah mereka yang syukurnya tidak jadi mengenai mereka.

Tatapan mereka langsung mengarah ke lapangan basket setelah itu. Mereka melihat cowok populer di sekolah mereka sedang berlari ke arah mereka. Sontak membuat Naya dan Arin bertatapan satu sama lain dengan mata yang terbuka lebar.

Seolah dapat mengerti satu sama lain, mereka berbicara meskipun hanya lewat mata.

'Ambil bolanya terus kasih ke dia!'

Arin menyuruh Naya untuk mengambil bola basket yang jatuh tadi untuk diberikan pada cowok yang sedang berlari ke arah mereka.

'Gak mauu'

Naya menggeleng kepalanya dengan malu-malu.

'Kok gak mauu? Kesempatan kamu inii!'

Arin yang merasa geram sendiri harus menghadapi temannya yang 'sok' malu kucing.

'Maluuu'

Naya tetap bersiteguh dengan pendiriannya.

Arin pun hanya menghela nafas kasarnya saat cowok itu yang akhirnya mengambil bola basketnya.

"Hai Arin!" sapa cowok itu setelah mengambil bola basketnya yang terjatuh di dekat mereka.

Dengan tampilan seragam sekolah yang sudah keluar semua, kancing baju yang tidak terkancing satupun memperlihatkan kaos warna putih polos.

"Hai Jake!" sapa Arin balik, lalu melirik ke arah sebelahnya tempat Naya berada.

"Kamu gak nyapa Naya juga?" pinta Arin tiba-tiba. Entah Jake atau Naya sendiri cukup bingung sejenak.

Naya yang merasa malu menarik-narik ujung lengan seragam Arin, namun Arin menepisnya dan tetap menunjukkan senyum ramah pada Jake seolah tidak ada masalah.

"Ohh? Hai Naya," sapa Jake agak canggung.

Melihatnya Arin langsung tersenyum lebar dan sesekali melirik Naya yang tersipu malu disapa oleh Jake.

"Inget Naya kan? Aku, Naya, sama kamu sekelas waktu kelas 10,"

"Ohh? Iyaa--"

"JAKEE!!"

Interaksi mereka disela oleh teriakan teman Jake yang menunggu di lapangan basket. Jake pun memberikan isyarat tangan untuk segera datang menghampiri mereka.

Love Letter Gone WrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang